7 Ciri-Ciri Drama, Lengkap Jenis, Struktur, dan Pementasannya

Ciri-ciri drama nampak pada proses, tujuan pembuatan, dan pementasan.

oleh Laudia Tysara diperbarui 11 Nov 2020, 17:30 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2020, 17:30 WIB
Ilustrasi panggung | Monica Silvestre dari Pexels
Ilustrasi panggung | Monica Silvestre dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta Mengetahui ciri-ciri drama akan memudahkanmu membedakannya dengan berbagai macam karya sastra. Drama memiliki ciri-ciri khas yang unik dan menarik.

Ciri-ciri drama nampak pada proses, tujuan pembuatan, dan eksekusi pementasan. Satu hal yang membedakan drama dulu dan sekarang ada pada model pembuatannya.

Model pembuatan drama yang sekarang lebih banyak mengadopsi prosa baru. Ciri-ciri drama yang satu ini sudah melekat sekali dan berhasil mencuri perhatian penonton di seluruh dunia.

Tak heran jika saat ini pementasan drama semakin bervariasi. Jika dulu harus dengan panggung dan dekorasi satu malam, kini drama mulai dipertontonkan di banyak platform media.

Berikut Liputan6.com ulas ciri-ciri drama, jenis, struktur, dan pementasannya dari berbagai sumber, Rabu (11/11/2020).

Drama

Cerita Fiksi
Ilustrasi Membaca | Credit: unsplash.com/Thought

Tambojang (1981: 15)

Drama adalah cerita yang unik. Ia tidak untuk dibaca saja, tetapi untuk dipertunjukkan sebagai tontonan. Sebagai tontonan, drama adalah kesenian ephemeral, artinya bermula pada suatu malam dan berakhir pada malam yang sama.

E. R. Reaske (1966: 5)

Drama adalah sebuah karya sastra atau sebuah komposisi, dengan menggambarkan kehidupan dan aktivitas manusia dengan segala penampilan, berbagai tindakan dan dialog antara sekelompok tokoh.

Sumarjo (1984: 32)

Drama adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor.

Budianta, dkk (2002)

Drama adalah genre sastra dimana penampilan fisiknya memperlihatkan secara verbal adanya percakapan atau dialog diantara para tokoh yang ada.

Tim Matrix Media Literata

Drama adalah bentuk narasi yang menggambarkan kehidupan dan alam manusia melalui perilaku (akting) yang dipentaskan.

Seni Handayani

Drama adalah bentuk komposisi berdasarkan dua cabang seni, seni sastra dan seni pertunjukan sehingga drama dibagi menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks tertulis dan drama dipentaskan.

Wildan

Drama adalah komposisi berdasarkan beberapa cabang seni, sehingga drama dibagi menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks tertulis dan drama dipentaskan.

Ciri-Ciri Drama

Ilustrasi berdialog | Vera Arsic dari Pexels
Ilustrasi berdialog | Vera Arsic dari Pexels

Bagian dari Prosa Modern

Drama adalah karya sastra yang diadopsi dari prosa modern. Ciri-ciri drama ini menitikberatkan pada pengadopsiannya. Prosa baru membuat pengekspresian imajinasi dan ide menjadi lebih berani.

Hal ini membuat prosa dalam sebuah drama bisa lebih beragam, tak sekadar puisi seperti dalam prosa lama. Drama semakin banyak diadopsi dari karya prosa modern seperti roman, novel, cerita pendek, riwayat, dan lain sebagainya.

Boleh Berbentuk Puisi

Drama sebenarnya sudah sejak lama memiliki ciri-ciri mirip dengan puisi. Hanya saja saat ini banyak yang lebih suka mengadopsi ciri-ciri drama sebagai prosa baru dan melupakan prosa lama. Padahal, segala penyampaian, percakapan, dan pengisahannya dalam drama boleh berbentuk kiasan persis puisi.

Berdialog dan Dipertontonkan

Drama sudah seharusnya berdialog sebagai pengisahan. Menampakkan lakon dengan berbagai macam watak yang bisa dipertontonkan dengan pesan. Berdialog dan dipertontonkan merupakan ciri-ciri drama yang paling menonjol.

Ciri-Ciri Drama

Ilustrasi menonton drama | cottonbro dari Pexels
Ilustrasi menonton drama | cottonbro dari Pexels

Memiliki Pesan Moral

Drama memiliki ciri-ciri harus berdialog. Dari dialog inilah kemudian berbagai pesan moral tersampaikan. Pesan moral yang bisa diambil pelajarannya bagi penonton.

Maka dari itu pengarang drama harus pandai-pandai menyisipkan pesannya melalui dialog. Begitu juga pemainnya, harus pandai mengutarakan agar pesan moral bisa sampai dengan benar.

Memiliki Konflik

Drama harus memiliki konflik yang jelas. Ciri-ciri drama ini wajib ada dan yang menentukan kualitas dramanya. Semakin pelik konflik yang disajikan, maka semakin baik dan berkualitas drama tersebut.

Konflik drama bisa tersampaikan dengan baik jika pemain drama bisa menguasai peran dan wataknya. Hal inilah yang menjadikan penulis naskah drama dan pemain harus saling bekerja sama.

Gaya Bahasa Khas

Gaya Bahasa dalam sebuah drama yang menentukan persepsi penontonnya. Ciri-ciri drama ini pula yang akan menunjukkan sebuah masa, situasi, kondisi, dan keadaan sosial budaya cerita.

Untuk ciri-ciri drama tentang gaya bahasa, tak hanya tanggung jawab pengarang saja, melainkan juga pemeran. Pengarang yang membuat, sementara pemeran yang mewujudkannya dalam pentas yang dipertontonkan.

Unsur dan Jenis Drama

pasangan lebih dari teman
Ilustrasi drama | Image by N-Y-C from Pixabay

Unsur-Unsur Drama

1. Tema, yaitu gagasan utama atau ide pokok yang terdapat dalam cerita drama.

2. Alur, yaitu jalan cerita dari sebuah drama, mulai dari babak awal hingga babak akhir.

3. Tokoh, yaitu karakter dalam drama yang terdiri dari tokoh utama dan tokoh pembantu.

4. Watak, yaitu tingkah laku para tokoh yang ada dalam drama; watak baik (protagonis) dan watak jahat (antagonis).

5. Latar, yaitu gambaran mengenai tempat, waktu, dan situasi yang terjadi dalam drama.

6. Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan pengarang drama kepada penonton melalui cerita drama.

Jenis-Jenis Drama

1. Tragedi, yaitu drama yang mengisahkan kesedihan dari tokoh utama dalam drama. Biasanya drama berakhir dengan kisah yang menyedihkan.

2. Opera, yaitu drama yang dialognya dilakukan dengan cara bernyayi dan diiringi musik.

3. Komedi, yaitu drama yang mempertunjukkan kelucuan para tokoh atau alur cerita lucu.

4. Tragekomedi, yaitu drama yang memadukan antara tragedi dan komedi pada waktu yang sama.

5. Melodrama, yaitu drama yang dialog dan lakonnya dilakukan sambil diiringi oleh musik atau melodi.

6. Tablo, yaitu drama yang dilakukan dimana para tokoh tidak melakukan dialog, tapi mengutamakan kemampuan melakukan gerakan tanpa suara seperti pantonim.

7. Farce, yaitu drama yang mempertunjukkan berbagai hal lucu melalui tingkah para pelakon. Mirip seperti dagelan tetapi tidak sepenuhnya sama seperti dagelan.

Struktur dan Pementasan Drama

Ilustrasi adegan | Martin Lopez dari Pexels
Ilustrasi adegan | Martin Lopez dari Pexels

Struktur Drama

1. Babak atau Episode, yaitu bagian dari naskah drama yang merangkum peristiwa yang terjadi di suatu tempat dengan urutan waktu tertentu.

2. Adegan, yaitu bagian dari drama yang menunjukkan terjadinya perubahan peristiwa yang ditandai dengan terjadinya pergantian setting waktu, tempat, dan tokoh.

3. Dialog, yaitu percakapan yang dilakukan oleh dua atau beberapa tokoh dalam drama. Dialog merupakan hal utama yang membedakan drama dengan karya sastra lainnya.

4. Prolog, yaitu kata pengantar ketika akan masuk dalam sebuah drama yang memberikan gambaran umum tentang drama yang dipentaskan.

5. Epilog, yaitu bagian akhir dari sebuah drama dimana isinya menjelaskan kesimpulan, makna, dan pesan dari drama yang dipentaskan.

Pementasan Drama

1. Drama Panggung, yaitu drama yang ditampilkan sepenuhnya di atas panggung dimana para pemain tidak dapat melakukan pengulangan adegan.

2. Drama Televisi, yaitu drama yang ditampilkan di Televisi dimana para pemain dapat melakukan pengulangan adegan karena tidak ditampilkan secara langsung.

3. Drama Radio, yaitu drama yang hanya dapat didengarkan tanpa dilihat.

4. Drama Film, yaitu drama yang ditampilkan di layar lebar seperti bioskop. Drama ini dapat juga dilihat di Televis, namun setelah diputar di bioskop terlebih dahulu.

5. Drama Wayang, yaitu drama yang diperankan oleh wayang pada setiap adegannya.

6. Drama Boneka, yaitu drama yang menggunakan boneka sebagai tokoh di setiap adegannya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya