Liputan6.com, Jakarta Operasi bariatrik identik dengan penurunan berat badan. Padahal, tindakan ini juga baik untuk pasien diabetes terutama yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.
“Operasi bariatrik, atau bedah penurunan berat badan, telah terbukti efektif dalam mengobati diabetes tipe 2, terutama pada individu dengan obesitas,” tulis dokter spesialis bedah – subspesialis bedah digestif RS EMC Alam Sutera, Handy Wing di laman EMC, dikutip Selasa (21/1/2025).
Handy menambahkan, prosedur ini tidak hanya membantu penurunan berat badan yang signifikan tetapi juga berperan dalam perbaikan kontrol glikemik. Dan dalam beberapa kasus, menyebabkan remisi diabetes.
Advertisement
Adapun mekanisme kerja operasi bariatrik dalam mengobati diabetes menurut Handy adalah:
Penurunan Berat Badan Signifikan
Operasi bariatrik dapat mengurangi ukuran lambung atau mengubah saluran pencernaan. Hasilnya, asupan makanan berkurang, yang mengarah pada penurunan berat badan.
“Penurunan berat badan ini meningkatkan sensitivitas insulin dan kontrol glikemik.”
Perubahan Hormonal
Operasi bariatrik memengaruhi hormon usus yang mengatur rasa lapar, kenyang, dan metabolisme glukosa, seperti peningkatan sekresi hormon incretin yang meningkatkan sekresi insulin.
Perubahan Mikrobiota Usus
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa operasi ini mengubah komposisi mikrobiota usus, yang dapat berkontribusi pada perbaikan metabolisme glukosa.
Bagaimana Efektivitas Operasi Bariatrik?
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Current Diabetes Reports melaporkan bahwa operasi bariatrik dapat menyebabkan remisi diabetes pada 33–90 persen individu satu tahun setelah operasi. Dibandingkan dengan 0–39 persen pada mereka yang menerima terapi medis konvensional.
Meskipun tingkat remisi menurun seiring waktu, tapi tetap lebih tinggi pada individu yang menjalani operasi dibandingkan dengan yang tidak.
Selain itu, studi lain yang diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine melaporkan bahwa lima tahun setelah operasi, pasien yang menjalani operasi bariatrik menunjukkan penurunan rata-rata kadar HbA1c sebesar 2,1 persen. Dibandingkan dengan 0,3 persen pada mereka yang menerima terapi medis intensif tanpa operasi.
Advertisement
Pertimbangan dan Risiko Operasi Bariatrik
Meskipun operasi bariatrik menawarkan manfaat signifikan, prosedur ini juga memiliki risiko, termasuk komplikasi bedah dan kebutuhan untuk perubahan gaya hidup jangka panjang.
Oleh karena itu, evaluasi menyeluruh oleh tim medis dan komitmen pasien untuk mengikuti rekomendasi pasca-operasi sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal.
Di Indonesia, operasi bariatrik mulai dikenal sebagai salah satu solusi untuk pengidap diabetes tipe 2 yang mengalami obesitas.
Komitmen Pasien untuk Ubah Gaya Hidup adalah Hal Penting
Menurut Kementerian Kesehatan RI, setelah menjalani operasi bariatrik, pasien harus berkomitmen untuk mengubah gaya hidup, disertai dengan kesadaran dan kedisiplinan, serta menjalani sesi konsultasi dengan ahli gizi.
“Secara keseluruhan, operasi bariatrik merupakan intervensi yang efektif untuk pengobatan diabetes tipe 2 pada individu dengan obesitas, dengan berbagai mekanisme yang berkontribusi pada perbaikan kontrol glikemik dan potensi remisi diabetes,” pungkas Handy.
Advertisement