Tanpa Bius Sunat pun Tak Terasa Sakit, Apa Sih Rahasianya?

Ada banyak cara agar sunat terasa biasa saja. Salah satunya dengan mengajak ngobrol pasien.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 26 Jul 2013, 16:30 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2013, 16:30 WIB
sunat130726a.jpg
Sunat sering dianggap menyakitkan. Padahal, sudah banyak cara agar sunat terasa biasa saja. Salah satunya dengan menggunakan hipnosis dari hipnoterapis. Yang terbaru adalah cukup dengan mengajak ngobrol.

Menurut Medical Doctor & Hypnotherapist yang biasa menggunakan kemampuannya untuk menyunati anak-anak, dr. Achmad Chumaidi MD CHt (IACT) EST, dulu model yang digunakannya adalah hipno tidur-tiduran biasa. Sekarang, cuma percakapan saja.

"Kalau dulu, model hipno yang tidur. Jadi, saya bilang sama pasien, 'Perhatikan satu titik atau lihat mata dokter, lihat terus, lihat terus, dan tarik napas' maka dia akan tertidur," ujar dr. Achmad, saat berbincang dengan Liputan6.com, yang ditulis Jumat (26/7/2013)

Terkadang, Achmad cuma memprovokasi pasiennya, sambil mengatakan, "Dik, tahu nggak sunat itu sakit, sakit banget. Tapi, saking sakitnya, anak-anak yang Om Dokter sunat itu malah ketawa. Bahkan, dapat bermain games. Aneh kan?," katanya.

Dari keanehan itu, lalu Acmad memasukan sebuah sugesti ke para pasiennya itu.

Achmad yang juga berprofesi sebagai dokter di Rumah Sakit Pemerintah Angkatan Darat Gatot Soebroto, menjelaskan hipnosis yang sekarang sering digunakan ada yang konvensional dan modern. Dan mengajak pasien bercakap-cakap termasuk yang modern.

"Modern ini yang pakai hipnosis percakapan, ketika pasien diprovokasi seperti itu, ada pola pikir yang berubah. Dari situ saya masukin efek sugesti," jelasnya. "Walaupun dalam keadaan sadar, itu akan masuk," tambah Achmad.

Awalnya, Achmad mengakui pasien merasakan takut. Tapi, ketika disuntik dan sunat dilakukan, pasiennya tidak merasakan apa-apa.

Achmad hanya menyayangkan, di Indonesia hipnosis atau hipnoterapi belum ada kesepakatan dari kedokteran di sini, beda sama di Amerika. "Di Amerika jadi perangkat medis. Ilmu ini pun ada mata pelajarannya, dan dipelajari di Fakultas Kedokteran," katanya.

(Adt/Mel/*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya