Mengulas Penyebab, Solusi, dan Waktu Tepat ke Dokter saat Alami Perut Melilit

Perut melilit sering kali disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat kamu kendalikan sendiri, seperti pola makan yang tidak sehat, stres, atau kurangnya istirahat.

oleh Miranti diperbarui 07 Okt 2024, 10:56 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2024, 10:56 WIB
Ilustrasi wanita mengalami kram perut saat menstruasi
Ilustrasi wanita mengalami kram perut saat menstruasi. (Image by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Apakah kamu pernah merasakan sensasi seolah ada yang mengikat perutmu, disertai ketidaknyamanan dan bahkan rasa nyeri? Kram perut, atau yang kerap disebut perut melilit, bisa menjadi pengalaman yang sangat mengganggu. Sensasi ini dapat muncul tiba-tiba dan berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam.

Penyebabnya beragam, mulai dari gangguan pencernaan ringan hingga kondisi medis yang lebih serius. Perut melilit sering kali disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat kamu kendalikan sendiri, seperti pola makan yang tidak sehat, stres, atau kurangnya istirahat. Namun, ada juga penyebab lain yang mungkin memerlukan perhatian medis.

Memahami penyebab perut melilit dan cara menanganinya dapat membantumu mengurangi rasa tidak nyaman dan mencegahnya terjadi lagi di masa depan. Artikel ini akan mengupas lebih dalam tentang penyebab perut melilit, cara mengatasinya, dan kapan sebaiknya kamu segera berkonsultasi dengan dokter.  Berikut penjelasan selengkapnya sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Senin (7/10/2024).


Penyebab Perut Melilit

Gambar Ilustrasi Wanita Sedang Mengalami Sakit Pada Bagian Dalam Perut
Penyebab sakit perut/Ilustrasi: Freepik

Berikut adalah beberapa faktor yang sering menyebabkan perut terasa melilit:

  • Gangguan Pencernaan: Perut melilit umumnya berhubungan dengan masalah pencernaan seperti diare, sembelit, sindrom iritasi usus (IBS), dan infeksi lambung.
  • Pola Makan: Konsumsi makanan tertentu seperti yang tinggi lemak, pedas, atau mengandung laktosa dapat menyebabkan perut melilit.
  • Tekanan Psikologis: Stres dan kecemasan dapat menyebabkan ketegangan otot di perut, yang berujung pada sensasi melilit.
  • Perubahan Hormonal: Wanita dapat mengalami perut melilit selama siklus menstruasi, terutama pada fase pramenstruasi.
  • Kondisi Kesehatan: Gejala perut melilit juga bisa disebabkan oleh beberapa kondisi medis seperti batu empedu, radang usus buntu, gastritis, dan gangguan pencernaan lainnya.

Solusi untuk Mengatasi Sakit Perut

Mengatasi Diare dan Sakit Perut
Gambar penyebab sakit perut/Kredit: pexels.com/Demon

Berikut adalah beberapa saran untuk menangani perut yang terasa melilit:

  • Rehat: Berbaringlah dan beristirahat sejenak untuk mengurangi ketegangan pada otot perut.
  • Kompres Hangat: Tempelkan kompres hangat atau gunakan botol air panas di area perut untuk membantu mengurangi nyeri dan ketegangan.
  • Minum Air: Kekurangan cairan dapat memperburuk kondisi perut melilit, jadi pastikan untuk minum air yang cukup.
  • Konsumsi Makanan Ringan: Pilihlah makanan ringan yang mudah dicerna seperti pisang, biskuit, atau nasi putih untuk membantu mengurangi rasa mual.
  • Hindari Makanan Pemicu: Jauhi makanan yang diketahui dapat memicu perut melilit, seperti makanan berlemak tinggi, pedas, atau yang mengandung laktosa.

Saat Tepat Mengunjungi Dokter?

Mengatasi Masalah Pada Sistem Pencernaan Tubuh
Gambar alasan perut sakit/Sumber: pexels.com/pixabay

Walaupun perut melilit biasanya bisa diatasi sendiri, ada beberapa situasi yang memerlukan perhatian medis segera:

  • Perut melilit disertai dengan demam, muntah, atau diare yang berdarah.
  • Nyeri perut yang sangat parah dan tidak kunjung hilang.
  • Perut melilit yang berlangsung lebih dari tiga hari.
  • Kesulitan dalam buang air besar atau kecil.
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
  • Pembengkakan pada perut.

Apabila kamu mengalami gejala-gejala tersebut, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya