Perjalanan PT Gajah Tunggal, Produsen Ban Berkualitas Asal Indonesia

Kualitas produk ban yang dihasilkan PT Gajah Tunggal bahkan tersohor hingga negara-negara lain di Asia Tenggara.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 14 Des 2022, 13:10 WIB
Diterbitkan 14 Des 2022, 13:10 WIB
GT Radial
PT Gajah Tunggal Tbk menempati booth di Pre-Function Hall 5-6A, line up produk-produk ban terbaik GT Radial ditampilkan. (ist)

Liputan6.com, Jakarta Ban menjadi kelengkapan yang sangat penting pada sebuah kendaraan. Komponen kendaraan yang terbuat dari karet dan biasanya berwarna hitam ini merupakan peranti yang menutupi velg roda. Ban berguna untuk melindungi roda dari kerusakan, mengurangi getaran yang disebabkan permukaan jalan yang tidak rata, serta memberikan kestabilan antara kendaraan dan permukaan yang dilalui oleh kendaraan.

Ban juga memiliki fungsi sebagai peningkat percepatan dan mempermudah pergerakan kendaraan. Salah satu produsen ban yang cukup terkenal dari Indonesia adalah PT Gajah Tunggal. Kualitas produk ban yang dihasilkan PT Gajah Tunggal bahkan tersohor hingga negara-negara lain di Asia Tenggara.

Selain memproduksi ban PT Gajah Tunggal  juga memproduksi barang yang berbahan dasar karet lain seperti karet sintetis, benang ban, ban dalam, dan lain-lain. Indonesia memang salah satu penghasil karet terbesar di dunia yang merupakan bahan utama pembuatan ban. Tidak heran bila banyak perusahaan ban berkualitas berasal dari Indonesia.

Berikut ulasan Liputan6.com tentang usaha PT Gajah Tunggal yang dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (14/12/2022).

Perjalanan Usaha PT Gajah Tunggal

Mudik Lebaran
Salah satu kegiatan PT Gajah Tunggal di mudik Lebaran (istimewa)

PT Gajah Tunggal atau GT memulai perjalanan usahanya pada 1951 dengan memproduksi ban mendistribusikan ban luar dan ban dalam untuk sepeda. Perusahaan ini konsisten memproduksi ban sepedah dengan kualitas yang baik, namanya mulai dikenal ke seluruh penjuru Indonesia.

Dua puluh tahun kemudian PT Gajah Tunggal mulai merambah ke ban untuk kendaraan bermotor. Perusahaan ini menandatangani kontrak kerja sama dengan Inoue Rubber Company atau IRC yang berasal dari Jepang pada 1971. Di tahun yang sama GT meluncurkan produk ban luar untuk sepeda motor.

Kualitas produk yang semakin diakui mendorong GT untuk mengembangkan jenis produknya. GT mulai memproduksi ban bias yang diperuntukan untuk kendaraan niaga pada 1981. Produk ini dibuat dengan bantuan teknik dari Yokohama Rubber Comapy dari Jepang.

Melihat kesempatan pasar yang menjanjikan, PT Gajah Tunggal merasa membutuhkan modal yang lebih besar untuk mengembangkan usahanya. GT kemudian mendaftarkan diri di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada 1990. Namanya kemudian menjadi PT Gajah Tunggal Tbk.

Benar saja setelah melantai di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya, bisnis PT Gajah Tunggal semakin berkembang. Bahkan setahun kemudian, perusahaan ini mengakuisisi PT GT Petrochem Industries, sebuah produsen kain ban dan benang nilon. GT kembali mengembangkan produknya dengan memproduksi ban radial yang diperuntukan untuk mobil dan truk ringan pada 1993.

Pencapaian PT Gajah Tunggal

GT Radial Berambisi Dongkrak Penjualan
PT Gajah Tunggal Tbk berambisi untuk mendongkrak penjualan di tahun ini.

Pada 1995, GT kembali mengakuisisi perusahaan lain yaitu PT Langgeng Baja Pratama, sebuah produsen kawat baja. Berlanjut pada tahun 1996, GT mengakuisisi PT Meshindo Alloy Wheel, produsen velg berbahan aluminium terbesar kedua di Indonesia. Sementara itu, PT GT Petrochem Industries, perusahaan pertama yang diakuisisi oleh GT, mulai memproduksi karet sintetis, etilen glikol, benang polyester, dan serat poliester. 

GT kembali menandatangani kontrak kerjasama  dengan Nokian Tyres Group, perusahaan manufaktur ban asal Finlandia, untuk memproduksi beberapa jenis ban mobil penumpang pada 2001. Ban yang diproduksi termasuk ban untuk medan bersalju yang di jual di luar Indonesia. 

Sempat terjadi restrukturisasi di dalam PT Gajah Tunggal akibat krisis moneter yang terjadi pada 1998. Namun proses restrukturisasi ini sudah mulai diselesaikan pada 2002, sehingga utang perusahaan turun lebih dari US$ 200 juta dan utang ke FRN juga dikonversi. Dua tahun kemudian GT resmi menyelesaikan proses restrukturisasi, dengan dipisahnya laporan keuangan perusahaan ini dan PT GT Petrochem Industries.

GT kemudian mengakuisisi aset Tire Cord (TC) dan Styrene Butadiene Rubber (SBR) milik PT GT Petrochem Industries di tahun yang sama. Perusahaan ini pun mendivestasi PT Langgeng Baja Pratama dan meneken perjanjian dengan Michelin, di mana perusahaan ini akan memproduksi ban bermerek Michelin untuk diekspor ke luar Indonesia.

Pada tahun 2005, perusahaan ini mendivestasi PT Meshindo Alloy Wheel. Selain itu GT juga menerbitkan dana obligasi senilai 325 juta Dolar AS. Dana hasil obligasi digunakan untuk membeli kembali sejumlah wesel bayar dan untuk membiayai ekspansi perusahaan.

PT Gajah Tunggal meluncurkan Champiro Eco, ban buatan Indonesia pertama yang ramah lingkungan. Peluncuran produk ini dihadiri oleh Mentri Perdagangan, Mari Pengestu. Setahun kemudian GT berhasil mengekspor 10 juta ban radial dan menjapai lebih dari 10 triliun hasil penjualan bersih.

Kebutuhan produksi yang meningkat mendorong GT untuk membeli sebidang tanah di Karawang pada 2012. Lahan ini kemudian dimanfaatkan sebagai silitas pengujian dan lokasi ekspansi bisnis di masa depan. 

Pada 2014, dibangun pabrik khusus untuk memproduksi ban radial truk dan bus. Pada tahun 2016, diluncurkan ban Giti TBR dan meresmikan fasilitas pengujian di Karawang. Pada tahun 2018, bersama IRC, perusahaan ini mendirikan PT IRC Gajah Tunggal Manufacturing Indonesia untuk memproduksi ban sepeda motor berperforma tinggi.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya