Hindari Penyebaran COVID-19, Sunmor UGM Masih Belum Dibuka

UGM masih belum membuka aktivitas sunmor.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 30 Mei 2021, 13:15 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2021, 13:15 WIB
ilustrasi sunmor
ilustrasi sunmor (sumber: freepik)

Liputan6.com, Yogyakarta Sejak menyebarnya pandemi Covid-19 sejak 2020 lalu, aktivitas pasar minggu atau sunday morning (sumor) di kawasan kampus UGM Yogyakarta ditiadakan. Hingga kini sumor masih belum dibuka untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Penutupan sunmor menjadi pertimbangan UGM untuk mencegah penyebaran dan membantu penurunan kasus Covid-19 di Yogyakarta. Kebijakan tersebut diambil mengingat kondisi penyebaran Covid-19 yang masih cukup tinggi di wilayah Sleman.

"Memperhatikan kasus penularan Covid-19 yang masih terus terjadi maka demi keamanan dan keselamatan bersama maka untuk saat ini aktivitas jual beli di Sunday Morning belum diizinkan untuk dibuka kembali," ujar Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM, Dr. Iva Ariani dalam keterangan tertulisnya, Jumat (28/5).


Tanggapi permohonan pedagang

Menurut Sekdir Direktorat Aset UGM, Edi Prasetyo, S.T., M.Eng., kebijakan ini disampaikan sekaligus menanggapi surat yang dilayangkan oleh Perkumpulan Pedagang Sunday Morning tanggal 20 Mei 2021. Dalam surat tersebut disampaikan permohonan untuk mengaktifkan kembali Sunmor pada tanggal 23 Mei dan atau 30 Mei 2021 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang berlaku.

Merespons permohonan tersebut, UGM telah menyampaikan surat balasan tertanggal 25 Mei 2021. Melalalui surat tersebut UGM belum memberikan izin pembukaan kembali Sunmor karena laju penyebaran Covid-19 di Sleman masih tinggi.

"Harapannya keputusan ini bisa dimaklumi dan diterima oleh para pedagang di Sunmor sebagai bentuk pencegahan penyebaran virus corona yang berpeluang terjadi melalui kerumunan saat aktivitas jual beli di Sunmor," jelasa Edi.


Pasar jadi salah satu tempat berisiko

Ilustrasi pasar basah
Ilustrasi pasar basah. (Liputan6/Pixabay)

Pasar merupakan salah satu tempat yang cukup berisiko menyebarkan virus corona. Adanya kerumunan karena aktivitas jual beli di dalamnya, menjadi faktor risiko besar dari penularan virus ini.

Terlebih, kini kawarasan Sleman terus mengalami kenaikan kasus COVID-19. Bahkan, Satgas Covid-19 mencatat Sleman menjadi salah satu dari tujuh kabupaten/kota di Indonesia yang hingga kini masih berzona merah. Kaster baru terus bermunculan di wilayah Sleman, termasuk klaster pasar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya