Liputan6.com, Jakarta - Bulan Syaban berada di antara bulan Rajab dan Ramadan, waktu yang tepat untuk memperbanyak doa Syaban. Ini bulan bagi umat muslim untuk bisa membiasakan diri menunaikan amalan-amalan saleh sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Lalu doa Syaban dibaca kapan?
Advertisement
Baca Juga
Rasulullah SAW bersabda:
"Bulan Syaban adalah bulan mulia yang dilupakan orang karena letaknya antara bulan Rajab dan bulan Ramadan."(HR Abu Dawud dan An-Nasai)
Di bulan mulia menjelang Ramadhan ini, umat muslim dianjurkan untuk membaca doa Syaban seperti memohon keteguhan iman dan memohon keberkahan. Sekaligus dianjurkan untuk mengiringi doa dengan memperbanyak dzikir atau istighfar.
Doa Syaban dibaca kapan, ada pendapat yang menyebutkan setelah membaca surat Yasin. Ada pula pendapat yang menyebutkan setelah sholat Maghrib dan membaca surat Yasin di malam kelima belas bulan Syaban, disebut malam Nisfu Syaban.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang doa Syaban dibaca kapan dan tata caranya, Selasa (14/3/2023).
Dibaca Setelah Surat Yasin
Doa Syaban dibaca kapan? Waktu membaca doa Syaban adalah pada malam hari tepatnya di malam kelima belas bulan Syaban atau bertepatan dengan malam Nisfu Syaban.
Majelis Ulama Indonesia atau MUI menjelaskan doa Syaban yang merujuk pada kitab Maslakul Akhyar oleh Mufti Betawi, Syekh Sayyid Utsman bin Yahya, dibaca menjadi selingan setelah membaca surat Yasin, tepatnya setelah sholat Maghrib.
Ini doa Syaban yang dibaca setelah surat Yasin yang dimaksudkan:
اللّٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ. اللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الكِتَابِ أَشْقِيَاءَ أَوْ مَحْرُوْمِيْنَ أَوْ مُقَتَّرِيْنَ عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللّٰهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِيْ وَحِرْمَانِيْ وَاقْتِتَارَ رِزْقِيْ، وَاكْتُبْنِيْ عِنْدَكَ سُعَدَاءَ مَرْزُوْقِيْنَ مُوَفَّقِيْنَ لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ: “يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ” وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَــالَمِيْنَ
Allāhumma yā dzal manni wa lā yumannu ‘alaika yā dzal jalāli wal ikrām, yā dzat thauli wal in‘ām, lā ilāha illā anta zhahral lājīna wa jāral mustajīrīna, wa ma’manal khā’ifīn. Allāhumma in kunta katabtanī ‘indaka fī ummil kitābi asyqiyā’a au mahrūmīna au muqattarīna ‘alayya fir rizqi, famhullāhumma fī ummil kitābi syaqāwatī, wa hirmānī waqtitāra rizqī, waktubnī ‘indaka su‘adā’a marzūqīna muwaffaqīna lil khairāt. Fa innaka qulta wa qaulukal haqq fī kitābikal munzali ‘ala lisāni nabiyyikal mursali “Yamhullāhu mā yasyā’u wa yutsbitu wa ‘indahū ummul kitāb.” Wa shallallāhu ‘alā sayyidinā Muhammadin wa ‘alā ālihī wa shahbihī wa sallama, walhamdulillāḥi rabbil ‘ālamīn.
Artinya:
“Wahai Tuhanku yang maha pemberi, Engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemilik kekayaan dan pemberi nikmat. Tiada Tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata-sementara perkataan-Mu adalah benar-di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad, keluarga, beserta sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”
Advertisement
Tata Caranya
MUI menerangkan, di malam Nisfu Syaban, surat Yasin biasanya dibaca sebanyak tiga kali dengan niat yang berbeda. Yasin pertama, dibaca dengan niat agar dipanjangkan umur dalam taat.
Yasin kedua, dengan niat agar dikaruniai rezeki yang halal dan berkah. Yasin ketiga, dengan niat agar dianugerahi kematian husnul khatimah dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Selain bacaan doa Syaban yang sudah dijelaskan di atas, MUI mengungkap ada doa yang sudah sangat biasa dibaca dalam tradisi di Indonesia atau Nusantara. Doa Syaban yang dimaksudkan, sesuai dengan keterangan as-Suyuthi, termaktub dalam Mushannaf Ibnu Abi Syaibah dan karya “ad-Dua” karangan Ibnu Abi ad-Dunya dari Sahabat Ibnu Mas’ud ra.
Ini doa Syaban yang dimaksudkan:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى اللهُمَّ إِنِّيْ اللَّهُمَّ اِنِّى أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ وَ اْلمُعَافَاةَ الدَّائِمَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَة
Allaahumma innaka 'afuwwung tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii. Allaahumma innii asalukal 'afwa wal 'aafiyata wal mu'aafaataddi imati fiddiini waddunyaa wal aakhiroh.
Artinya:
"Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Pemurah, Engkau suka memaafkan maka maafkanlah aku. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon maaf, afiyah, dan keselamatan yang terus-menerus dalam agama dan dunia serta akhirat."
Keistimewaan dari membaca doa Syaban ini menurut Ibnu Mas’ud, orang yang membaca doa ini akan senantiasa Allah luaskan rezekinya dan Allah penuhi segala kebutuhannya. (Jalaluddin as-Suyuthi, ad-Durr al-Mantsur, juz 4, hal. 661)
Ini doa Syaban menjelang Ramadhan dengan memohon keteguhan iman yang dijelaskan dalam hadis riwayat at-Tirmidzi berikut ini:
حَدَّثَنِي بِلَالُ بْنِ يَحْيَى بْنِ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَأَى الْهِلَالَ قَالَ اللَّهُمَّ أَهْلِلْهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالْإِيمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ
Dari Thalhal bin 'Ubaidullah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila melihat bulan sabit beliau mengucapkan:
“Allahumma ahlilhu 'alaina bilyumi wal aimaani wassalaamati wal islaam, rabbii wa rabbukallah. Terbitkanlah bulan tersebut kepada kami dengan berkah, iman, keselamatan serta Islam, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.”
Ini doa Syaban memohon keberkahan yang dijelaskan dalam hadis riwayat Imam Ahmad berikut ini:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَل رَجَبٌ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِي رَمَضَانَ وَكَانَ يَقُولُ لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ غَرَّاءُ وَيَوْمُهَا أَزْهَرُ
Dari Anas bin Malik, ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila memasuki bulan Rajab, maka beliau mengatakan, "Allahumma bariklana fi rajab wa Sya'ban wa bariklana fi Ramadhlan, Ya Allah, berkahilah kami di Rajab dan Sya'ban dan berkahilah kami di Ramadhan. Beliau bersabda, Malam Jumat adalah mulia dan harinya terang benderang."