Liputan6.com, Jakarta Gerakan sholat yang benar wajib dipahami oleh setiap muslim. Apalagi, sholat merupakan ibadah utama bagi setiap pemeluk agama Islam. Sholat adalah tiang agama yang tak boleh ditinggalkan. Oleh karena itu, mengenali gerakannya yang benar sangat penting bagi umat Islam.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Ada dua macam sholat, sholat fardu dan sholat sunah. Sholat fardu merupakan sholat yang wajib dilaksanakan, sementara sholat sunah adalah sholat-sholat yang dianjurkan atau disunnahkan akan tetapi tidak diwajibkan. Dalam gerakan, kedua sholat ini tidak jauh berbeda.
Gerakan sholat yang benar dimulai dari berdiri untuk membaca niat hingga mengucapkan salam. Dalam sholat kamu tentu perlu memahami niat, gerakan, hingga bacaannya. Memahami gerakan sholat tentu akan membuat kamu lebih merasakan nikmatnya beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Berikut Liputan6.com rangkum dari laman resmi Kemenag dan Dream, Senin (1/5/2023) tentang gerakan sholat yang benar.
1. Sholat dengan Berdiri/ Duduk/ Berbaring
Gerakan sholat yang benar pertama yaitu berdiri atau duduk atau berbaring. Apabila seseorang hendak memulai sholat, maka ia berdiri menghadap Kiblat atau ke arah Kiblat, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS. Al Baqoroh (2) ayat 238-239, yang artinya:
“Peliharalah segala sholat-(mu), dan (peliharalah) sholat wusthoo. Berdirilah karena Allah (dalam sholatmu) dengan khusyu`. Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka sholatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (sholatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.”
Apabila tidak sanggup untuk berdiri akibat suatu udzur (antara lain sakit, dan sebagainya) maka kamu dapat sholat dengan duduk ataupun berbaring. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadis Riwayat Bukhari no: 1117, dari Sahabat ‘Imron bin Hushoin RA, beliau berkata:
“Aku menderita wasir, maka aku bertanya pada Rasulullah SAW, kemudian beliau menjawab, “Sholatlah engkau dengan berdiri. Jika kamu tidak mampu maka duduklah. Dan jika kamu tidak mampu maka berbaringlah.”
2. Menghadap Kiblat
Gerakan sholat yang benar berikutnya yaitu menghadap kiblat. Sebagaimana dalam hadis Riwayat Bukhari no: 6251 dan Muslim no: 397, dari Shohabat Abu Hurairoh RA ,bahwa Rasulullah SAW bersabda, yang artinya:
“Jika kamu berdiri sholat, maka sempurnakanlah wudhu kemudian menghadaplah ke Kiblat, kemudian bertakbirlah.”
3. Berniat dan Takbiratul Ihram
Gerakan sholat yang benar selanjutnya adalah membarengkan niat sholat dalam hati bersamaan atau berdekatan dengan gerakan Takbiratul Ihram. Niat tidak pelru dilafalkan dari mulut seorang muslim, akan tetapi niat tersebut cukup digerakkan dan disengajakan oleh hatinya bahwa dia akan sholat.
Takbiratul Ihram dilakukan dengan mengangkat kedua tangan dengan dua cara. Cara pertama yaitu melakukan Takbiratul Ihram dengan mengangkat kedua tangan hingga ujung jari sejajar bahu. Hal ini dijelaskan dalam hadis Riwayat Imaam Abu Daawud no: 722, dari Sahabat ‘Abdullah bin ‘Umar RA, dishohiihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany:
“ Adalah Rasulullah SAW jika berdiri sholat beliau mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua bahunya”
Cara kedua yaitu melakukan Takbiratul Ihram dengan mengangkat kedua tangan hingga ujung jari sejajar kedua daun telinga. Hal ini dijelaskan dalam hadis Riwayat Imaam Ahmad no: 18869, dari Sahabat Waa’il bin Hujr RA ,dishohiihkan oleh Syaikh Syu’aib Al Arna’uuth, bahwa beliau melihat:
“Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya ketika membuka sholat sehingga kedua ibu jarinya sejajar dengan kedua daun telinganya”.
Gerakan sholat yang benar dalam takbiratul ihram selanjutnya yaitu jari-jemari tangan tidak terlalu rapat dan tidak terlalu renggang, dan telapak tangan menghadap ke arah kiblat.
Advertisement
4. Posisi Tangan Setelah Takbiratul Ihram
Setelah takbir “Allahu Akbar” usai, letakkanlah tangan kanan di atas tangan kiri, di atas dada sebagai gerakan sholat yang benar selanjutnya. Hal ini sebagaimana tercantum dalam hadis riwayat Imaam Ibnu Hudzaimah no: 479, dari Sahabat Waa’il bin Hujr, yang artinya:
“Aku sholat bersama Rasulullah SAW dan beliau meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya di atas dadanya.”
Posisi peletakan tangan kanan di atas kiri ini bisa dilakukan dengan meletakkan tangan kanan di atas punggung telapak tangan kiri, atau pada pergelangan tangan kiri, atau pada punggung tangan kiri.
5. Gerakan Rukuk
- Gerakan tangan saat rukuk
Mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan kedua bahu, ketika bertakbir untuk rukuk dan ketika bangun dari rukuk dijelaskan di dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory dan Imaam An Nasaa’i, dari Sahabat ‘Abdullooh bin ‘Umar, bahwa:
“Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua bahunya ketika memulai sholat dan ketika bertakbir untuk rukuk dan ketika beliau bangun dari rukuk.”
- Letak tangan saat rukuk
Posisi jari-jari tangan setelahnya adalah berada di lutut (bukan di paha, dan bukan di betis). Meletakkan kedua tangan di atas lutut tersebut sesuai dengan Hadits Riwayat Imaam Abu Daawud, dan dishohiihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany, dari ‘Abdullah bin ‘Umar RA,beliau berkata:
“Rasulullah SAW mengajarkan kami sholat, lalu beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangannya, dan ketika rukuk beliau meletakkan kedua tangannya di atas lutut.
- Keadaan tubuh saat rukuk
Keadaan tubuh saat rukuk sebagai gerakan sholat yang benar yaitu punggung harus rata dan kepala tidak mendongak ke atas dan tidak menunduk ke bawah, melainkan harus lurus. Hal ini sesuai dengan hadis diriwayatkan oleh Imaam Ibnu Maajah dari Waabishoh bin Ma’bad RA, beliau berkata:
“Aku melihat Rasulullah SAW sholat, beliau meratakan punggungnya sehingga kalau ditumpahkan air niscaya air tersebut tidak tumpah”.
6. Gerakan I’tidal
Setelah selesai melaksanakan rukuk sebagaimana penjelasan di atas, maka gerakan sholat yang benar berikutnya adalah I’tidal. I’tidal adalah gerakan yang dilakukan antara rukuk dan sujud. I’tidal adalah gerakan bangun dari rukuk, kemudian berdiri tegak lurus sejenak sebelum sujud. Hal ini terdapat dalam hadis berikut:
“Allah SWT tidak akan memandang pada sholat seseorang yang tidak menegakkan tulang rusuknya antara rukuk-nya dan sujud-nya.”
7. Gerakan Sujud
Rasulullah SAW bersabda,
“ Kemudian sujudlah dan thuma’ninalah ketika sujud"
Gerakan sholat yang benar selanjutnya yaitu sujud, yang dilakukan setelah i'tidal (untuk sujud pertama) dengan posisi sujud di mana ada 7 bagian anggota badan yang menempel pada alas sholat, yaitu (1) Muka (Dahi dan Hidung), (2,3) Kedua telapak tangan, (4,5) Kedua lutut kaki, (6,7) Kedua Ujung kaki (sekitar jari menempel pada alas sholat dan telapak kaki menghadap ke belakang).
Disunahkan mengucapkan takbir sebelum sujud, lalu saat sujud membaca bacaan sujud. Posisi rentang siku kedua tangan terbuka (untuk laki-laki) tidak terlalu lebar dan tidak terlalu rapat. Untuk sholat berjamaah disesuaikan dengan menjaga rentang siku agar tidak mengganggu jemaah di sebelah. Khusus wanita posisi rentang siku lebih merapat. Posisi antar jari saling rapat ada juga yang berpendapat tidak terlalu rapat dan tidak terlalu renggang.
8. Gerakan Duduk di Antara Dua Sujud
Rasulullah SAW bersabda,
“Kemudian sujudlah dan thuma’ninalah ketika sujud. Lalu bangkitlah dari sujud dan thuma’ninalah ketika duduk. Kemudian sujudlah kembali dan thuma’ninalah ketika sujud.”
Gerakan sholat yang benar ini dilakukan setelah sujud pertama setiap raka'at dengan posisi duduk di mana badan menduduki kedua kaki yang tertekuk ke belakang dan menempel pada alas sholat. Posisi ujung kaki kiri terduduki oleh badan dan posisi ujung kaki kanan masih seperti posisi saat sujud, di mana bagian sekitar jari kaki kanan menempel pada alas sholat dan telapak kaki kanan menghadap ke belakang. Posisi telapak tangan ada di atas paha. Disunahkan mengucapkan takbir sebelum "duduk di antara dua sujud" , lalu membaca bacaan duduk di antara dua sujud.
Kemudian diwajibkan melakukan sujud kedua dengan tata cara seperti sujud pertama. Setelah sujud kedua, berdiri kembali (disunahkan duduk sebentar sebelum berdiri dan membaca takbir saat berdiri).
Mengulangi kembali tahapan-tahapan mulai dari membaca Surat Alfatihah sampai sujud kedua sesuai jumlah raka'at.
Advertisement
9. Gerakan Duduk Tasyahud Awal
Gerakan sholat yang benar selanjutnya yaitu duduk tasyahud awal. Khusus untuk sholat yang lebih dari 2 raka'at lakukan duduk tasyahud (tahiyat) awal terlebih dahulu pada raka'at kedua, dengan tata cara posisi duduk sama seperti posisi duduk di antara dua sujud ditambah gerakan jari kanan menunjuk. Kemudian berdiri kembali melanjutkan rakaat.
10. Gerakan Duduk Tasyahud Akhir
Gerakan sholat yang benar ini dilakukan setelah sujud terakhir dengan posisi duduk, di mana ujung kaki kiri diselipkan di bawah ujung kaki kanan yang masih dalam posisi seperti posisi kaki kanan saat sujud dan duduk di antara dua sujud.
Badan agak condong ke arah kanan dan telunjuk tangan kanan akan dalam posisi menunjuk ke depan. (Ada beberapa pendapat mengenai kapan waktu menunjuk dan 'posisi atau gerakan' jari tersebut)
Pada Mazhab Syafi'i, telunjuk kanan dalam posisi menunjuk pada saat syahadat, di mana jari hanya menunjuk tanpa ada pergerakan lain. Disunahkan mengucapkan takbir sebelum duduk tasyahud.
11. Gerakan Salam
Gerakan sholat yang benar selanjutnya yaitu gerakan salam. Dilakukan saat masih dalam posisi duduk tasyahud akhir setelah membaca shalawat Nabi, wajah menoleh ke arah kanan disunahkan untuk mengulangi hal yang sama ke arah sebelah kiri sambil mengucapkan assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.