Liputan6.com, Jakarta Dunia kesehatan anak mengalami terobosan revolusioner dengan pengumuman dari ilmuwan di Rumah Sakit Anak Philadelphia. Dalam upaya untuk mengatasi tantangan kritis yang dihadapi bayi prematur, tim peneliti telah mengembangkan rahim buatan yang menjanjikan harapan baru bagi jutaan bayi yang lahir prematur setiap tahunnya.
Baca Juga
Advertisement
Uji coba pada sebanyak ratusan kali akhirnya telah memberikan hasil positif, membuka jalan menuju solusi inovatif yang dapat mengubah paradigma perawatan bayi prematur. Pengumuman ini memicu perhatian global terhadap potensi teknologi baru ini dalam menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kualitas hidup bagi bayi prematur.
Untuk informasi lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum informasi lengkapnya dari Daily Mail pada Sabtu (6/1/2023).
Pengumuman Ilmuwan tentang Rahim Buatan untuk Bayi Prematur
Ilmuwan di Rumah Sakit Anak Philadelphia telah berhasil menciptakan terobosan besar dalam bidang perawatan bayi prematur dengan menguji coba rahim buatan pada domba prematur. Pengumuman ini memberikan harapan baru bagi sekitar 15 juta bayi yang lahir prematur setiap tahun di Amerika Serikat.
Tim peneliti telah mengungkapkan bahwa domba-domba prematur yang ditempatkan dalam rahim buatan tersebut menunjukkan perkembangan yang sangat positif, seperti membuka mata, menjadi lebih aktif, serta memiliki pernapasan dan gerakan menelan yang normal. Temuan ini mengarah pada pandangan optimis terhadap potensi rahim buatan untuk membantu bayi prematur dalam fase kritis perkembangan mereka.
Advertisement
Peran Rahim Buatan dalam Mengatasi Tantangan Bayi Prematur
Salah satu tantangan utama bagi bayi prematur adalah ketidakmatangan paru-paru mereka, yang menyebabkan kesulitan dalam beradaptasi dari menghirup cairan ketuban ke menghirup udara. Dalam uji coba dengan domba prematur, tim ilmuwan telah berhasil melakukan 300 tes yang sukses, menunjukkan bahwa hewan-hewan tersebut mengalami perkembangan otak yang normal dan mendapatkan nutrisi secara stabil, seolah-olah mereka sedang berada di dalam rahim ibu mereka.
Rahim buatan, yang disebut EXTEND, bekerja dengan menghubungkan janin ke oksigenator, menciptakan lingkungan yang meniru rahim dan memungkinkan janin untuk bernapas dan menelan cairan ketuban, mengatasi tantangan transisi dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin.
Menuju Uji Coba pada Manusia dan Harapan Masa Depan
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (FDA) telah bersidang dengan para ahli untuk membahas langkah-langkah selanjutnya dalam membawa rahim buatan EXTEND ke uji coba pada manusia. Bayi prematur, yang biasanya lahir antara usia kehamilan 28 hingga 40 minggu, dapat diharapkan mendapatkan manfaat besar dari teknologi ini.
Meskipun masa kehamilan seekor domba dan manusia berbeda, uji coba pada domba prematur telah memberikan indikasi positif terhadap kemungkinan keberhasilan rahim buatan ini pada manusia. Pengumuman keputusan FDA diharapkan pada akhir tahun ini, membuka pintu bagi inovasi medis yang dapat menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kualitas hidup bagi bayi prematur di seluruh dunia.
Advertisement