Doa Shalat Jenazah Muhammadiyah: Tata Cara, Makna, dan Apa Bedanya?

Tata cara dan doa shalat jenazah Muhammadiyah serupa dengan organisasi Islam lainnya, hanya berbeda pada bacaan shalawat nabi.

oleh Laudia Tysara diperbarui 14 Nov 2024, 12:45 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2024, 12:45 WIB
Proses Pemindahan Jenazah Mpok Nori untuk Disalatkan
Jenazah almarhumah Mpok Nori dibawa ke Masjid Djami Al-Ikhlas untuk disalatkan usai sholat Jumat, Jumat (3/4/2015). Rencananya almarhumah Mpok Nori akan dimakamkan di TPU Pondok Rangon. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Doa shalat jenazah Muhammadiyah merupakan rangkaian doa dan bacaan yang dibaca saat melaksanakan shalat jenazah menurut tuntunan organisasi Muhammadiyah. Setiap muslim wajib memahami tata cara shalat jenazah ini sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada saudara seiman yang telah meninggal dunia.

Melansir dari situs resmi Muhammadiyah, doa shalat jenazah Muhammadiyah terdiri dari empat takbir dengan bacaan yang khusyuk dan penuh makna.

Meskipun secara umum tata cara shalat jenazah Muhammadiyah serupa dengan organisasi Islam lainnya, namun ada beberapa perbedaan kecil dalam bacaan doanya, terutama pada bacaan shalawat nabi. Perbedaan ini bukan untuk diperdebatkan, melainkan sebagai bentuk keragaman dalam berijtihad berdasarkan dalil yang ada. Terpenting adalah substansi dari shalat jenazah itu sendiri sebagai doa dan permohonan ampunan untuk si mayit.

Bagi yang ingin mempelajari lebih dalam tentang doa shalat jenazah Muhammadiyah, simak penjelasan lengkap beserta makna dan dalilnya di bawah ini. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Kamis (14/11/2024)

Takbir Pertama

[Bintang] Suasana Sholat Jenazah Oon
Oon Project Pop meninggal dunia pada Jum’at pagi, pukul 05.00 WIB. Jenazah Oon disemayamkan di rumahnya di Perumahan Kopo Elok, Jl.Bintang, Bandung, Jawa Barat usai dimandikan di Jumat pagi. (Deki Prayoga/Bintang.com)

Setelah niat dan takbiratul ihram, dilanjutkan dengan membaca ta'awudz dan surat Al-Fatihah. Hal ini sesuai dengan hadits dari Abu Hurairah ra yang diriwayatkan oleh Bukhari, bahwa Nabi saw memimpin shalat jenazah dengan takbir empat kali.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ . الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ . الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ . مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ . إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ . اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ . صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ .

Makna surat Al-Fatihah dalam shalat jenazah adalah permohonan hidayah dan bimbingan Allah swt agar si mayit husnul khatimah dan ditempatkan di jalan orang-orang yang diberi nikmat, bukan jalan orang-orang yang dimurkai atau tersesat. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Fatihah ayat 6-7:

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ . صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ

Artinya: "Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat." (QS. Al-Fatihah: 6-7)

Takbir Kedua

Usai takbir kedua, dilanjutkan dengan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw. Bacaan shalawat pada shalat jenazah Muhammadiyah sedikit berbeda dengan bacaan shalawat pada umumnya (shalawat ibrahimiyah), namun esensinya tetap sama yaitu bershalawat dan memohonkan rahmat bagi Nabi Muhammad saw.

اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَالِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَالِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَالِ إِبْرَاهِيْمَ. إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Makna shalawat dalam shalat jenazah adalah memohon syafaat Rasulullah saw kelak di hari kiamat untuk si mayit. Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Nabi saw bersabda:

إِذَا صَلَّيْتُمْ عَلَى الْمَيِّتِ فَأَخْلِصُوْا لَهُ الدُّعَاءَ

Artinya: "Apabila kalian menshalatkan mayit, maka ikhlaskanlah doa untuknya." (HR. Abu Dawud, dishahihkan Al-Albani)

Bershalawat pada shalat jenazah juga menjadi pengingat bagi yang masih hidup untuk senantiasa meneladani akhlak mulia Rasulullah saw, sehingga kelak bisa mendapatkan syafaatnya di akhirat. Allah swt berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Artinya: "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah." (QS. Al-Ahzab: 21)

 

 

Takbir Ketiga

Presiden Jokowi Bertakziah ke Persemayaman Almarhum Buya Syafii Maarif
Presiden Joko Widodo melaksanakan Sholat Ashar berjamaah sebelum sholat jenazah almarhum Buya Syafii Maarif di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, Jumat (27/5/2022). (Foto:Muchlis Jr-Biro Pers Sekretariat Presiden)

Setelah takbir ketiga, makmum membaca doa yang dikhususkan untuk si mayit. Doa ini berisi permohonan ampunan, rahmat, kemuliaan, dan perlindungan Allah swt untuk si mayit di alam kubur dan akhirat kelak.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَاعْفُ عَنْهُ وَعَافِهِ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِمَاءٍ وَثَلْجٍ وَبَرَدٍ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَقِهِ فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَعَذَابَ النَّارِ

Inti dari doa shalat jenazah Muhammadiyah ini adalah memohon agar Allah swt mengampuni dosa-dosa si mayit, merahmatinya, memaafkannya, melapangkan dan memuliakan kuburnya, mengganti amal buruknya dengan yang lebih baik, serta melindunginya dari siksa kubur dan neraka. Salah satu dalilnya adalah firman Allah swt:

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Artinya: "Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, Sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang." (QS. Al-Hasyr: 10)

Membaca doa shalat jenazah Muhammadiyah untuk si mayit juga mengajarkan kepada kita untuk senantiasa mendoakan saudara muslim yang telah meninggal. Karena doa dari saudara muslim yang shalih merupakan salah satu amalan yang tidak terputus bagi si mayit, sebagaimana sabda Nabi saw:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Artinya: "Apabila seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya." (HR. Muslim)

Takbir Keempat

Pada takbir terakhir, dibaca doa yang ditujukan untuk seluruh kaum muslimin, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal. Doa ini mengandung permohonan ampunan yang luas dari Allah swt, serta permohonan agar yang masih hidup ditetapkan dalam Islam dan dimatikan dalam keadaan beriman.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا ، وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا ، وَصَغِيرِنَا وَكَبِيرِنَا ، وَذَكَرِنَا وَأُنْثَانَا ، اللَّهُمَّ مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى الإِسْلاَمِ ، وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى الإِيمَانِ ، اللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ ، وَلاَ تُضِلَّنَا بَعْدَهُ

Selain itu, doa shalat jenazah Muhammadiyah ini juga mengandung harapan agar umat muslim tidak terhalang dari pahala menyalati jenazah, serta tidak tersesat sepeninggal si mayit. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt:

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

Artinya: "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi." (QS. Ali Imran: 8)

Doa pada takbir terakhir ini mengingatkan kita akan luasnya rahmat Allah swt yang menjangkau semua hamba-Nya, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal. Karena itu, sudah sepatutnya kita memperbanyak doa dan istighfar untuk diri sendiri dan saudara seiman. Rasulullah saw bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ، ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلَّا غَفَرَ اللَّهُ لَهُ

Artinya: "Tidaklah seorang hamba melakukan dosa lalu ia bersuci dengan baik, kemudian shalat dua rakaat, lalu memohon ampun kepada Allah kecuali Allah pasti mengampuninya." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dishahihkan Al-Albani)

Setelah takbir keempat dan membaca doa, shalat jenazah ditutup dengan salam. Salam ini merupakan simbol perpisahan penuh doa dan harapan antara yang hidup dan yang meninggal. Namun bukan berarti hubungan terputus, karena silaturahmi masih bisa diteruskan melalui doa dan amal shalih yang dihadiahkan untuk si mayit.

Itulah penjelasan tentang doa shalat jenazah Muhammadiyah beserta makna dan dalilnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya