Penelitian Harvard: Bertanya Jadi Salah Satu Kunci untuk Menjadi Pribadi yang Disukai

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Harvard University memberikan wawasan baru tentang bagaimana seseorang dapat meningkatkan kemampuan untuk disukai.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 12 Okt 2024, 15:00 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2024, 15:00 WIB
Contoh ilustrasi berbicara dengan teman
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Harvard University memberikan wawasan baru tentang bagaimana seseorang dapat meningkatkan kemampuan untuk disukai. (Foto: Unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Liputan6.com, Jakarta Menjadi orang yang disukai bukanlah sifat yang dibawa seseorang sejak lahir. Menjadi orang yang disukai adalah keinginan hampir setiap orang. Hal ini tidak hanya membuat hidup lebih mudah, tetapi juga membantu dalam membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain. Namun, banyak yang beranggapan bahwa pesona adalah sesuatu yang dibawa sejak lahir. Faktanya, kemampuannya untuk disukai dapat dipelajari dan diasah seperti keterampilan lainnya.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Harvard University memberikan wawasan baru tentang bagaimana seseorang dapat meningkatkan kemampuan untuk disukai. Temuan penelitian ini, yang dipaparkan dalam artikel Harvard Business Review (HBR), menunjukkan bahwa kunci untuk menjadi lebih disukai dan meningkatkan keterikatan interpersonal bukanlah sekadar bersikap sopan, membantu, atau memiliki selera humor yang baik. 

Berikut ulasan lebih lanjut tentang hasil penelitian Harvard tentang kunci menjadi pribadi yang disukai, dirangkum Liputan6.com dari laman yourtango.com, Sabtu (12/10/2024).

Apa yang Membuat Seseorang Disukai?

Memilih Sekolah dan Teman Pergaulan
Ilustrasi Apa yang Membuat Seseorang Disukai? Credit: pexels.com/pixabay

Sebuah studi yang dilakukan oleh Harvard University memberikan pemahaman baru mengenai cara seseorang bisa meningkatkan daya tarik mereka. Hasil penelitian ini, yang dijelaskan dalam artikel Harvard Business Review (HBR), mengungkap bahwa kunci untuk menjadi lebih disukai dan memperkuat hubungan interpersonal bukan hanya dengan bersikap sopan, membantu, atau memiliki selera humor yang baik. Rahasianya terletak pada kemampuan untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan.

Penelitian ini menganalisis ribuan percakapan alami di antara peserta yang saling mengenal, baik melalui obrolan online maupun kencan kilat secara langsung. Para peneliti meminta sebagian peserta untuk mengajukan setidaknya sembilan pertanyaan dalam waktu 15 menit, sementara yang lainnya hanya boleh bertanya tidak lebih dari empat pertanyaan dalam waktu yang sama. 

Hasilnya, peserta yang ditugaskan untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan ternyata lebih disukai oleh pasangan percakapan mereka. Dalam kencan kilat, peserta lebih cenderung bersedia untuk berkencan lagi dengan pasangan yang mengajukan lebih banyak pertanyaan.

Alasan di balik hasil ini cukup logis. Setiap orang ingin merasa bahwa orang lain benar-benar tertarik pada mereka. Seringkali, orang cenderung berbicara tentang diri mereka sendiri, terutama ketika berusaha untuk mengesankan orang lain. Namun, strategi ini tidak selalu efektif untuk meninggalkan kesan positif.

Ketika seseorang menunjukkan ketertarikan yang tulus terhadap orang lain, dengan menanyakan tentang kehidupan, pemikiran, dan perasaan mereka, orang tersebut mengalihkan fokus percakapan dari dirinya ke orang lain. Inilah cara untuk memenangkan hati lawan bicara.

Urutan Pertanyaan yang Tepat

Ilustrasi ngobrol, bertemu teman lama, laki-laki
Ilustrasi ngobrol, bertemu teman lama, laki-laki. (Photo Copyright by Freepik)

Satu hal penting yang ditemukan dalam penelitian ini adalah bahwa urutan pertanyaan yang diajukan dapat memengaruhi respons dari orang yang diajak bicara. Untuk membangun kepercayaan, kedekatan, dan intimasi, percakapan harus memulai dengan pertanyaan yang relatif sederhana dan tidak terlalu pribadi, sebelum melangkah ke pertanyaan yang lebih dalam. 

Misalnya jika baru saja diperkenalkan dengan seseorang, jangan tanyakan tentang ketakutan terbesar atau penyesalan terbesar dalam hidupnya. pertanyaan  ini bisa membuat mereka merasa tidak nyaman.

Sebelum membahas hal-hal yang lebih dalam, penting untuk membangun koneksi terlebih dahulu. Mulailah dengan pertanyaan sederhana, seperti asal daerah, hobi, atau apakah mereka memiliki hewan peliharaan. Kemudian, secara bertahap, bisa beralih ke pertanyaan yang lebih pribadi.

Pertanyaan Tindak Lanjut

Pertanyaan tindak lanjut adalah alat yang sangat berharga saat ingin memberikan kesan yang baik kepada seseorang. Pertanyaan ini menunjukkan ketertarikan terhadap orang yang sedang diajak bicara. Selain itu, pertanyaan tindak lanjut juga membuka ruang untuk percakapan yang lebih tulus dan mendalam, bukan sekadar pertukaran pertanyaan dan jawaban satu kalimat yang cepat dan kaku.

Beberapa contoh pertanyaan tindak lanjut yang dapat Anda gunakan untuk memperlancar percakapan dan menciptakan kesan sebagai orang yang disukai adalah:

“Bisakah Anda ceritakan lebih lanjut tentang…?”

“Mengapa Anda berpikir begitu?”

“Apa maksud Anda dengan…?”

“Bagaimana dengan Anda?”

Pastikan Anda mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini dengan nada yang santai. Anda tidak ingin terdengar seperti seorang pewawancara, tetapi lebih seperti seseorang yang tertarik untuk mengenal orang tersebut dengan lebih baik.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya