Abusive Relationship adalah Hubungan yang Tidak Sehat, Kenali Ciri-cirinya

Tanda-tanda adanya abusive relationship antara lain adanya penindasan, perasaan tak berdaya, rasa takut, dan gangguan emosional.

oleh Husnul Abdi diperbarui 03 Apr 2024, 19:30 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2024, 19:30 WIB
Editor Says: Abusive Relationship Bukan Tanda Cinta
Sadari tanda-tanda abusive relationship dan segera selamatkan dirimu. Kekerasan dalam hubungan bukan tanda cinta. (Foto: unplash.com)

Liputan6.com, Jakarta Abusive Relationship adalah hubungan yang tidak sehat antara dua orang di mana salah satu pihak secara fisik atau emosional yang mendominasi dan mengontrol hubungan tersebut. Dalam hubungan ini, salah satu pihak menggunakan kekuatan dan manipulasi untuk mengendalikan dan merendahkan pihak lainnya. Bentuk penyalahgunaan ini dapat berupa kekerasan fisik seperti pemukulan, kekerasan emosional seperti pelecehan verbal dan penghinaan, serta kekerasan seksual seperti pemaksaan dalam hubungan intim.

Tanda-tanda adanya abusive relationship antara lain adanya penindasan, perasaan tak berdaya, rasa takut, dan gangguan emosional. Korban abusive relationship sering kali merasa terjebak dan sulit melepaskan diri dari hubungan tersebut. Kondisi ini dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental korban.

Penting untuk menyadari tanda-tanda abusive relationship dan bertindak proaktif dalam mengatasi masalah tersebut. Korban perlu menyadari bahwa mereka tidak sendirian dan ada bantuan yang tersedia untuk mereka. Melaporkan penyalahgunaan kepada otoritas yang berwenang atau mencari dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan dapat memberikan perlindungan dan peluang untuk keluar dari hubungan yang tidak sehat tersebut.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (3/4/2024) tentang abusive relationship adalah.

Apa Itu Abusive Relationship?

Editor Says: Abusive Relationship Bukan Tanda Cinta
Sadari tanda-tanda abusive relationship dan segera selamatkan dirimu. Kekerasan dalam hubungan bukan tanda cinta. (Foto: unplash.com)

Abusive relationship adalah hubungan yang penuh dengan kekerasan fisik, emosional, atau seksual antara dua individu. Dalam hubungan semacam ini, ada salah satu pihak yang mengekang, mendominasi, atau melakukan kekerasan terhadap pasangan mereka.

Salah satu tanda-tanda utama dari abusive relationship adalah ketidakseimbangan kekuasaan antara pasangan. Individu yang mengekang cenderung mengendalikan setiap aspek kehidupan pasangannya, seperti hubungan sosial, keuangan, atau keputusan penting lainnya. Mereka juga seringkali menunjukkan tindakan-tindakan kasar dan agresif, termasuk kekerasan fisik seperti pemukulan, pemerkosaan, atau penyerangan.

Selain itu, abusive relationship adalah hubungan yang juga memberikan dampak emosional yang negatif pada korban. Mereka seringkali merasa terisolasi, tak berdaya, dan kehilangan rasa harga diri. Korban seringkali sulit untuk menghentikan hubungan tersebut karena adanya rasa takut atau ketergantungan dengan pasangan yang abusive.

Penting bagi korban untuk menyadari bahwa abusive relationship adalah tidak sehat dan tidak dapat diterima. Mereka perlu mencari bantuan dan dukungan dari orang-orang terdekat, keluarga, atau lembaga yang dapat membantu mereka mengatasi situasi tersebut.

Ciri-Ciri Abusive Relationship

hubungan cinta
ilustrasi abusive relationship/copyright Unsplash/Huyen Nguyen

Abusive relationship, atau hubungan yang tidak sehat, adalah situasi di mana pasangan mencemaskan satu sama lain melalui perilaku yang merugikan secara fisik, emosional, atau psikologis. Ciri-ciri abusive relationship adalah:

1. Kekerasan fisik: Pasangan yang terlibat dalam abusive relationship seringkali menggunakan kekerasan fisik sebagai cara untuk mengontrol atau menyakiti pasangan mereka. Ini bisa termasuk pukulan, tendangan, atau cedera fisik lainnya.

2. Penghinaan atau pelecehan verbal: Pasangan abusif cenderung menghina, menghina, atau melakukan pelecehan verbal kepada pasangan mereka. Hal ini dapat berdampak negatif pada kepercayaan diri dan kesejahteraan emosional korban.

3. Kontrol yang berlebihan: Pasangan dalam abusive relationship seringkali ingin menguasai dan mengendalikan pasangan mereka. Mereka mungkin membatasi kebebasan, mengawasi aktivitas, atau mengambil keputusan atas nama korban.

4. Isolasi sosial: Salah satu tanda abusive relationship adalah jika pasangan mencoba secara sistematis mengisolasi korban dari teman-teman dan keluarga mereka. Hal ini dilakukan agar korban lebih bergantung pada pasangan mereka dan merasa tidak memiliki dukungan sosial.

5. Penolakan atas perasaan dan kebutuhan korban: Pasangan abusif sering kali tidak memperhatikan, tidak menghargai, atau menolak kebutuhan dan perasaan korban. Ini menciptakan ketidakseimbangan dalam hubungan dan dapat menyebabkan penurunan kesejahteraan korban secara keseluruhan.

Mengenali ciri-ciri abusive relationship penting agar korban dapat melindungi diri mereka dan mencari bantuan yang diperlukan. Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal berada dalam abusive relationship, penting untuk mencari bantuan dari sumber yang tepercaya seperti keluarga, teman, atau lembaga penanganan kasus kekerasan dalam rumah tangga.

Dampak dari Abusive Relationship

Berada dalam hubungan yang merugikan atau abusive (abusive relationship) dapat memiliki dampak yang serius pada individu yang terlibat. Dampak abusive relationship adalah:

1. Kerusakan fisik dan emosional: Partner yang abusif cenderung menggunakan kekerasan fisik atau emosional sebagai cara untuk mengendalikan pasangannya. Hal ini dapat mengakibatkan luka fisik, memar, patah tulang, atau kerusakan emosional yang serius seperti rendahnya harga diri, rasa takut, dan depresi.

2. Gangguan kesehatan mental: Individu yang terjebak dalam hubungan abusive sering mengalami gangguan kecemasan, gangguan stres pascatrauma (post-traumatic stress disorder/PTSD), atau gangguan mood seperti depresi. Mereka juga mungkin mengalami pikiran atau upaya bunuh diri.

3. Isolasi sosial: Mereka yang berada dalam abusive relationship sering kali diisolasi secara sosial oleh pasangannya. Mereka mungkin dilarang bertemu dengan keluarga atau teman-teman, sehingga merasa terjebak dan kesepian.

4. Perubahan perilaku: Orang yang terjebak dalam abusive relationship mungkin mengalami perubahan perilaku drastis seperti kehilangan minat pada hobinya, menghindari pertemuan sosial, atau bahkan berubah menjadi orang yang pemarah atau agresif.

5. Siklus kekerasan: Dalam abusive relationship, terdapat siklus kekerasan yang terus berlanjut. Siklus ini terdiri dari fase peneguhan, fase kekerasan, dan fase penyesalan. Hal ini dapat menyebabkan pasangan yang terjebak dalam abusive relationship merasa terjebak tanpa kemampuan untuk melawan atau keluar dari siklus ini.

Dalam abusive relationship, dapat terjadi berbagai dampak negatif pada individu yang terlibat. Penting untuk mengenali dan mengakhiri hubungan yang merugikan ini serta mencari bantuan untuk menyembuhkan dampak yang mungkin timbul.

Cara Mengatasi Abusive Relationship

Editor Says: Abusive Relationship Bukan Tanda Cinta
Sadari tanda-tanda abusive relationship dan segera selamatkan dirimu. Kekerasan dalam hubungan bukan tanda cinta. (Foto: unplash.com)

Abusive Relationship atau hubungan yang penuh kekerasan adalah situasi yang sangat serius dan tidak seharusnya diabaikan. Cara mengatasi Abusive Relationship adalah:

1. Rencanakan keamanan pribadi: Penting untuk membuat rencana darurat untuk melindungi diri sendiri dalam situasi yang berpotensi berbahaya. Ini bisa mencakup mencari tempat aman pertama kali jika diperlukan atau membuat cadangan dokumen penting seperti KK, KTP, sertifikat kelahiran, atau keuangan.

2. Cari dukungan: Berbicaralah dengan orang-orang yang dapat dipercaya seperti teman, keluarga, atau profesional. Mereka dapat memberikan dukungan emosional dan praktis selama proses pemulihan.

3. Segera cari bantuan profesional: Tidak ada yang salah dengan mencari bantuan dari ahli psikologi atau konselor yang berpengalaman dalam penanganan abusive relationship. Mereka dapat membantu memahami situasi dan memberikan strategi mengatasi trauma yang mungkin timbul.

4. Tingkatkan kepercayaan diri: Abusive relationship seringkali membuat korban merasa rendah diri. Penting untuk mengambil langkah-langkah kecil untuk membangun kembali kepercayaan diri, seperti menyediakan waktu untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan, mengasah keterampilan, atau berpartisipasi dalam kegiatan yang meningkatkan harga diri.

5. Tinggalkan hubungan yang berbahaya: Jika situasinya menjadi tidak aman meskipun telah mencoba untuk memperbaikinya, langkah terbaik adalah meninggalkan abusive relationship dan mencari perlindungan lebih lanjut. Bekerja sama dengan pihak berwenang atau lembaga bantuan adalah hal yang penting dalam hal ini.

Mengatasi abusive relationship adalah proses yang tidak mudah, tetapi dengan dukungan yang tepat dan tindakan yang tegas, seseorang dapat keluar dari situasi berbahaya dan memulai hidup yang lebih sehat dan bahagia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya