Lafal adalah Cara Mengucapkan Bunyi Bahasa, Ini 20 Contohnya

Lafal adalah bunyi bahasa.

oleh Laudia Tysara diperbarui 07 Apr 2023, 11:45 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2023, 11:45 WIB
Perpustakaan Terapung Terbesar di Dunia Singgah di Irak
Pameran buku terapung itu menampilkan buku-buku sains, kedokteran, olah raga, bahasa dan buku anak-anak. (Photo by Hussein Faleh / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Lafal adalah cara seseorang mengucapkan bunyi dalam bahasa. Setiap kata atau kalimat dalam bahasa memiliki lafal yang khas yang memengaruhi artinya. Misalnya, dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab, lafal yang berbeda dapat menghasilkan arti kata yang berbeda.

Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI menegaskan hal yang serupa. Lafal adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa mengucapkan bunyi bahasa.

Bunyi bahasa seperti lafal adalah dapat memengaruhi pemahaman dan kejelasan komunikasi. Misalnya, dalam beberapa bahasa, penekanan pada suku kata atau aksen dalam lafal dapat mengubah makna kata atau kalimat sebagaimana dijelaskan sebelumnya.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang lafal dan contohnya, Jumat (7/4/2023).

Ini Bunyi Bahasa

FOTO: Wajah Baru Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta
Pengunjung membaca buku di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (27/6/2022). Setelah rampung direvitalisasi, Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta akan kembali dibuka pada Juli mendatang. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Lafal adalah suatu konsep penting dalam linguistik yang merujuk pada cara mengucapkan bunyi bahasa. Lafal melibatkan serangkaian gerakan fisik di dalam mulut, lidah, bibir, dan pita suara kita untuk menghasilkan bunyi yang dikenali sebagai kata atau suara bahasa.

Universitas Negeri Gorontalo menjelaskan lafal adalah cara seseorang atau kelompok orang untuk mengucapkan bunyi-bunyi bahasa. Ini mengapa lafal memainkan peran yang sangat penting dalam komunikasi, karena pengucapan yang benar membuatnya mudah dipahami dengan baik oleh lawan bicara.

Setiap bahasa memiliki sistem lafal yang unik, yang mencakup aturan-aturan tentang bagaimana bunyi-bunyi tertentu harus dihasilkan dan diucapkan. Selain itu, beberapa bahasa juga memiliki bunyi-bunyi khusus yang tidak ada dalam bahasa lain, dan bisa menjadi sulit bagi penutur asing untuk menguasainya.

SMP Negeri 2 Penajam Paser Utara menjelaskan bahwa bunyi atau lafal adalah dalam bahasa Indonesia, meliputi vokal, konsonan, diftong, dan gabungan konsonan. Ini seperti pembaca berita yang baik harus bisa mengucapkan kata atau kalimat dengan jelas (sesuai lafalnya).

Selain itu, Pustaka Digital Indonesia juga memaparkan bahwa ada sembilan belas sinonim kata lafal, yakni:

  1. Ucapan
  2. Sebutan
  3. Tuturan
  4. Ujaran
  5. Ucap
  6. Cakap
  7. Kata
  8. Tutur
  9. Ujar
  10. Lafaz
  11. Perkataan
  12. Bunyi
  13. Pertuturan
  14. Fonetik
  15. Intonasi
  16. Lisan
  17. Nada
  18. Suara
  19. Vokal

Penting untuk diingat bahwa lafal adalah bisa mempengaruhi arti suatu kata atau kalimat. Perbedaan lafal dapat menghasilkan makna yang berbeda. Sebagai contoh, dalam bahasa Inggris, pengucapan "read" (membaca) dan "red" (merah) memiliki perbedaan dalam lafal meskipun huruf-huruf yang digunakan sama.

Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI menegaskan hal yang serupa. Lafal adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa mengucapkan bunyi bahasa. Pelatihan lafal yang baik dapat membantu meningkatkan keterampilan berbicara seseorang dalam bahasa target, terutama bagi mereka yang belajar bahasa baru.

Contohnya

Perpustakaan Tunanetra
Penyandang tunanetra meraba huruf braille saat membaca buku di Perpustakaan Yayasan Mitra Netra, Jakarta, Selasa (3/12/2019). Perpustakaan Mitra Netra menyajikan buku-buku khusus penyandang tunanetra, seperti buku braille, buku audio digital, dan buku elektronik. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Ini contoh lafal yang dimaksudkan dan Liputan6.com lansir dari berbagai sumber:

  1. La(l)pa: Bunyi awal "l" dalam kata "lapa" diucapkan dengan lidah yang menyentuh langit-langit atas, sementara bibir dan gigi tidak bergerak.
  2. Pan(t)at: Bunyi tengah "t" dalam kata "pantat" diucapkan dengan lidah yang menekan langit-langit atas dan melepaskannya secara tiba-tiba.
  3. Ber(a)ta: Bunyi tengah "r" dalam kata "berata" diucapkan dengan ujung lidah yang bergesekan dengan langit-langit atas dan menghasilkan suara "r" yang bergema.
  4. Ka(i)lu: Bunyi awal "k" dalam kata "kailu" diucapkan dengan lidah yang menyentuh langit-langit atas, sementara bibir dan gigi tidak bergerak.
  5. Ke(m)ba: Bunyi tengah "m" dalam kata "kemba" diucapkan dengan bibir yang bertemu dan menghasilkan suara "m" yang bersuara.
  6. Tep(u)kur: Bunyi tengah "p" dalam kata "tepukur" diucapkan dengan bibir yang bertemu dan melepaskan secara tiba-tiba, menghasilkan suara "p" yang bersuara.
  7. Ber(i)ta: Bunyi awal "b" dalam kata "berita" diucapkan dengan bibir yang bertemu dan menghasilkan suara "b" yang bersuara.
  8. Ru(j)uk: Bunyi awal "r" dalam kata "rujuk" diucapkan dengan ujung lidah yang bergesekan dengan langit-langit atas dan menghasilkan suara "r" yang bergema.
  9. Ma(n)ja: Bunyi awal "n" dalam kata "manja" diucapkan dengan ujung lidah yang menekan langit-langit atas dan melepaskannya secara tiba-tiba, menghasilkan suara "n" yang bersuara.
  10. Su(k)a: Bunyi awal "s" dalam kata "suka" diucapkan dengan lidah yang menjulurkan dan melepaskan udara secara tajam melalui celah antara lidah dan langit-langit atas, menghasilkan suara "s" yang bersuara.

Lanjutannya

  1. Ter(a)p: Bunyi awal "t" dalam kata "terap" diucapkan dengan ujung lidah yang menekan langit-langit atas dan melepaskannya secara tiba-tiba.
  2. Le(l)ah: Bunyi awal "l" dalam kata "lelah" diucapkan dengan lidah yang menyentuh langit-langit atas, sementara bibir dan gigi tidak bergerak.
  3. Mi(n)to: Bunyi awal "m" dalam kata "minto" diucapkan dengan bibir yang bertemu dan menghasilkan suara "m" yang bersuara.
  4. Ja(k)a: Bunyi awal "j" dalam kata "jaka" diucapkan dengan ujung lidah yang menekan langit-langit atas dan melepaskannya secara tiba-tiba, menghasilkan suara "j" yang bersuara.
  5. Tu(t)up: Bunyi awal "t" dalam kata "tutup" diucapkan dengan ujung lidah yang menekan langit-langit atas dan melepaskannya secara tiba-tiba.
  6. Ma(r)i: Bunyi awal "r" dalam kata "mari" diucapkan dengan ujung lidah yang bergesekan dengan langit-langit atas dan menghasilkan suara "r" yang bergema.
  7. Bo(n)gkar: Bunyi awal "b" dalam kata "bongkar" diucapkan dengan bibir yang bertemu dan menghasilkan suara "b" yang bersuara.
  8. Ge(l)a: Bunyi awal "g" dalam kata "gela" diucapkan dengan lidah yang menjulurkan dan melepaskan udara secara tajam melalui celah antara lidah dan langit-langit atas, menghasilkan suara "g" yang bersuara.
  9. Ti(k)am: Bunyi awal "t" dalam kata "tikam" diucapkan dengan lidah yang menyentuh langit-langit atas, sementara bibir dan gigi tidak bergerak.
  10. Hu(s)ada: Bunyi awal "h" dalam kata "husada" diucapkan dengan suara nafas yang dikeluarkan dengan lembut melalui tenggorokan, menghasilkan suara "h" yang bersuara.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya