Nikah Itu Menyehatkan, Lho!

Meski banyak yang menunda menikah atau bahkan tidak menikah, banyak juga merasakan bahwa menikah itu menyehatkan

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 03 Sep 2013, 17:30 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2013, 17:30 WIB
pernikahan-kawin-130619b.jpg
Zaman sekarang, tidak sedikit pria atau wanita menunda atau bahkan tidak berniat melangsungkan pernikahan. Dengan berbagai alasan semua itu dijalani. Sebaliknya, mereka yang berusaha menjalani hidup perkawinan dengan serius merasa lebih sehat dan lebih bahagia.

Hal itu setidaknya dikuatkan oleh sebuah studi di Australia. Australian Unity Wellbeing Index 2008, seperti dikutip GoodHealth, menunjukkan bahwa mereka yang menikah memiliki tingkat kesejahteraan paling tinggi.

Dalam studi disebutkan, indeks kesejahteraan pribadi orang yang sudah menikah adalah 77,3. Bandingkan dengan mereka yang tidak pernah menikah, indeksnya 71,5, sementara yang bercerai indeksnya hanya 68,3.

Selain soal indeks kesejahteraan yang terbilang tinggi, para ahli melihat hal lain dalam studi ini. Mereka yang berada di usia pertengahan dan tidak memiliki pasangan ternyata rentan dengan tingkat kesejahteraan yang rendah.  

Menurut Anne Hollonds, chief executive dari Relationships Australia NSW, pernikahan, secara emosional dan simbolis, tetap berarti bagi banyak orang.

“Membangun kehidupan bersama, membentuk unit keluarga, dan merasa dimengerti oleh pasangan menjadi alasan kuat mengapa pernikahan baik untuk Anda,” katanya.

pasangan-bicara-130826b-g.jpg

Kerjasama kedua belah pihak

Untuk mendapat pernikahan yang baik tentu saja diperlukan kerja sama dan penyesuaian di antara kedua belah pihak. Mereka pun diharapkan melakukan sesuatu guna mendapatkan pernikahan yang baik itu.

Kata Hollonds, tidak ada seorang pun bisa hidup dengan seseorang untuk waktu lama tanpa melakukan penyesuaian terhadap ekspektasi mereka dan belajar untuk kompromi atasnya. Jadi, jika Anda merasa bahwa yang diperoleh bersama adalah cukup baik dan Anda bisa menjalani kehidupan yang diinginkan bersama pasangan, berarti dapat dikatakan Anda bahagia.

Namun, bukan berarti mereka yang berbahagia memiliki hubungan yang sempurna. Masalahnya, mereka akan berusaha keras mengelola situasi di mana mereka berada, terutama dalam lingkungannya.

Kebahagiaan lain yang diperoleh pasangan menikah adalah soal hubungan seks. Mereka yang menikah lebih bahagia karena melakukan hubungan seks 30 persen lebih sering dibandingkan dengan yang tidak menikah. Dan mereka menikmati kehidupan seks yang lebih baik.

“Hubungan seks yang baik membutuhkan komunikasi. Hal ini bisa terjadi bila Anda benar-benar mengetahui keinginan dan gairah pasangan, serta merasa aman untuk mengeksplorasi dan belajar bersama. Selain itu, berhubungan seks menjadi cara pereda stres yang sangat baik,” papar Karen Morris, chief executive dari Interrelate Family Centres.

seks-dilapangan-130829b-t.jpg


Tak hanya soal seks

Sebenarnya menikah tidak melulu terkait soal seks. Ada hal lain yang juga membuat pasangan menikah lebih sehat.
“Pasangan menikah mengalami perasaan aman dan kebersamaan yang lebih besar. Rasa kesepian mereka juga lebih sedikit,” ujar Morris.
 
Di sisi lain, pasangan yang menikah melihat perkawinan sebagai sebuah peran untuk merawat dan mendukung satu sama lain secara emosional dan fisik. Mereka lebih cenderung mendorong satu sama lain untuk hidup sehat dan tentu saja “memaksa” menemui dokter saat pasangan sakit.

Yang tak kalah penting, seringkali mereka juga berbagi minat dan hobi yang sama. Ini artinya, mereka menjaga pikiran dan tubuhnya tetap aktif. So, let’s get married.

g120827-married.jpg

Kegunaan lain

Family Dynamics Institute menyebutkan sejumlah manfaat kesehatan lain bagi pria dan wanita yang berada dalam pernikahan yang sehat.

* Bagi wanita

Hubungan yang lebih memuaskan.
Lebih sehat secara emosional.
Lebih sejahtera.
Sedikit sekali yang menjadi korban kekerasan dosmetik.
Cenderung tidak mencoba upaya bunuh diri.
Menurunkan risiko penyalahgunaan obat dan alkohol.
Memiliki hubungan yang lebih baik dengan anak-anak.

* Bagi pria

Hidup lebih lama.
Lebih sejahtera.
Peningkatan stabilitas dalam pekerjaan.
Lebih sehat secara emosional.
Upah lebih tinggi.
Turunnya risiko untuk penyalahgunaan obat dan alkohol.
Memiliki hubungan yang lebih baik dengan anak-anak.
Lebih puas soal hubungan seksual.
Sangat jarang melakukan tindakan kekerasan.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya