Teman-Temannya Mulai Giat Olahraga, Dokter Tirta: Tak Ada Kata Terlambat untuk Mulai Gaya Hidup Sehat

Melihat orang-orang mulai memerhatikan gaya hidup sehat, Tirta Mandira Hudhi berpendapat bahwa tidak ada kata terlambat untuk mulai berolahraga.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 19 Sep 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2024, 17:00 WIB
Teman-Temannya Mulai Giat Olahraga, Dokter Tirta Mandira Hudhi: Tak Ada Kata Terlambat untuk Mulai Gaya Hidup Sehat
Teman-Temannya Mulai Giat Olahraga, Dokter Tirta Mandira Hudhi: Tak Ada Kata Terlambat untuk Mulai Gaya Hidup Sehat. Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Liputan6.com, Jakarta - Dokter influencer Tirta Mandira Hudhi mengaku senang lantaran teman-temannya mulai sadar akan pentingnya berolahraga.

Dia berkisah, kini tak sedikit teman-teman sebayanya yang membagikan momen-momen olahraga di sosial media.

“Teman-teman saya satu circle saya lihat story-story mereka tuh sudah pada jadi atlet. Tiap hari update strava, ada yang lari di Bali, besoknya lari di Jepang,” kata Tirta dalam Peluncuran Allianz Flexi Medical Plan: Asuransi Kesehatan Flexible untuk GenerAZi Flexible di Jakarta, Kamis (19/9/2024).

Melihat orang-orang mulai memerhatikan gaya hidup sehat, Tirta berpendapat bahwa tidak ada kata terlambat untuk mulai berolahraga.

“Kalau dari saya sih, saya baru menyadari bahwa tidak ada yang salah untuk olahraga di usia berapapun. Cuman penyesalannya adalah kenapa kita tidak melakukan olahraga-olahraga ini sejak muda.”

“Karena kalau kita menyukai olahraga sejak muda postur tubuh itu akan lebih proper, tapi tidak ada yang salah. Jadi, kalau baru mau memulai tapi usia 40 atau 50 ya enggak apa-apa.”

Baginya, gaya hidup sehat adalah salah satu bentuk usaha atau ikhtiar menjaga kesehatan.

Pria yang akrab disapa Cipeng menambahkan, olahraga adalah salah satu cara dia untuk mengurangi stres.

“Sebenarnya olahraga itu part of stress release-ku, kecuali kalau udah pada pamer strava itu malah lebih stres. Jadi hampir 80 persen olahragaku itu sendiri, enggak pakai komunitas,” uacapnya.

Di tengah kesibukan harian yang padat, olahraga menjadi sebuah peredam stres bagi Tirta. Dia menyadari bahwa kesehatan mental adalah hal penting. Guna menghindari masalah kesehatan mental yang lebih serius, maka hal ini perlu mendapat perhatian, katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sudah 2 Tahun Berhenti Merokok

Tirta juga bercerita soal awal mula dirinya berhenti merokok. Pria yang aktif berwirausaha ini mulai merokok pada usia remaja yakni 14 tahun. Ia telah menjadi perokok selama 17 tahun dan dua tahun belakangan sudah berhenti.

Alasan di balik berhentinya Tirta pada konsumsi rokok cukup sederhana. Menurutnya, harga rokok semakin hari semakin mahal dan setara dengan harga daging ayam.

“Saya merokok dari usia 14 dan sudah dua tahun berhenti tanpa reason (alasan) tiba-tiba berhenti aja. Simpelnya karena saya tipikal itungan alias pelit, harga rokok meningkat terus. Harga rokok itu sama saja dengan harga dada ayam satu kilo,” ujarnya.

“Kalau boneless (tanpa tulang) itu sekitar Rp35 ribu jadi kalau merokok dua bungkus sama saja kita beli boneless sekilo,” tambahnya.


Berhenti Merokok Karena Uang

Dari perhitungan itu, Tirta pun memutuskan untuk berhenti mengonsumsi produk tembakau yang dikenal dapat memicu berbagai penyakit itu.

“Ternyata saya bisa berhenti (merokok) karena uang,” ucap Tirta.

Di sisi lain, Tirta juga memiliki masalah kesehatan yakni bronkitis sehingga di samping berhenti merokok, ia juga mulai memutuskan untuk lebih rajin berolahraga. Mulai dari olahraga sepeda hingga mendaki gunung atau hiking.

Dengan tekun berolahraga dan berhenti merokok, kini usia metabolik Tirta setara dengan usia 17 tahun. Padahal kini usia aslinya 33 tahun.


Sudah Bukan Cipeng Lagi

Tirta menambahkan, dirinya merasakan perubahan yang luar biasa setelah menerapkan gaya hidup sehat selama dua tahun. Ini termasuk berhenti merokok dan rajin olahraga.

Selain menyehatkan tubuh dan membuat usia metaboliknya lebih muda, olahraga juga mengurangi derajat skoliosis yang diidapnya. Di sisi lain, kebiasaan hidup sehat juga membuat tubuhnya lebih berisi.

“Dulu disebut Cipeng tuh karena Cina kerempeng, sekarang Citot, Cina cinta otot,” pungkasnya.

Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan
Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya