Membagikan Momen Tanpa Filter, Merayakan Hari Ibu 2024 dengan Pesan Empati untuk Semua Wanita Hebat

Merayakan Hari Ibu 2024 dengan berbagi momen tanpa filter, menghargai perjalanan ibu yang penuh tantangan, dan memberikan dukungan serta empati untuk semua wanita hebat dalam proses belajar dan berkembang.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 22 Des 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 22 Des 2024, 12:00 WIB
Alika Islamadina dan Raja Siregar
Rayakan Hari Ibu 2024 dengan berbagi momen tanpa filter, menghargai keindahan dalam ketidaksempurnaan, serta memberikan empati dan dukungan untuk semua ibu yang terus belajar dan berkembang. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Hari Ibu adalah saat yang tepat untuk merayakan perjalanan penuh tantangan yang dihadapi oleh setiap ibu. Dalam kehidupan yang semakin terhubung melalui media sosial, seringkali kita disuguhkan dengan gambaran sempurna tentang kehidupan ibu dan anak.

Namun, di balik momen-momen indah yang terfilter itu, terdapat banyak sisi lain yang tidak selalu tampak. Momen-momen ini mungkin tidak sempurna, tapi memiliki makna yang dalam bagi seorang ibu dan bisa menjadi pesan empati yang sangat berharga.

Membagikan momen tanpa filter, yang menggambarkan realita dan ketidaksempurnaan, bisa membantu ibu-ibu merasa lebih terhubung satu sama lain dan memberi penghiburan bahwa mereka tidak sendirian dalam perjuangan mereka.

Penyanyi, Alika Islamadina, berbagi pandangannya tentang bagaimana momen-momen tidak terfilter itu bisa menjadi jembatan untuk menghubungkan sesama ibu. 

Ibu dari anak perempuan bernama Zulu, mengatakan,"Kadang-kadang, saya ingin berbagi bahwa meskipun di media sosial kita sering meng-curate apa yang ingin orang lihat tentang hidup kita, ada momen-momen yang sebenarnya tidak selalu indah. Misalnya, anak-anak sedang susah makan, atau hanya ingin berbagi karena saya tahu banyak ibu di luar sana yang mungkin menghadapi masalah yang sama."

Alika menegaskan bahwa meskipun ada tekanan untuk memperlihatkan gambaran hidup yang sempurna, berbagi momen-momen tanpa filter ini justru bisa membuat ibu merasa lebih terhubung dan tidak merasa sendirian dalam perjalanan mereka.

 

Psikolog: Menjadi Ibu Tidak Ada Sekolahnya

Pandangan ini sejalan dengan pendapat dari Psikolog dan Pendiri Titik Putih, Intan Erlita, M.Psi. Dia, mengatakan, unfiltered moment adalah momen yang menggambarkan hubungan spontan antara ibu dan anak, yang tak terbuat-buat dan sangat berharga.

Intan menjelaskan bahwa momen-momen tanpa filter ini tidak hanya menggambarkan kegagalan, tapi juga proses belajar yang berharga. "Ikatan emosional ini bersifat alami dan tak bisa dipaksakan," tambahnya.

Dengan berbagi momen seperti ini, ibu-ibu bukan hanya menunjukkan sisi kelemahan, tapi juga memberi pelajaran berharga tentang bagaimana mereka terus berproses menjadi lebih baik setiap hari.

Sebagai ibu, kita sering merasa terbebani oleh ekspektasi untuk selalu sempurna. Namun, Intan menyarankan agar kita lebih menekankan pada dukungan daripada kritik. "Unfiltered moment mengajarkan bahwa menjadi ibu tidak ada sekolahnya, dan melalui momen-momen ini, kita belajar dan berkembang, bukan untuk menunjukkan kesempurnaan," katanya.

Momen-momen yang tidak sempurna ini memberi ruang bagi ibu untuk merayakan setiap pencapaian kecil tanpa rasa takut dihakimi.

 

Budaya Mommy Shaming yang Sulit Dihindari

Lebih jauh lagi, berbagi momen tanpa filter ini bisa membantu mengurangi budaya 'mommy shaming' yang sering terjadi. Sebaliknya, dengan saling mendukung dan berbagi cerita, ibu-ibu dapat merasa lebih dihargai dan diberdayakan.

Seperti yang diungkapkan oleh Intan,"Tujuan berbagi adalah untuk mendorong orang lain mengambil momen terbaik dalam hidup mereka dan untuk melawan budaya mommy shaming yang sering terjadi."

Dengan cara ini, kita belajar bahwa kebersamaan dan empati jauh lebih penting daripada kesempurnaan yang tampak di media sosial.

Bukan hanya dukungan moral, tapi pengakuan juga memainkan peran penting dalam kesehatan mental seorang ibu. Tanpa pengakuan yang positif, seorang ibu bisa merasa tertekan dan bahkan mengalami masalah mental yang bisa memengaruhi kesejahteraan keluarganya.

Namun, pengakuan yang tulus, meskipun sederhana, bisa membawa dampak yang luar biasa bagi ibu, seperti yang disarankan oleh Intan.

"Pengakuan atau validasi dari orang lain sangat penting dalam psikologi manusia, selama itu masih dalam batas yang wajar," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya