Akulturasi adalah Percampuran Kebudayaan, Kenali Proses dan Dampaknya

Akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi.

oleh Husnul Abdi diperbarui 07 Mar 2021, 13:05 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2021, 13:05 WIB
Melihat Masjid Jami Tan Kok Liong yang Memiliki Arsitektur Kelenteng
Kondisi Masjid Jami Tan Kok Liong di Kampung Bulak Rata, Cibinong, Kab Bogor, Jabar, Senin (4/5/2020). Masjid yang memiliki arsitektur seperti kelenteng tersebut dibangun pada 2005 lalu berdasarkan nama kecil sang pendiri yaitu M Ramdhan Effendi atau Anton Medan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Akulturasi adalah salah satu bagian interaksi sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini terjadi akibat interaksi sosial dalam masyarakat yang berbeda-beda suku, agama, ras, dan golongannya. Aktivitas kontak sosial antarbudaya berdampak pada munculnya proses akulturasi.

Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul saat suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing ini lambat laun diterima dan diolah tanpa menghilangkan unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.

Akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi. Singkatnya, akulturasi adalah proses adaptasi kebudayaan dengan tetap mempertahankan kebudayaan lama.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Minggu (7/3/2021) tentang akulturasi adalah.

Pengertian Akulturasi dan Contohnya

Melihat Masjid Jami Tan Kok Liong yang Memiliki Arsitektur Kelenteng
Kondisi Masjid Jami Tan Kok Liong di Kampung Bulak Rata, Cibinong, Kab Bogor, Jabar, Senin (4/5/2020). Masjid yang memiliki arsitektur seperti kelenteng tersebut dibangun pada 2005 lalu oleh M Ramdhan Effendi atau Anton Medan, saat ini kondisinya memprihatinkan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ada tiga pengertian akulturasi yang bisa kamu pahami. Hal ini bisa dilihat secara umum, antropologi, dan secara lingusitik. Secara umum, akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi.

Sementara itu, pengertiaan secara antropologi, akulturasi adalah proses masuknya pengaruh kebudayaan asing dalam suatu masyarakat, sebagian menyerap secara selektif sedikit atau banyak unsur kebudayaan asing itu, dan sebagian berusahan menolak pengaruh itu.

Secara linguistik, akulturasi adalah proses atau hasil pertemuan kebudayaan atau bahasa di antara anggota dua masyarakat bahasa, ditandai oleh peminjaman atau bilingualisme.

Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul saat suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing ini lambat laun diterima dan diolah tanpa menghilangkan unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Singkatnya, akulturasi adalah proses adaptasi kebudayaan dengan tetap mempertahankan kebudayaan lama.

Contoh akulturasi adalah seni wayang Indonesia yang merupakan perpaduan kesenian Jawa dengan cerita dari India, seperti Mahabarata. Selain itu, pemberian nama pada anak orang Indonesia juga bisa dijadikan contoh akulturasi. Nama anak Indonesia biasanya merupakan gabungan dari budaya Indonesia sendiri yang dipadukan dengan kebudayaan lain, seperti nama Arab.

Proses Akulturasi

Setiap manusia memeroleh suatu proses budaya. Proses sosialisasi dan pendidikan budaya yang ditanamkan menjadi perilaku dan kepribadian yang sudah melakat pada sistem saraf di setiap individu. Dengan proses belajar ini manusia harus berinteraksi dan berkomunikasi antar sesama, proses ini didapatkan pada setiap individu yang dinamakan enkulturasi.

Budaya dan individu memiliki hubungan dalam proses enkulturasi sehingga manusia mampu menyesuaikan diri dengan keadaan. Jika ada individu imigran atau pendatang yang masuk pada wilayah pribumi, maka imigran ini belajar menyesuaikan dan menciptakan situasi-situasi yang relevan pada masyarakat pribumi.

Pola menyesuaikan individu imigran ke wilayah masyarakat pribumi dengan adanya perubahan menyesuaikan yang baru inilah yang disebut akulturasi. Ciri khas dari budaya setempat tetap dipertahankan dan saling melengkapi dengan unsur kebudayaan asing.

Tapi dalam prosesnya, akulturasi bisa terjadi karena pemaksaan dan tentunya juga secara damai.

Akulturasi dengan Pemaksaan. Akulturasi yang dilakukan dengan cara pemaksaan contohnya seperti yang dilakukan penjajah di Indonesia, proses penyesuaian tidak bertahan lama karena akulturasi itu hilang jika penjajah pun di usir di indonesia.

Akulturasi dengan Cara Damai. Akulturasi yang dilakukan dengan cara damai mampu bertahan lama jika dibandingkan dengan cara pemaksaan. Proses penyesuaiannya sangat lama dan melekat erat dalam masyarakat. Akulturasi sendiri dapat muncul karena adanya kontak kebudayaan dari kebudayaan asing yang lambat laun diterima oleh kebudayaan setempat tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan aslinya.

Dampak Akulturasi

Lampion Imlek di Pasar Gede
Sejumah warga asyik berfoto di bawah lampion yang terpasang di kawasan Pasar Gede, Solo, Rabu (15/1).(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Pada akulturasi, sering kali terjadi perubahan dan perkembangan kebudayaan masyarakat setempat. Perubahan-perubahan tersebut dapat berdampak positif maupun negatif bagi masyarakat. Dampak-dampak akulturasi adalah sebagai berikut:

- Adisi. Adisi adalah penambahan unsur-unsur kebudayaan lama dengan unsur-unsur kebudayaan baru sehingga timbul perubahan struktural atau tidak sama sekali.

- Sinkretisme. Sinkretisme adalah perpaduan unsur-unsur kebudayaan lama dengan unsur-unsur kebudayaan baru dengan tidak meninggalkan jati diri masing-masing dan membentuk sistem kebudayaan baru.

- Substitusi. Substitusi adalah unsur-unsur kebudayaan yang telah ada atau terdahulu diganti oleh unsur-unsur kebudayaan yang baru, terutama yang dapat memenuhi fungsinya. Dalam hal ini, kemungkinan terjadi perubahan struktural sangat kecil.

- Dekulturisasi. Dekulturisasi adalah tumbuhnya unsur-unsur kebudayaan yang baru untuk memenuhi berbagai kebutuhan baru karena perubahan situasi.

- Rejeksi. Rejeksi adalah penolakan unsur-unsur perubahan yang terjadi amat cepat sehingga sebagian besar orang tidak dapat menerimanya. Hal ini dapat menimbulkan penolakan, bahkan pemberontakan atau gerakan kebangkitan.

Perbedaan Akulturasi dengan Asimilasi

Berbeda dengan akulturasi yang tetap mempertahankan kebudayaan lama, asimilasi membuat budaya asli hilang dan membentuk budaya baru. Asimilasi adalah suatu proses penggabungan dua kebudayaan berbeda menjadi suatu kebudayaan baru.

Proses asimilasi ini dapat diartikan sebagai suatu peleburan budaya dengan menghilangkan budaya asli menjadi suatu budaya baru yang lebih dominan. Perbedayaa asimiliasi dan akulturasi adalah, akulturasi tidak membutuhkan penerimaan dari luar kelompok, sedangkan asimilasi memerlukan penerimaan karena merupakan suatu budaya baru atas peleburan dari dua kebudayaan lama.

Selain itu, asimilasi juga membutuhkan orientasi positif terhadap luar kelompok. Secara lebih lanjut, juga membutuhkan adanya identifikasi dengan kelompok luar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya