Liputan6.com, Jakarta Cacar monyet atau yang dikenal dengan monkeypox resmi ditetapkan sebagai darurat kesehatan global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Minggu, 24 Juli 2022. Penetapan ini telah melalui berbagai pertimbangan sejak satu bulan lalu.
Penetapan tersebut telah disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers.
Baca Juga
Israel Klaim Serang Hamas di RS Kamal Adwan, Kini Fasilitas Kesehatan Utama Terakhir di Gaza Utara Tak Bisa Beroperasi
VIDEO: Detik-Detik Video Dirjen WHO Berlari di Dalam Bandara Yaman yang Dihantam Serangan Israel
VIDEO: Dirjen WHO Konfirmasi Dirinya Selamat dari Serangan Israel ke Bandara di Ibu Kota Yaman
"Saya telah memutuskan bahwa wabah cacar monyet global merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional," ujar Tedros mengutip keterangan WHO hari ini, Minggu (24/7/2022).
Advertisement
Menurut WHO, cacar monyet adalah penyakit virus yang berasal dari hewan dan biasanya ditemukan di daerah hutan hujan tropis Afrika Tengah dan Barat. Penyakit ini sudah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia.
Berikut Liputan6.com ulas mengenai sederet fakta mengenai WHO resmi tetapkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Minggu (24/7/2022).
1. WHO Telah Kumpulkan Komite Darurat Sebulan Lalu
Seperti yang telah dijelaskan bahwa WHO pada Minggu, 24 Juli 2022, resmi menetapkan cacar monyet atau monkeypox sebagai darurat kesehatan global. Penetapan ini telah melalui berbagai pertimbangan sejak sebulan lalu. Hal ini pun telah disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
"Saya telah memutuskan bahwa wabah cacar monyet global merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengutip keterangan WHO hari ini, Minggu (24/7/2022).
Menurut Tedros, sebulan yang lalu, dia mengadakan Komite Darurat di bawah Peraturan Kesehatan Internasional untuk menilai apakah wabah cacar monyet multi-negara mewakili darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.
Pada pertemuan itu, berbagai pandangan yang berbeda diungkapkan, komite memutuskan dengan konsensus bahwa wabah itu tidak mewakili keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Pada saat itu, 3.040 kasus cacar monyet telah dilaporkan ke WHO, dari 47 negara.
Namun, sejak saat itu, wabah terus berkembang dan sekarang ada lebih dari 16 ribu kasus yang dilaporkan dari 75 negara serta ada lima kematian.
"Mengingat wabah yang berkembang, saya mengumpulkan komite pada hari Kamis minggu ini untuk meninjau data terbaru dan memberi saya saran yang sesuai. Saya berterima kasih kepada komite atas pertimbangannya yang cermat terhadap bukti, dan masalah," kata Tedros.
Pada kesempatan ini, komite tidak dapat mencapai konsensus apakah wabah cacar monyet atau monkeypox tersebut merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.
Advertisement
2. Pertimbangkan 5 Elemen
Pada awalnya semua alasan yang diberikan oleh anggota komite baik berupa dukungan dan penolakan keputusan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global dituangkan dalam laporan yang diterbitkan pada Sabtu, 23 Juli 2022.
Di bawah Peraturan Kesehatan Internasional, Tedros diminta untuk mempertimbangkan lima elemen dalam memutuskan apakah suatu wabah merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Berikut penjelasan lima elemen tersebut, yakni:
Pertama, informasi yang diberikan oleh negara yang dalam hal ini menunjukkan bahwa virus ini telah menyebar dengan cepat ke banyak negara yang belum pernah melihatnya. Kedua, tiga kriteria untuk menyatakan kedaruratan kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, telah terpenuhi.
Ketiga, saran dari Komite Darurat, yang belum mencapai konsensus. Keempat, prinsip-prinsip ilmiah, bukti dan informasi relevan lainnya yang saat ini tidak cukup dan meninggalkan banyak hal yang tidak diketahui. Dan kelima, risiko terhadap kesehatan manusia, penyebaran internasional, dan potensi gangguan lalu lintas internasional.
3. Proses Penyebaran Cacar Monyet Terjadi dengan Cepat dan Kurang Dipahami
Menurut Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, saat ini dunia memiliki wabah yang telah menyebar ke seluruh dunia dengan cepat, melalui cara penularan baru, yang kurang dipahami, dan yang memenuhi kriteria dalam Peraturan Kesehatan Internasional.
“Untuk semua alasan ini, saya telah memutuskan bahwa wabah cacar monyet global merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.”
Untuk itu, Tedros telah membuat serangkaian rekomendasi untuk empat kelompok negara, yakni:
Pertama, mereka yang belum melaporkan kasus cacar monyet, atau belum melaporkan kasus lebih dari 21 hari. Kedua, mereka yang baru saja mengimpor kasus monkeypox dan mengalami penularan dari manusia ke manusia.
Ini termasuk rekomendasi untuk menerapkan respons terkoordinasi untuk menghentikan penularan dan melindungi kelompok rentan:
a. Untuk melibatkan dan melindungi masyarakat yang terkena dampak.
b. Mengintensifkan pengawasan dan upaya kesehatan masyarakat.
c. Memperkuat manajemen klinis dan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan klinik.
d. Untuk mempercepat penelitian penggunaan vaksin, terapi dan alat lainnya.
e. Dan rekomendasi perjalanan internasional.
Kelompok negara ketiga adalah negara-negara dengan penularan cacar monyet antara hewan dan manusia. Dan yang keempat adalah negara dengan kapasitas produksi untuk diagnostik, vaksin, dan terapi.
Advertisement
4. WHO Menyebut Cacar Monyet Cenderung Terkonsentrasi di Kelompok Gay
Meskipun sudah ditetapkan sebagai darurat kesehatan global yang menjadi perhatian nasional hingga internasional, WHO menyebut cacar monyet cenderung terkonsentrasi di kelompok pria yang berhubungan seksual dengan pria atau sering disebut gay.
"Saya telah memutuskan bahwa wabah cacar monyet global merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dikutip dari keterangan resmi WHO pada Minggu, 24 Juli 2022.
"Untuk saat ini wabah ini terkonsentrasi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria, terutama mereka yang memiliki banyak pasangan seksual. Artinya, ini adalah wabah yang bisa dihentikan dengan strategi yang tepat di kelompok yang tepat," Tedros menambahkan.
Oleh sebab itu, penting bahwa semua negara bekerja sama dengan komunitas laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (gay) guna merancang dan menyampaikan informasi dan layanan yang efektif. Dan, untuk mengadopsi langkah-langkah yang melindungi kesehatan, hak asasi manusia, dan martabat masyarakat yang terkena dampak.
Stigma dan diskriminasi bisa sama berbahayanya dengan virus apa pun. Selain rekomendasi WHO kepada negara-negara, Tedros juga menyerukan kepada organisasi masyarakat sipil, termasuk mereka yang berpengalaman dalam bekerja dengan orang yang hidup dengan HIV, untuk bekerja bersama WHO dalam memerangi stigma dan diskriminasi.
5. Pelacakan Kontak Tak Mudah
Dalam penetapan darurat kesehatan global yang diresmikan oleh WHO. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan bahwa dapat menghentikan penularan dan mengendalikan wabah.
“Tetapi dengan alat yang kita miliki saat ini, kita dapat menghentikan penularan dan mengendalikan wabah ini,” pungkasnya.
Benjolan yang ada seharusnya membuat infeksi mudah diidentifikasi. Karena virus menyebar melalui kontak pribadi yang dekat, para pejabat berpikir mereka dapat melacak penyebarannya dengan mewawancarai orang yang terinfeksi dan menanyakan dengan siapa mereka berhubungan intim. Namun, ternyata tidak semudah itu.
Pelacakan kontak sering dihalangi oleh pria yang terinfeksi yang mengatakan bahwa mereka tidak tahu nama semua orang yang berhubungan seks dengan mereka. Beberapa melaporkan memiliki beberapa interaksi seksual dengan orang asing.
Advertisement