Mengenal Pohon Jati, Penghasil Kayu Terbaik Untuk Membuat Furnitur

Informasi lengkap seputar pohon jati.

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 09 Agu 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2024, 12:00 WIB
Ilustrasi pohon jati
Ilustrasi pohon jati. (Gambar oleh Bishnu Sarangi dari Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Pohon Jati dikenal sebagai salah satu sumber kayu terbaik untuk furnitur, menawarkan kekuatan dan ketahanan yang menjadikannya pilihan utama dalam industri perabotan. Namun, apakah Anda tahu bahwa tidak semua kayu jati memiliki kualitas yang sama? Pohon Jati memiliki berbagai jenis yang masing-masing memiliki ciri khas dan kegunaan tersendiri. Memahami perbedaan antara jenis-jenis kayu jati ini dapat membantu Anda membuat keputusan yang lebih baik dalam memilih bahan furnitur.

Selain kelebihan utamanya, ada banyak aspek yang mempengaruhi kualitas kayu jati, dari faktor pertumbuhan hingga teknik pengolahan. Mengapa harga jual kayu jati cenderung lebih tinggi dibandingkan kayu lainnya? Hal ini berkaitan erat dengan karakteristik unik dari Pohon Jati yang membuatnya sangat diminati di pasar. 

Dengan mengenal lebih dalam tentang Pohon Jati, Anda akan menemukan informasi penting mengenai ciri-ciri kayu jati yang berkualitas dan bagaimana memilihnya untuk memenuhi kebutuhan furnitur Anda. Simak penjelasan kami untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kelebihan serta kekurangan dari berbagai jenis kayu jati yang ada di pasaran.

Berikut informasi lengkap seputar pohon jati yang telah Liputan6.com rangkum, Jumat (9/8/2024).

Karakteristik Pohon Jati

Ilustrasi pohon jati
Ilustrasi Pohon Jati. (Dok. Tejj/Unsplash)

Pohon Jati (Tectona grandis Linn.f) adalah sumber kayu berkualitas tinggi yang sangat dihargai dalam industri mebel. Menurut Jurnal Sylva Scienteae Vol 02 No 5 Oktober 2019 dari Universitas Lambung Mangkurat, kayu jati termasuk dalam golongan kelas kuat II dan kelas awet II. Kualitas ini membuatnya ideal untuk pembuatan berbagai jenis furnitur, seperti kursi, meja, dan lemari.

Pohon Jati tumbuh subur di Indonesia, terutama di daerah Jawa. Pohon ini memerlukan lingkungan yang sesuai untuk tumbuh optimal. Idealnya, pohon jati ditanam di wilayah yang relatif datar dengan kemiringan kurang dari 20%. Tanah yang cocok untuk tanaman ini adalah tanah lempung, lempung berpasir, atau liat berpasir.

Menurut buku Investasi Menanam Pohon Jati: Menanam Jati untuk Masa Depan (2021) oleh Tsamrotul Ilmi, ada beberapa ciri khas dari pohon jati:

  • Akar: Berakar tunggang dengan struktur batang kayu yang kuat.
  • Daun: Daun pohon jati berukuran besar, sekitar 40-50 cm, dengan permukaan dan tulang daun yang menyirip. Daun jati muda memiliki warna merah keunguan, sementara daun yang lebih tua berwarna pucat. Daun jati cenderung berguguran di musim kemarau dan akan tumbuh kembali di musim hujan.
  • Ranting: Pada setiap ranting, daun ditumbuhi secara merata.

Sementara itu, ciri khas kayu jati yang dihasilkan dari pohon jati, seperti yang dilaporkan oleh situs Perhutani, meliputi:

  • Warna: Kayu jati memiliki warna teras yang bervariasi dari kuning emas kecokelatan hingga kemerahan, berbeda dengan gubal yang berwarna putih agak ke abu-abu.
  • Lingkaran Tumbuh: Lingkaran tumbuh kayu jati terlihat jelas baik pada bidang melintang, radial, maupun tangensial.
  • Corak: Kayu jati memiliki corak dekoratif yang indah dengan lingkaran tumbuh yang jelas, sedikit buram, dan berminyak.
  • Tekstur: Tekstur kayu jati bervariasi dari agak kasar hingga kasar dan tidak rata.
  • Arah Serat: Serat kayu jati dapat lurus, bergelombang, hingga agak berpadu.
  • Tingkat Kekerasan: Kayu jati tergolong agak keras, menambah daya tahannya dalam penggunaan.

Persebaran Pohon Jati

Pohon Jati (Tectona grandis) memiliki persebaran yang luas di berbagai daerah hutan gugur di Asia. Daerah penyebarannya meliputi India, Myanmar, Laos, Kamboja, Thailand, Indochina, dan hingga Pulau Jawa. Berdasarkan berbagai pendapat ahli botani, ada dua teori utama mengenai asal usul pohon jati. Beberapa ahli berpendapat bahwa spesies ini berasal dari Burma, kemudian menyebar ke Semenanjung India, Thailand, Filipina, dan Jawa. Pendapat lain menyatakan bahwa jati berasal dari Burma, India, Thailand, dan Laos.

Saat ini, kebutuhan kayu jati global dipenuhi sekitar 70% dari Burma, sementara sisa 30% dipenuhi dari hutan jati di India, Thailand, Pulau Jawa, Sri Lanka, dan Vietnam. Secara geografis, pohon jati tumbuh di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara pada rentang koordinat 9° – 25° 30′ Lintang Utara dan 73° – 104° 30′ Bujur Timur.

Di Indonesia, pohon jati bukanlah tanaman yang tumbuh secara alami, melainkan pohon yang sengaja ditanam. Pohon ini pertama kali diperkenalkan oleh pemerintah Belanda pada masa kolonial di Pulau Kangean, Muna, dan Sumbawa. Dari sana, pohon jati kemudian menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, termasuk Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Meskipun telah dicoba ditanam di Kalimantan Selatan, usaha tersebut tidak berhasil karena tanah di daerah tersebut bersifat terlalu asam, menyebabkan tanaman jati mati pada umur dua tahun. Mengingat nilai ekonomisnya yang tinggi, saat ini pohon jati juga dikembangkan di berbagai negara lain seperti kawasan Afrika, Amerika Tengah, Australia, Selandia Baru, Taiwan, dan negara-negara di kawasan Pasifik. Pengembangan ini bertujuan untuk memenuhi permintaan kayu jati yang terus meningkat di pasar global.

Keunggulan Kayu Jati

Kayu Jati yang dihasilkan dari pohon jati dikenal sebagai salah satu jenis kayu dengan kualitas tinggi. Kayu ini termasuk dalam kategori kelas awet I – II dan kelas kuat I – II, yang menjadikannya unggul dibandingkan dengan jenis kayu lainnya seperti kayu pinus, jati belanda, dan sengon. Kayu jati memiliki berat jenis berkisar antara 0,62 hingga 0,75, serta dikenal dengan karakteristiknya yang stabil, kuat, dan tahan lama.

Sifat-sifat unggul dari kayu jati menjadikannya primadona dalam industri mebel dan konstruksi. Salah satu keunggulan utama kayu jati adalah kemampuannya untuk menahan serangan jamur dan rayap. Ini disebabkan oleh kandungan zat ekstraktif alami dalam kayu jati yang dikenal sebagai tectoquinon. Zat ini tidak disukai oleh hama perusak, sehingga menambah daya tahan kayu terhadap kerusakan biologis.

Dalam dunia perdagangan kayu, kayau jati termasuk dalam kategori kayu mewah dengan nilai estetika yang sangat tinggi. Kayu teras jati memiliki warna cokelat kekuningan yang khas, sedangkan kayu gubal berwarna putih kekuningan atau cokelat kuning muda. Selain warna, kayu jati juga dikenal dengan corak yang tegas dan indah serta serat kayu yang lurus bergelombang, memberikan tampilan yang menarik dan elegan pada produk furnitur. Keindahan dan kualitasnya membuat kayu jati menjadi pilihan utama bagi para pengrajin dan desainer yang mencari bahan baku yang tidak hanya kuat tetapi juga estetis.

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya