9 Fungsi Plasenta bagi Janin, Wajib Dipahami Ibu Hamil

Penting untuk selalu mencukupi kebutuhan nutrisi sehat untuk menjaga kesehatan janin.

oleh Nisa Mutia Sari diperbarui 07 Jun 2023, 10:30 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2023, 10:30 WIB
Fungsi Plasenta bagi Janin
Fungsi Plasenta bagi Janin / Sumber: iStockphoto

Liputan6.com, Jakarta Plasenta merupakan suatu organ dalam kandungan yang terdapat selama kehamilan. Fungsi plasenta bagi janin sebagai pertukaran produk-produk metabolisme dan produk gas antara peredaran darah ibu hamil dan janin.

Plasenta terbentuk dan berkembang di tempat melekatnya sel telur yang sudah dibuahi di dinding rahim. Fungsi plasenta bagi janin selain sebagai pemasok oksigen, pembuang karbon dioksida, dan penyedia nutrisi bagi janin, plasenta juga berperan penting dalam menyingkirkan zat berbahaya dari darah janin.

Tak heran, pertumbuhan dan perkembangan plasenta penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin. Karena memiliki peran yang sangat penting, maka menjaga kondisi plasenta sangat penting demi kelancaran kehamilan.

Fungsi plasenta bagi janin ini sangat penting untuk menjaga janin tetap hidup selama di dalam kandungan. Masih ada banyak lagi fungsi lainnya, berikut sembilan fungsi plasenta bagi janin yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (3/12/2019).

Penghasil Hormon dan Pemberi Nutrisi

Fungsi Plasenta bagi Janin
Fungsi Plasenta bagi Janin (iStock)

Penghasil Hormon

Fungsi plasenta bagi janin pertama sebagai kelenjar untuk melepaskan semua hormon penting yang diperlukan untuk membantu pertumbuhan bayi dan persiapan menyusui. Beberapa hormon yang dilepaskan oleh plasenta seperti Human Chorionic Gonadotropin (hCG), progesterone, estrogen, dan human lactogen plasenta.

Hormon-hormon inilah yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan aliran darah, merangsang pertumbuhan rahim, dan jaringan payudara, memperkuat lapisan rahim, dan mempercepat metabolisme tubuh ibu hamil.

Pemberi Nutrisi untuk Janin

Ketika ibu hamil makan, tubuh Anda akan memecah makanan dan protein agar masuk ke aliran darah. Selama kehamilan inilah, nutrisi yang dibawa melalui aliran darah ibu akan ikut dialirkan ke plasenta.

Proses ini berjalan melalui tali pusar yang terhubung ke bayi, asupan nutrisi ini akan ditransfer langsung ke janin. Hal inilah yang kemudian menjadi makanan bayi yang dikandung selama kehamilan guna mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.

Oleh karena itu, penting sekali bagi ibu hamil untuk memperhatikan dan menjaga asupan nutrisi dan gizi selama kehamilan.

 

Penghasil HCG, Estrogen dan Progesteron

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Penghasil HCG

Hormon pertama yang dihasilkan oleh plasenta disebut sebagai human chorionic gonadotropin (HCG). Hormon inilah yang bertanggung jawab untuk mengehntikan siklus menstruasi dengan mempertahankan Corpus luteum di indung telur atau ovarium.

HCG memiliki efek anti-bodi, melindungi janin dari reaksi penolakan tubuh ibu hamil. HCG juga membantu janin laki-laki dengan merangsang testis untuk memproduksi testosteron.

Penghasil Estrogen

Estrogen merupakan hormon penting dalam proses proliferasi sel-sel tertentu, yaitu merangsang pembesaran payudara dan rahim. Hal ini memungkinkan pertumbuhan janin dan produksi air susu ibu.

Estrogen juga bertanggung jawab untuk meningkatkan suplai darah menjelang akhir kehamilan melalui aktivitas vasodilatasi. Kadar estrogen selama kehamilan ini dapat meningkat hingga tiga puluh kali lipat saat tidak hamil.

Penghasil Progesteron

Hormon progesteron akan membantu embrio atau sel telur yang dibuahi untuk menempel dan tertanam dalam rahim. Hormon ini juga akan mempengaruhi saluran tuba dan rahim dengan merangsang peningkatan sekresi yang diperlukan untuk menutrisi janin. Fungsi progesterone seperti hCG diperlukan untuk mencegah aborstus spontan atau keguguran guna mencegah kontraksi rahim.

Penghasil Laktogen dan Bertindak Sebagai Paru-paru

Fungsi Plasenta bagi Janin
Ilustrasi ibu hamil (iStockphoto)

Penghasil Laktogen

Fungsi plasenta bagi janin berikutnya untuk menghasilkan hormon laktogen. Hormon ini identik dengan struktur hormon pertumbuhan yang ada pada setiap wanita, namun pada wanita hamil laktogen bisa mencapai seribu kali konsentrasi normal.

Tugas hormon ini untuk menghambat insulin ibu hamil, yang bertujuan agar glukosa darah tidak banyak yang masuk ke sel tubuh ibu, sehingga meningkatkan kadar glukosa darah untuk membuat lebih banyak yang tersedia bagi janin.

Bertindak Sebagai Paru-paru

Fungsi plasenta bagi janin berikutnya berguna untuk menyediakan 100 persen kebutuhan oksigen bayi. Sama seperti tubuh Anda yang menyediakan oksigen ke semua organ dan jaringan melalui aliran darah, tubuh Anda juga akan mengirimkan oksigen ke bayi melalui plasenta.

Plasenta akan mentransfer oksigen yang diperlukan bayi ke atli pusar untuk dialirkan ke aliran darah bayi. Jadi, apabila kamu bernapas, kamu juga akan bernapas untuk janin yang sedang di kandung.

 

Penyaring Zat Berbahaya dan Melindungi dari Infeksi

Fungsi Plasenta bagi Janin
Ilustrasi ibu hamil (iStock)

Penyaring Zat Berbahaya

Fungsi plasenta bagi janin selanjutnya bertindak seperti ginjal, yaitu menyaring darah untuk menghilangkan zat-zat berbahaya dan zat buangan yang tidak diperlukan. Misalnya saja seperti karbondioksida, yang kemudian diteruskan ke aliran darah ibu untuk kemudian dibuang oleh sistem dalam tubuh ibu.

Melindungi Bayi dari Infeksi

Fungsi plasenta bagi janin lainnya untuk melindunginya dari infeksi. Sebelum bayi dilahirkan, bayi akan mendapatkan antibody melalui plasenta.

Antibodi ini nantinya akan membantu memberikan perlindungan sistem kekebalan tubuh untuk awal kehidupan bayi. Pada beberapa situasi, plasenta dapat membantu melindungi janin dari infeksi saat berada di dalam rahim.

Apabila ibu hamil memiliki infeksi bakteri, plasenta membantu melindungi bayi dari infeksi bakteri tersebut. Namun, dalam beberapa kasus infeksi virus yang serius, plasenta mungkin tidak bisa memberikan perlindungan yang efektif.

 

Faktor Risiko Terkena Gangguan pada Plasenta

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Fungsi plasenta bagi janin dan ibu hamil sangat penting untuk kelancaran kehamilan. Oleh karena itu, penting untuk selalu melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan secara berkala untuk mengurangi risiko terkena gangguan pada plasenta.

Ada beberapa faktor risiko yang dapat memperbesar kemungkinan ibu hamil terkana gangguan plasenta. Berikut beberapa faktor risiko yang membuat Anda lebih memungkinkan mengalami gangguan plasenta:

- Wanita hamil berusia di atas 40 tahun.

- Tekanan darah tinggi.

- Gangguan pembekuan darah.

- Ketuban pecah lebih cepat sebelum waktu bersalin.

- Ibu hamil yang mengandung bayi kembar.

- Ibu hamil yang menggunakan narkoba.

- Ibu hamil pernah mengalami cedera perut, seperti terjatuh atau perut terbentur.

- Ibu hamil pernah mengalami gangguan plasenta pada kehamilan sebelumnya.

- Ibu hamil yang pernah menjalani prosedur medis pada rahim, seperti operasi Caesar atau kuret.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya