Ragam Penyakit Serang Para Korban Banjir

Di beberapa tempat pengungsian, korban banjir mulai mengeluh sakit. DAri gatal-gatal sampai demam mulai dirasakan. Persediaan obat menipis

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 24 Jan 2014, 17:15 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2014, 17:15 WIB
ragam-penyakit140123b.jpg
Korban bencana banjir bandang Manado, Sulawesi Utara yang berada di pengungsian, mengaku mulai terkena penyakit kulit, infeksi pernafasan atas, diare dan demam.

"Sejak tiga hari lalu, anak saya demam karena makanannya tidak beraturan dan masuk angin," kata warga Kampung Ternate, Singkil bernama Muna Kanine (28), di Manado seperti dikutip dari Antara, Jumat (24/1/2014).

Muna mengatakan, meskipun tidak parah tetapi anaknya mengalami demam dan batuk-batuk sehingga mengkhawatirkannya karena mereka tidak berada di rumah sendiri, dan sementara ini mengungsi di rumah saudara di Malalayang.

Ia menjelaskan, sudah membawa anaknya ke posko kesehatan dan berharap kiranya kondisinya segera pulih, karena sekarang kondisi mereka tidak menentu sehingga ia merasa sangat khawatir.

Keluhan juga disampaikan oleh salah seorang warga Perkamil kecamatan Paal Dua bernama Nona yang mengatakan anaknya kena diare, sebab makan tidak terakhir dan harus tidur di lantai.

"Kondisi ini memang sungguh-sungguh membuat kami tertekan, sudah hidup di pengungsian anak juga harus sakit, untung ada posko kesehatan sehingga tetap dapat pelayanan," katanya.

Wakil Wali Kota Harley Mangindaan mengatakan, keadaan tersebut memang tidak diinginkan siapapun, namun ia meminta warga yang sakit agar segera menuju ke posko-posko kesehatan yang dibuka baik oleh TNI maupun pemerintah sehingga dapat berobat.

Menurut Harley, di posko masyarakat tetap dilayani gratis, mulai dari pemeriksaan sampai obat sebab itu tidak perlu khawatir akan dimintai bayaran, karena semuanya disediakan tanpa biaya.

"Saya juga mengingatkan para petugas kesehatan terutama dari Pemerintah Manado, supaya tetap ramah melayani masyarakat korban bencana, meskipun banyak yang datang harus diterima dengan hati yang luas," katanya.

Bencana yang terjadi di Manado menimbulkan korban yang tidak sedikit, mulai dari rumah yang hancur sebanyak 64 unit, hanyut 621, bangunan 53 rumah ibadah dan 281 sekolah rusak, korban tewas enam orang dan 86 ribu hidup dalam pengungsian.

banjir-tebet140123b.jpg

ISPA Serang korban banjir di Lampung
Sementara korban banjir di Kecamatan Rawa Pitu, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung mulai terserang batuk, flu, ISPA, darah tinggi selain gatal-gatal.

Koordinator Tim Disaster Emergency and Relief Management (DERM) lembaga kemanusiaa Aksi Cepat Tanggap (ACT) Lampung, Sandi mengatakan penyakit darah tinggi banyak diderita orang tua, sementara anak-anak banyak mengalami batuk dan flu.

"Khawatir akan lebih banyak yang terserang penyakit. Diprakirakan air surut tiga hingga empat bulan, sementara persediaan obat-obatan semakin berkurang," ujarnya.

Lebih lagi, terdapat bayi yang berumur 10 hari yang menjadi korban banjir di wilayah tersebut.

Kondisi di daerah tersebut, lanjut Sandi, sangat memprihatinkan, ratusan tenda pengungsi berdiri di bibir tanggul. Rumah serta masjid turut terendam banjir.

Kondisi tersebut, menurut Sandi, diperparah dengan tidak ada penerangan. Listrik hingga saat ini masih mati dan sinyal pun sulit dijangkau.

"Sekedar untuk keperluan buang air kecil saja sulit, terpaksa kami harus menumpang ke MCK di Kantor Polres setempat yang cukup jauh dari Posko ACT," ujar Sandi.

Dia mengatakan perlu ada kolaborasi antara rumah sakit dan tim relawan dalam situasi seperti itu.

Seorang relawan dokter dari Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Ushal Umaimi mengatakan rata-rata penyakit yang menimpa korban banjir merupakan penyakit khas banjir diantaranya gatal-gatal, kram, pegal-pegal, hingga kutu air.

"Korban banjir kebanyakan terserang gatal-gatal, kutu air, dan penyakit kulit lainnya," kata Ushal.

banjir-menguntungkan-hotel-140123b.jpg

Korban di Tangerang juga demam dan flu
Penyakit dan gangguan yang sama dialami sejumlah korban banjir di Kota Tangerang, Banten, mulai terserang penyakit seperti gatal-gatal, demam dan flu, kata petugas Puskesmas Gembor, Nurul di Tangerang.

Warga korban banjir di Perumahan Total Persada, menurut Nurul sudah banyak yang meminta obat, sebagian besar obat terkait sakit yang diderita seperti gatal-gatal, demam dan flu.

"Namun, tidak ada korban yang harus dirujuk ke rumah sakit," kata Nurul.

Warga korban banjir, lanjut Nurul, memang diberikan fasilitas gratis dan pelayanan selama 24 jam oleh Pemkot Tangerang melalui puskesmas.

Stok obat dan pelayanan selama 24 jam, diberikan gratis bagi warga korban banjir. Begitu juga dengan tenaga medis yang siaga setiap saat. "Disini buka 24 jam dan petugas medis pun selalu siaga," tukasnya.

Hal serupa juga dialami oleh korban banjir di Perumahan Ciledug Indah. Warga menderita penyakit infeksi saluran pernafasan (ispa), gatal-gatal, pusing, dan diare.

"Biasanya yang terkena penyakit yakni anak-anak dan lansia sebab tidak kuat dengan kondisi hujan yang terus menerus," kata petugas Puskesmas Pedurenan, Dasima.

Oleh karena itu, sejumlah petugas biasanya melakukan pemeriksaan ke puskesmas untuk memastikan kondisi kesehatan korban banjir.

"Petugas akan melakukan pengecekan secara berkala kepada korban banjir. Stok obat pun selalu tersedia," katanya.

Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah menuturkan, selain melakukan pemantauan terhadap ketinggian air dan pasokan makanan, kesehatan warga pun menjadi perhatian.

"Puskesmas yang berada di lokasi banjir untuk buka 24 jam. Dinas Kesehatan pun akan memberikan stok obat-obatan," ujarnya.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya