Amanah Artinya Dapat Dipercaya, Kenali Sifat Wajib Rasul Lainnya

Amanah artinya seseorang yang bisa dipercaya.

oleh Husnul Abdi diperbarui 22 Feb 2022, 14:35 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2022, 14:35 WIB
Ilustrasi Islam, Muslim
Ilustrasi Islam, Muslim. (Sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Amanah artinya dapat dipercaya. Sifat ini merupakan sifat wajib bagi seorang rasul. Sebagai orang yang menerima wahyu Allah SWT untuk disampaikan kepada manusia, rasul memiliki beberapa sifat terpuji yang patut diteladani.

Ada 4 sifat wajib bagi rasul, di antaranya adalah sidiq, amanah, fatanah, dan tablig. Siddiq artinya adalah jujur, sedangkan amanah berarti dapat dipercaya. Sementara itu fatanah artinya cerdas, dan tablig memiliki makna menyampaikan. Keempat sifat tersebut wajib dimiliki oleh para rasul. 

Amanah artinya seseorang yang bisa dipercaya. Sifat ini merupakan sifat terpuji yang harus kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai salah satu sifat wajib bagi rasul, kamu tentunya harus meneladaninya. Sifat-sifat terpuji tersebut akan membawamu kepada keberkahan.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (22/2/2022) tentang amanah artinya.

Amanah Artinya Dapat Dipercaya

ilustrasi muslim salat/freepik
ilustrasi muslim salat/freepik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), amanah artinya ada dua, yaitu dimaknai sebagai kata benda dan kata sifat. Sebagai kata benda atau nomina, amanah artinya sesuatu yang dipercayakan (dititipkan) kepada orang lain. Semantara itu, sebagai kata sifat atau adjektiva, amanah artinya dapat dipercaya (boleh dipercaya).

Ibrahim Mustafa dalam buku Ensiklopedi Al-Qur’an Kajian Kosakata yang ditulis Muhammad Quraish Shihab  terbit tahun 2007 menjelaskan amanah artinya adalah pelunasan dan titipan. Di dalam bahasa Indonesia amanah artinya dipercayakan (dititipkan).

Seperti yang disebutkan sebelumnya, amanah artinya adalah terpercaya. Sifat ini wajib dimiliki oleh rasul dalam melaksanakan tugas-tugasnya menyampaikan kebenaran. Sebagai contoh, saat kaum nabi Nuh AS mendustakan Allah, Allah pun berfirman untuk menegaskan bahwa Nuh AS merupakan orang yang terpercaya melalui QS. Asy-Syu'ara ayat 106-107:

"Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, 'Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu."

Lawan Amanah adalah Khianat

Amanah artinya dapat dipercaya, sedangkan lawannya adalah khianat. Khianat adalah sifat yang mustahil dimiliki oleh rasul, yang berarti ingkar janji. Rasul tentunya tak mungkin berkhianat pada perintah Allah SWT. Hal tersebut juga terdapat dalam firman Allah berikut ini:

"Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru; Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Quran itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)". (QS. An-Najm: 2-4).

Sifat Wajib Rasul Lainnya

Ilustrasi Islami, muslim, berdoa
Ilustrasi Islami, muslim, berdoa. (Gambar oleh mohamed Hassan dari Pixabay)

Siddiq

Amanah adalah dapat dipercaya, sedangkan siddiq berarti jujur. Seorang rasul tentunya tidak akan pernah berbohong kepada siapa pun. Bahkan kejujuran Nabi Muhammad SAW tak hanya terkenal di kalangan sahabat, tapi juga para musuh. Hal tersebut sesuai hadis yang diriwayatkan Ali RA bahwa Abu Jahal pernah berkata kepada Rasulullah SAW:

"Kami tidak menganggap engkau dusta, tapi menganggap dusta ajaran yang engkau bawa."

Fatanah

Sifat wajib rasul lainnya selain amanah adalah fatanah. Fatanah berarti cerdas. Seorang rasul adalah manusia pilihan yang memiliki kecerdasan yang tinggi. Hal ini tentunya sangat dibutuhkan dalam menjalankan tugas dari Allah SWT.

Bahkan, Rasulullah SAW menyampaikan ribuan ayat Al-Quran, menjelaskan dalam puluhan ribu hadis, menjelaskan firman-firman Allah, sehingga dituntut memiliki kemampuan berdebat dengan orang kafir dengan cara sebaik mungkin.

Oleh karena itu, wajar jika Rasulullah pun punya banyak peran semasa hidup. Beliau berperan sebagai tokoh Islam, pemimpin, pebisnis, panglima perang, hingga politisi.

Tablig

Sifat wajib rasul lainnya selain amanah adalah tablig. Rasul harus menyampaikan perintah dan larangan Allah SWT. Tak ada sesuatu yang disembunyikan Nabi Muhammad SAW, segalanya disampaikan kepada umat.

Terdapat sebuah riwayat yang diceritakan Ali bin Abi Talib ketika ditanya tentang wahyu yang tak ada dalam Al-Quran. Ali menegaskan ayat dalam Al-Quran berikut ini:

"Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir". (QS. Al-Maidah: 67)

Ali juga menegaskan dengan berkata:

"Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang disembunyikan kecuali pemahaman seseorang terhadap Al-Qur’an."

Lawan dari Sifat Wajib Rasul

Kizib

Kizib adalah lawan dari siddiq. Arti kizib adalah dusta atau bohong. Seorang rasul harus menyampaikan kebenaran dan tentunya berlaku yang benar, tidak boleh berbohong. Hal tersebut terdapat dalam Firman Allah, berikut ini:

"Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru; Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Quran itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)". (QS. An-Najm: 2-4)

Baladah

Lawan dari sifat wajib rasul fatanah adalah baladah atau al-baladah. Meski saat dipilih oleh Allah SWR, Rasulullah merupakan orang yang tak bisa membaca dan menulis, tapi beliau merupakan orang yang dianugerahi kemampuan untuk menyampaikan wahyu. Beliau juga seseorang yang adil dan bijaksana sehingga bisa menjalankan tugasnya dalam berdakwah dengan baik.

Kitman

Arti kitman atau al-kitman adalah menyembunyikan rahasia. Sebagai orang yang menyampaikan ajaran yang baik, seorang rasul tak mungkin menyembunyikan kebenaran. Bahkan, Rasulullah SAW juga benar-benar dilindungi oleh Allah SWT dari sifat tersebut. Hal ini pun dijelaskan dalam Al-Quran yang berbunyi:

"Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya)." (QS Al-A'am: 50).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya