Membaca Niat Sesudah Sahur Apakah Wajib? Pahami Rukun dan Syarat Puasa yang Harus Dipenuhi

Ramadhan, bulan penuh berkah bagi umat muslim, identik dengan ibadah puasa. Namun, masih banyak yang bertanya-tanya tentang detail ibadah ini, terutama seputar niat sesudah sahur. Artikel ini akan membahas secara lengkap syarat dan rukun puasa, pentingnya niat puasa, bacaan doa sahur, keutamaan sahur, serta hukum puasa Ramadhan meskipun melewatkan sahur.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 12 Feb 2025, 10:30 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2025, 10:30 WIB
tips sahur untuk penderita asam lambung
tips sahur untuk penderita asam lambung ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Puasa atau shiyam dalam Islam berarti menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari dengan niat karena Allah SWT. Memahami ketentuan puasa sangat penting agar ibadah kita diterima Allah SWT. Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman komprehensif tentang puasa Ramadhan, mulai dari rukun dan syaratnya hingga keutamaan sahur dan hukum puasa tanpa sahur. Kita akan membahas secara detail, termasuk menjawab pertanyaan seputar niat sesudah sahur yang seringkali menjadi pertanyaan umat muslim.

Banyaknya pertanyaan seputar niat sesudah sahur menunjukkan betapa pentingnya memahami detail ibadah puasa. Kejelasan pemahaman ini akan membantu kita menjalankan ibadah puasa dengan lebih khusyuk dan mendapatkan keberkahan yang maksimal. Dengan memahami setiap aspek, mulai dari niat hingga doa-doa yang dibaca, kita dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Meskipun membaca doa sesudah sahur bukan kewajiban, namun membaca doa setelah makan sahur merupakan sunnah yang dianjurkan. Doa ini sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki yang diberikan Allah SWT. Dengan demikian, kita dapat meningkatkan kualitas ibadah puasa kita. Untuk memahami apa yang perlu dibaca setelah selesai makan sahur, simak penjelasan selengkapnya berikut ini sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (12/2/2025).

Syarat dan Rukun Puasa Ramadhan

Sebelum membahas niat sesudah sahur, penting untuk memahami terlebih dahulu rukun dan syarat sah puasa Ramadhan. Perbedaan pendapat di antara mazhab dalam menentukan rukun puasa perlu dipahami dengan baik.

Rukun Puasa Menurut 4 Mazhab

Mazhab Hanafi dan Hambali berpendapat bahwa rukun puasa hanya satu, yaitu menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa. Sedangkan mazhab Maliki memiliki dua pendapat; sebagian berpendapat ada dua rukun, yaitu menahan diri dan niat, sementara pendapat yang diunggulkan adalah niat sebagai syarat, bukan rukun. Mazhab Syafi'i menyatakan ada tiga rukun: menahan diri, niat, dan orang yang berpuasa.

Perbedaan pendapat ini menunjukkan keragaman pemahaman dalam Islam. Yang terpenting adalah memahami inti dari ibadah puasa, yaitu menahan diri dari hal-hal yang membatalkan dengan niat karena Allah SWT. Niat sesudah sahur, dalam konteks ini, lebih kepada doa syukur, bukan rukun atau syarat.

Meskipun terdapat perbedaan pendapat, inti dari ibadah puasa tetap sama, yaitu keikhlasan dan ketulusan hati dalam menjalankan ibadah. Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat menghargai keragaman pemahaman dalam Islam.

Kesimpulannya, meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai rukun puasa di antara mazhab, inti dari ibadah puasa tetap sama, yaitu keikhlasan dan ketulusan hati dalam menjalankan ibadah. Niat sesudah sahur, dalam konteks ini, lebih kepada doa syukur, bukan rukun atau syarat.

Syarat Sah Puasa

Selain rukun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar puasa Ramadhan sah. Syarat-syarat ini meliputi:

  • Beragama Islam
  • Niat (berniat puasa sebelum terbit fajar)
  • Suci dari haid dan nifas bagi perempuan
  • Berakal dan baligh

Bagi orang sakit atau musafir (orang yang sedang bepergian), terdapat keringanan dalam menjalankan ibadah puasa. Mereka diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan menggantinya setelah Ramadhan.

Memenuhi syarat-syarat ini penting agar ibadah puasa kita diterima Allah SWT. Kejelasan pemahaman akan syarat-syarat ini akan membantu kita dalam menjalankan ibadah puasa dengan lebih baik.

Dengan memahami syarat-syarat ini, kita dapat memastikan bahwa ibadah puasa kita sah dan diterima oleh Allah SWT. Ini juga akan meningkatkan kualitas ibadah puasa kita.

Pentingnya Niat dalam Puasa Ramadhan

Niat Puasa Qadha Ramadan di Hari Kamis
Niat Puasa Qadha Ramadan di Hari Kamis (Sumber Foto: Pexels)... Selengkapnya

Niat merupakan pondasi utama dalam ibadah puasa Ramadhan. Tanpa niat yang tulus dan ikhlas karena Allah SWT, puasa tidaklah sah. Niat ini harus diucapkan di dalam hati sebelum terbit fajar.

Waktu Berniat Puasa

Waktu berniat puasa adalah sebelum terbit fajar. Meskipun terdapat perbedaan pendapat di antara ulama mengenai waktu yang paling utama, yang terpenting adalah niat tersebut diucapkan sebelum terbit fajar.

Beberapa ulama menganjurkan untuk berniat setiap malam, sedangkan sebagian lainnya berpendapat cukup berniat sekali di awal Ramadhan. Namun, untuk berjaga-jaga, lebih baik berniat setiap malam sebelum sahur.

Waktu sahur merupakan momen yang tepat untuk memantapkan niat puasa. Dengan demikian, kita dapat memulai puasa dengan hati yang tenang dan penuh kesungguhan.

Bacaan Niat Puasa Ramadhan

Berikut bacaan niat puasa Ramadhan:

 

Niat Puasa Harian

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanati lillahi ta'ala

Artinya: Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban puasa bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta'ala.

 

Niat Puasa Sebulan Penuh

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلَّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma syahri Ramadhana hadzihis sanati fardan lillahi ta'ala

Artinya: Aku niat berpuasa bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta'ala.

Untuk menghafalkan niat, ulang-ulanglah bacaan tersebut dan pahami artinya. Dengan memahami artinya, kita akan lebih khusyuk dalam berniat.

Sahur dan Keutamaannya

Ilustrasi buka puasa, sahur, Islami, Ramadan
Ilustrasi buka puasa, sahur, Islami, Ramadan. (Photo by Thirdman from Pexels)... Selengkapnya

Sahur merupakan sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Meskipun bukan syarat sah puasa, sahur memiliki banyak keutamaan dan manfaat.

Pengertian dan Waktu Sahur

Sahur adalah makan sebelum fajar tiba. Waktu sahur dimulai dari tengah malam hingga menjelang imsak. Dianjurkan untuk mengakhirkan waktu sahur agar mendapatkan keberkahan yang lebih banyak.

Adab sahur menurut sunnah antara lain: makan dan minum secukupnya, tidak berlebihan, dan membaca doa sebelum dan sesudah makan. Dengan demikian, kita dapat meningkatkan kualitas ibadah puasa kita.

Waktu sahur yang tepat adalah sebelum terbit fajar. Dengan demikian, kita dapat mendapatkan energi yang cukup untuk beraktivitas seharian.

Keutamaan Sahur

Sahur memiliki berbagai keutamaan, antara lain:

  • Mendapat keberkahan dari Allah SWT
  • Shalawat dari malaikat
  • Membedakan puasa kita dengan puasa ahli kitab
  • Waktu mustajab untuk berdoa
  • Memberikan kekuatan fisik

Dengan menjalankan sahur, kita tidak hanya mendapatkan manfaat fisik, tetapi juga spiritual. Keutamaan sahur ini menunjukkan betapa pentingnya sahur dalam ibadah puasa.

Keutamaan sahur ini menjadi motivasi bagi kita untuk selalu melaksanakan sahur. Dengan demikian, kita dapat meraih keberkahan dan pahala yang berlimpah.

Doa-Doa Saat Sahur

Berikut beberapa doa yang dianjurkan untuk dibaca saat sahur:

 

Doa Sebelum Makan Sahur

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، بِسْمِ اللَّهِ

Allahumma baarik lanaa fiimaa razaqtanaa wa qinaa adzaaban naar, bismillah

Artinya: Ya Allah, berkahilah rezeki yang Engkau berikan kepada kami dan lindungi kami dari siksa neraka. Dengan menyebut nama Allah.

 

Doa Ketika Sahur

يَرْحَمُ اللهُ المُتَسَحِّرِيْنَ

Yarhamullahu al-mutasahhirīn

Artinya: Semoga Allah SWT memberikan rahmat kepada orang-orang yang bersahur.

 

Doa Setelah Selesai Sahur

اَللّٰهُمَّ قَوِّنِيْ عَلَى صِيَامِيْ وَاجْعَلْهُ مِنِّيْ مَقْبُوْلًا

Allahumma qawwini 'alaa shiyaami waj'alhu minnii maqbuulan

Artinya: Ya Allah, kuatkanlah aku dalam puasaku dan jadikanlah ia diterima dariku.

Membaca doa-doa ini akan menambah keberkahan sahur kita.

Hukum Puasa Tanpa Sahur

Ilustrasi puasa, buka puasa, sahur
(Photo by Dan DeAlmeida on Unsplash)... Selengkapnya

Sahur hukumnya sunnah muakkadah, bukan wajib. Puasa tetap sah meskipun tanpa sahur. Namun, melewatkan sahur berarti kehilangan keberkahan dan pahala yang besar.

Para ulama sepakat bahwa sahur bukan syarat sah puasa. Oleh karena itu, puasa tetap sah meskipun kita tidak bersahur. Namun, kita dianjurkan untuk bersahur agar mendapatkan keberkahan dan pahala yang lebih banyak.

Dampak meninggalkan sahur adalah kehilangan keberkahan dan pahala yang besar. Selain itu, kita juga akan merasa lebih lemas dan kurang bertenaga saat berpuasa.

Jika terpaksa melewatkan sahur karena suatu hal, kita tetap harus berniat puasa dan menjalankan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya. Kita juga dapat mengganti kekurangan energi dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang bergizi saat berbuka.

Niat sesudah sahur bukanlah kewajiban, tetapi membaca niat puasa merupakan salah satu rukun puasa. Puasa Ramadhan memiliki rukun dan syarat yang harus dipenuhi agar ibadah kita sah. Sahur, meskipun sunnah, memiliki keutamaan yang besar dan dianjurkan untuk dijalankan. Semoga penjelasan ini bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman kita tentang ibadah puasa Ramadhan.

Dengan memahami rukun, syarat, dan keutamaan puasa Ramadhan, termasuk pentingnya niat dan doa sahur, kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih khusyuk dan mendapatkan keberkahan yang lebih besar. Semoga Allah SWT menerima ibadah puasa kita. Dengan kata lain, niat sesudah sahur maupun doa setelah sesudah sahur hanya sebatas anjuran, namun niat puasa merupakan syarat yang harus dipenuhi agar ibadah puasa sah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya