Rokok bukanlah barang baru bagi mantan pengamen cilik yang sekarang sudah tenar se-Asia Tenggara. Saat hidup di jalanan, bocah 12 tahun ini juga sudah mulai mengisap barang beracun ini. Dan pernah merasa sulit lepas seperti orang di penjara.
Namun kebiasaan di jalan ini sudah mulai ditinggalkannya demi kesehatan sejak satu tahun lalu.
"Sudah tidak merokok lagi sekarang, biar makin sehat. Kalau dulu awalnya coba-coba terus jadi seperti kecanduan deh," kata bocah kelahiran Pemalang, 18 September 2001 ini.
Menjadi seorang pengamen dari usia 4 tahun dilakoninya demi mencari pemasukan untuknya makan.
"Ya uang hasil ngamennya untuk makan, karena mau gimana lagi selain karena suka menyanyi ya untuk mendapatkan uang makan," ujar Tegar saat ditemui tim Liputan6.com di apartemennya di bilangan Grogol, Jakarta Barat seperti ditulis Minggu (12/1/2014).
Anak dari pasangan Usup Supardi dan Ratna Dwi Sasi ini mengaku paling sulit menghilangkan kebiasaan merokoknya.
"Paling sulit karena dulu kan sering tapi Tegar berusaha dan sekarang Alhamdulillah sudah tidak lagi," kata bocah yang gemar motor cross ini.
Menurut sang manajer pribadi, Alfas, menghilangkan kebiasaan merokok dari bocah kelahiran Subang ini terbilang susah-susah gampang.
"Awalnya sulit sekali. Dia masih suka sembunyi-sembunyi. Dikasih uang Rp 2.000 buat jajan tapi malah dibelikan rokok. Itu pun belinya jauh dari tempat tinggal. Namun saya tetap bilang lagi kalau itu tidak baik. Susah-susah gampang sih yang penting harus sabar waktu itu," tutur Alfas.
Saat itu sepertinya Tegar tidak kehabisan akal untuk mencari rokok. Setelah tidak diberi uang jajan, Tegar rela mengamen demi rokok.
"Nah habis dikasih uang jajan dia kan masih suka beli rokok, kemudian saya hentikan uang jajannya hanya langsung memberikan makanan eh dia malah ngamen lagi buat beli rokok. Ampun, tapi Alhamdulillah sekarang sudah berhenti. Dia sudah tahu bahayanya untuk kesehatan," tambah Alfas.
Menurut Tegar, saat keinginan merokok muncul, dia langsung mencari kesibukan agar lupa dengan keinginan itu.
"Ya kalau sudah ingin merokok langsung main atau ngapain cari kegiatan saja. Dibawa enjoy saja," katanya dengan suara melayu ciri khasnya.
Menurut Alfas, sekarang jadwal kegiatannya mulai padat sehingga bisa benar-benar menghentikan kebiasaan merokoknya itu.
"Belum lama lagi dia main film, dan jadwal nyanyi pun sudah padat sekali. Karena sibuknya ya sekaligus membantu dia berhenti merokok," kata Alfas.
Saat ini Tegar lebih senang menjaga kesehatannya dengan mengonsumsi buah dan minum air putih. "Kesukaannya jus wortel dan air putih. Kalau buah selalu disiapkan dan dia juga suka rutin mengonsumsinya," kata Manager Tegar yang lain, Wawan.
Alfas menambahkan rokok tidak membuatnya seperti sakaw jadi tidak membutuhkan usaha terlalu keras untuk menghentikan kebiasaan itu.
"Untungnya di jalan dia hanya terbiasa merokok tidak yang aneh-aneh seperti narkoba. Rokok kan tidak bikin sakaw jadi membuatnya berhenti cukup diberi tahu dengan pendekatan saja. Belum periksa ke dokter kondisi paru-parunya karena sejauh ini kesehatannya tidak ada masalah," tutur Alfas.
(Mia/Abd)
Namun kebiasaan di jalan ini sudah mulai ditinggalkannya demi kesehatan sejak satu tahun lalu.
"Sudah tidak merokok lagi sekarang, biar makin sehat. Kalau dulu awalnya coba-coba terus jadi seperti kecanduan deh," kata bocah kelahiran Pemalang, 18 September 2001 ini.
Menjadi seorang pengamen dari usia 4 tahun dilakoninya demi mencari pemasukan untuknya makan.
"Ya uang hasil ngamennya untuk makan, karena mau gimana lagi selain karena suka menyanyi ya untuk mendapatkan uang makan," ujar Tegar saat ditemui tim Liputan6.com di apartemennya di bilangan Grogol, Jakarta Barat seperti ditulis Minggu (12/1/2014).
Anak dari pasangan Usup Supardi dan Ratna Dwi Sasi ini mengaku paling sulit menghilangkan kebiasaan merokoknya.
"Paling sulit karena dulu kan sering tapi Tegar berusaha dan sekarang Alhamdulillah sudah tidak lagi," kata bocah yang gemar motor cross ini.
Menurut sang manajer pribadi, Alfas, menghilangkan kebiasaan merokok dari bocah kelahiran Subang ini terbilang susah-susah gampang.
"Awalnya sulit sekali. Dia masih suka sembunyi-sembunyi. Dikasih uang Rp 2.000 buat jajan tapi malah dibelikan rokok. Itu pun belinya jauh dari tempat tinggal. Namun saya tetap bilang lagi kalau itu tidak baik. Susah-susah gampang sih yang penting harus sabar waktu itu," tutur Alfas.
Saat itu sepertinya Tegar tidak kehabisan akal untuk mencari rokok. Setelah tidak diberi uang jajan, Tegar rela mengamen demi rokok.
"Nah habis dikasih uang jajan dia kan masih suka beli rokok, kemudian saya hentikan uang jajannya hanya langsung memberikan makanan eh dia malah ngamen lagi buat beli rokok. Ampun, tapi Alhamdulillah sekarang sudah berhenti. Dia sudah tahu bahayanya untuk kesehatan," tambah Alfas.
Menurut Tegar, saat keinginan merokok muncul, dia langsung mencari kesibukan agar lupa dengan keinginan itu.
"Ya kalau sudah ingin merokok langsung main atau ngapain cari kegiatan saja. Dibawa enjoy saja," katanya dengan suara melayu ciri khasnya.
Menurut Alfas, sekarang jadwal kegiatannya mulai padat sehingga bisa benar-benar menghentikan kebiasaan merokoknya itu.
"Belum lama lagi dia main film, dan jadwal nyanyi pun sudah padat sekali. Karena sibuknya ya sekaligus membantu dia berhenti merokok," kata Alfas.
Saat ini Tegar lebih senang menjaga kesehatannya dengan mengonsumsi buah dan minum air putih. "Kesukaannya jus wortel dan air putih. Kalau buah selalu disiapkan dan dia juga suka rutin mengonsumsinya," kata Manager Tegar yang lain, Wawan.
Alfas menambahkan rokok tidak membuatnya seperti sakaw jadi tidak membutuhkan usaha terlalu keras untuk menghentikan kebiasaan itu.
"Untungnya di jalan dia hanya terbiasa merokok tidak yang aneh-aneh seperti narkoba. Rokok kan tidak bikin sakaw jadi membuatnya berhenti cukup diberi tahu dengan pendekatan saja. Belum periksa ke dokter kondisi paru-parunya karena sejauh ini kesehatannya tidak ada masalah," tutur Alfas.
(Mia/Abd)