Penyakit Hantavirus Adalah Infeksi Langka yang Bisa Mematikan, Ini Penjelasan Ahli

Penyakit hantavirus adalah infeksi langka yang bisa mematikan, ditularkan melalui tikus. Gejalanya meliputi demam, nyeri otot, dan sesak napas. Hingga kini, belum ada pengobatan spesifik untuk penyakit ini.

oleh Aditya Eka Prawira Diperbarui 08 Mar 2025, 19:00 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2025, 19:00 WIB
Tjandra Yoga Aditama
Prof. Tjandra Yoga Aditama menjelaskan bahwa penyakit hantavirus adalah infeksi langka dari tikus yang bisa mematikan. Gejalanya meliputi demam, nyeri otot, dan sesak napas, serta belum ada pengobatan spesifik.(Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Penyakit hantavirus adalah infeksi yang disebabkan oleh virus Hanta dan dapat berakibat fatal. Baru-baru ini, dunia dikejutkan dengan laporan penyebab kematian Betsy Arakawa, istri aktor Gene Hackman, yang diduga akibat infeksi virus Hanta. Kejadian ini menyoroti kembali bahaya penyakit ini dan pentingnya kewaspadaan terhadap penularannya.

Apa Itu Penyakit Hantavirus?

Menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama, Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, infeksi hantavirus pada paru-paru dikenal sebagai Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS). Penyakit ini tergolong langka tetapi memiliki tingkat kematian yang tinggi, yaitu sekitar 38-42 persen.

Manusia dapat tertular hantavirus melalui kontak dengan urine, liur, atau kotoran tikus dan mencit yang terinfeksi. Meskipun penularan bisa terjadi melalui gigitan atau cakaran tikus, metode ini jarang terjadi. Oleh karena itu, menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari paparan terhadap hewan pengerat sangat penting dalam pencegahan penyakit ini.

Promosi 1

Gejala Penyakit Hantavirus

Gejala Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS) biasanya muncul dalam rentang satu hingga delapan minggu setelah seseorang terpapar virus. Gejala awal yang sering terjadi meliputi:

  • Demam
  • Rasa lemah dan nyeri otot, terutama di bagian pinggul, punggung, dan bahu
  • Sakit kepala dan pusing
  • Menggigil
  • Gangguan pencernaan seperti nyeri perut, mual, dan muntah

Setelah 4-10 hari sejak gejala awal muncul, kondisi pasien dapat memburuk. Gejala yang lebih serius antara lain:

  1. Batuk
  2. Sesak napas
  3. Dada terasa berat dan tertekan akibat cairan yang memenuhi rongga paru

Karena tingkat keparahan penyakit ini cukup tinggi, penderita sering kali memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.

Apakah Ada Pengobatan untuk Hantavirus?

Hingga saat ini, belum ada pengobatan spesifik yang dapat menyembuhkan hantavirus. Penanganan yang tersedia bersifat terapi suportif, seperti menjaga keseimbangan cairan tubuh (hidrasi), memberikan oksigen, serta menangani gejala yang muncul sesuai kondisi pasien. Oleh karena itu, pencegahan menjadi langkah terbaik dalam menghindari infeksi ini.

Bagaimana Situasi Hantavirus di Indonesia?

Menurut data resmi Kementerian Kesehatan melalui laman Infeksi Emerging, situasi persebaran hantavirus di Indonesia belum banyak diketahui, baik pada hewan maupun manusia. Namun, beberapa penelitian mengonfirmasi adanya infeksi hantavirus dan virus Seoul di Indonesia.

Penelitian Riset Khusus Vektor dan Reservoir (Rikhus Vektora) yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) tahun 2015-2018 menemukan bahwa infeksi hantavirus pada rodensia tersebar di berbagai tipe habitat, termasuk pemukiman, lahan pertanian, dan hutan. Hal ini menunjukkan bahwa virus ini berpotensi ada di Indonesia dan perlu mendapat perhatian lebih dari sistem surveilans kesehatan nasional.

Langkah Pencegahan Penyakit Hantavirus

Mengingat belum adanya pengobatan spesifik untuk hantavirus, langkah pencegahan menjadi sangat penting. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan hantavirus antara lain:

  1. Menjaga kebersihan lingkungan, terutama rumah dan tempat penyimpanan makanan, agar tidak menjadi sarang tikus.
  2. Menggunakan pelindung seperti masker dan sarung tangan saat membersihkan area yang berpotensi terkontaminasi urine atau kotoran tikus.
  3. Menghindari kontak langsung dengan tikus dan mencit, termasuk tidak menyentuh bangkai hewan pengerat tanpa perlindungan.
  4. Menutup celah atau lubang pada rumah untuk mencegah tikus masuk dan berkembang biak.
  5. Menyimpan makanan dan minuman dalam wadah tertutup agar tidak terkontaminasi oleh hewan pengerat.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya