Meskipun masih kontroversial, tapi banyak ilmuwan percaya kalau alkohol dapat memicu reaksi dalam tubuh yang membuat kulit lebih rentan terhadap kanker. Menurut peneliti, ini karena senyawa ethanol pada alkohol yang diubah menjadi asetaldehida dalam tubuh dapat membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar UV yang berbahaya.
Seperti dikutip laman BBC, Rabu (29/1/2014) Sarah Williams dari Cancer Research UK mengungkapkan bahwa dari 16 studi yang berbeda, ditemukan risiko kanker kulit yang meningkat akibat asupan alkohol.
"Mereka yang minum 50g etanol setiap hari (setara dengan 4 gelas bir), 55 persen lebih berisiko kanker kulit paling mematikan yang disebut melanoma dibandingkan dengan bukan peminum atau yang hanya minum sedikit alkohol," jelas Sarah.
Sementara itu, seorang penulis studi yang berasal dari University of Milan, Dr Eva Negri mengatakan, minum alkohol dapat mengubah kemampuan untuk menghasilkan respon imun normal.
"Tidak peduli alkohol terkait dengan kanker kulit, bila alasannya karena musim dingin yang melanda mungkin masih ide yang baik untuk membatasi jumlah alkohol yang Anda minum. Tapi yang jelas, alkohol terkait dengan tujuh jenis kanker yang berbeda," tegas Eva.
(Fit/Abd)
Seperti dikutip laman BBC, Rabu (29/1/2014) Sarah Williams dari Cancer Research UK mengungkapkan bahwa dari 16 studi yang berbeda, ditemukan risiko kanker kulit yang meningkat akibat asupan alkohol.
"Mereka yang minum 50g etanol setiap hari (setara dengan 4 gelas bir), 55 persen lebih berisiko kanker kulit paling mematikan yang disebut melanoma dibandingkan dengan bukan peminum atau yang hanya minum sedikit alkohol," jelas Sarah.
Sementara itu, seorang penulis studi yang berasal dari University of Milan, Dr Eva Negri mengatakan, minum alkohol dapat mengubah kemampuan untuk menghasilkan respon imun normal.
"Tidak peduli alkohol terkait dengan kanker kulit, bila alasannya karena musim dingin yang melanda mungkin masih ide yang baik untuk membatasi jumlah alkohol yang Anda minum. Tapi yang jelas, alkohol terkait dengan tujuh jenis kanker yang berbeda," tegas Eva.
(Fit/Abd)