Liputan6.com, Jakarta Pertempuran mempertahankan kemerdekaan Indonesia terjadi di berbagai daerah. Walaupun telah resmi merdeka setelah naskah proklamasi dibacakan oleh Ir. Soekarno pada 17 Agustus 1945, masih banyak pihak yang belum menerima kemerdekaan Indonesia, termasuk Belanda dan para sekutu.
Setelah Jepang mengakui kekalahan dari Sekutu, mereka mulai mengambil alih daerah kekuasaan Jepang. Begitu pula dengan Belanda yang beraliansi dengan tentara Sekutu berusaha merebut kembali Indonesia.
Awalnya, kedatangan tentara Sekutu disambut terbuka oleh pihak Indonesia. Namun, setelah diketahui bahwa pasukan Sekutu diboncengi NICA, sikap Indonesia pun berubah. Pasalnya, NICA terang-terangan ingin menegakkan kembali kekuasaan Hindia-Belanda.
Advertisement
Pertempuran mempertahankan kemerdekaan pun terjadi di berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Medan hingga Bali. Berikut Liputan6.com rangkum dari laman Direktorat SMP Kemdikbud, Kamis (17/8/2023) tentang Pertempuran Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.
1. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran mempertahankan kemerdekaan pertama yaitu yang terjadi di daerah Ambarawa. Peristiwa ini dimulai saat pasukan Sekutu di bawah pimpinan Brigjen Bethel mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945. Pasukan Sekutu yang sedang menuju Magelang membuat kerusuhan. Hal ini membuat masyarakat Magelang memboikot dan menyerang Sekutu. Pasukan Sekutu terpaksa mundur ke daerah Magelang dan meneror rakyat lokal.
Pengejaran dan pengepungan dilakukan oleh pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di bawah pimpinan Kol. Sudirman. Berkobarlah pertempuran selama empat hari (12-15 Desember 1945) yang terkenal dengan nama âPalagan Ambarawaâ. Pertempuran diakhiri dengan kemenangan TKR pada 15 Desember 1945. Tanggal tersebut dijadikan Hari Juang Kartika TNI-AD.
Advertisement
2. Pertempuran Surabaya
Pada tanggal 25 Oktober 1945 Sekutu dibawah Komando Brigjen A.W.S. Mallaby tiba di Surabaya. Pada tanggal 28 Oktober 1945 terjadi pertempuran antara rakyat Surabaya melawan Sekutu yang menewaskan Brigjen A.W.S. Mallaby. Hal tersebut membuat Sekutu murka dan meminta rakyat bersenjata menyerahkan diri pada tanggal 9 November 1945 sebelum pukul 18.00. Jika ultimatum tidak dipenuhi, Sekutu akan menyerang Surabaya pada tanggal 10 November 1945.
Namun, rakyat Surabaya tidak mengindahkan ultimatum tersebut. Bung Tomo justru berhasil membakar semangat para rakyat Surabaya dalam melakukan perlawanan terhadap Sekutu. Oleh karena itu, terjadilah pertempuran berdarah pada 10 November 1945. Tanggal salah satu pertempuran mempertahankan kemerdekaan tersebut akhirnya ditetapkan menjadi Hari Pahlawan.
3. Pertempuran Bandung Lautan Api
Pertempuran mempertahankan kemerdekaan selanjutnya adalah Bandung Lautan Api. Awal peristiwa mempertahankan kemerdekaan ini dimulai ketika pada tanggal 13 Oktober 1945 pasukan Sekutu diboncengi NICA tiba di kota Bandung. Pasukan Sekutu mulai menduduki kota Bandung dengan alasan melucuti dan menawan tentara Jepang. Pada 27 November 1945, mereka pun mengeluarkan ultimatum kepada para pejuang agar meninggalkan area Bandung Utara, namun para pejuang menolak.
Baru setelah pemerintah pusat Jakarta turun tangan Tentara Republik Indonesia (TRI) bersedia mengosongkan Bandung. Sebelum meninggalkan Bandung, pada tanggal 23-24 Maret 1946 para pejuang menyerbu pos-pos Sekutu dan membumihanguskan kota Bandung. Peristiwa ini disebut dengan Bandung Lautan Api.
Advertisement
4. Pertempuran Medan Area
Pertempuran mempertahankan kemerdekaan berikutnya yaitu pertempuran Medan Area. Tanggal 9 Oktober 1945 tentara Sekutu yang diboncengi NICA mendarat di Medan dipimpin oleh T.E.D. Kelly. Sebelumnya NICA telah mendaratkan pasukan di bawah pimpinan Westerling. Para pemuda Medan segera membentuk TKR. Tanggal 13 Oktober 1945 terjadi pertempuran yang dikenal dengan nama Medan Area.Â
5. Pertempuran Puputan Margarana
Pertempuran mempertahankan kemerdekaan di daerah Bali ini melibatkan pasukan TKR divisi Sunda Kecil di bawah pimpinan Kolonel I Gusti Ngurah Rai dengan pasukan Belanda yang ingin menguasai wilayah Bali. Peperangan terjadi pada 20 November 1946 dini hari sampai dengan siang hari.
Pasukan I Gusti Ngurah Rai berhasil memojokkan Belanda, namun Belanda yang terdesak segera memanggil bala bantuan. I Gusti Ngurah Rai beserta segenap pasukannya terus memaksa bertahan hingga titik darah penghabisan, namun sayang mereka harus gugur. Pertempuran ini pun disebut sebagai Puputan Margarana.
Advertisement