Liputan6.com, Jakarta - Pertemuan antara Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dengan sejumlah duta besar negara sahabat, termasuk Amerika Serikat (AS), memunculkan banyak prasangka. Ada yang mengatakan AS sedang menekan Jokowi dan ada pula yang menyebutkan Jokowi sedang meminta restu untuk pencapresan dirinya oleh PDI Perjuangan.
Tapi, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla melihat pertemuan antara Jokowi dan Dubes AS Robert Blake itu dari perspektif berbeda. Dirinya menilai pertemuan itu untuk menjalin kerja sama yang lebih erat dengan Indonesia.
"Saya sudah jelaskan, justru Amerika itu ingin belajar tentang bagaimana bisa bekerja sama dengan Vietnam," kata pria yang karib disapa JK itu usai menghadiri diskusi di aula Masjid Al Azhar, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (16/4/2014).
Menurut JK, Amerika selalu kesulitan menjalin kerja sama dengan Vietnam. Karena itu pihaknya ingin belajar dari Indonesia. "Karena Amerika sulit masuk. Kalau Vietnam kan sudah dengan Rohingya. Jadi mereka ingin kerja sama," lanjutnya.
Sementara terkait dengan keinginan sejumlah kalangan agar JK menjadi tokoh pemersatu bagi parpol berbasis Islam, politisi Partai Golkar ini mengatakan belum pernah membicarakannya dengan para pimpinan parpol tersebut. "Belum bicara dengan teman-teman," tegas JK.
Menurut JK, partai manapun bisa mengajukan capres sendiri. Asalkan memenuhi syarat kursi parlemen 20% dan suara partai 25%. Karena itu, tidak menutup kemungkinan partai berbasis Islam bergabung dan membentuk koalisi.
"Semua partai bisa mengusulkan, asal memenuhi syarat, tapi itu belum kita bicarakan," tandasnya. (Yus Ariyanto)
Jokowi Bertemu Dubes, JK: AS Ingin Belajar dari Indonesia
Jusuf Kalla menilai pertemuan antara Jokowi dan Dubes AS adalah untuk menjalin kerja sama yang lebih erat antara kedua negara.
Diperbarui 16 Apr 2014, 15:15 WIBDiterbitkan 16 Apr 2014, 15:15 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Prajurit Aktif Rangkap Jabatan Sipil Harus Pensiun Dini atau Mundur, Siapa Bakal Terdampak?
Kadar Emas Paling Ideal Ternyata Bukan 24 Karat, Berapa?
Guru Cabuli 8 Siswa di Sikka Ternyata Berstatus ASN P3K, Apa Sanksinya?
Barcelona Krisis Keuangan, Chelsea Berani Tawar Gavi
8 Resep Sambal Khas Nusantara: Pedas, Nikmat, dan Mudah Dibuat
6 Fakta Menarik Masjid Sunan Giri Gresik yang Dikelilingi 300 Makam
Hubble Ungkap Masa Depan dan Masa Lalu Galaksi Andromeda
Potret Keindahan Bulan Sabit Sejajar dengan Kubah Hijau Masjid Nabawi, Bikin Takjub
Aulia Rahman Basri Resmi Maju PSU Pilkada Kukar, Gantikan Edi Damansyah
Detik-Detik Puluhan Napi Lapas Kutacane Kabur, Dipicu soal 'Bilik Asmara'
Bolehkah Berdoa saat Sujud Pakai Bahasa Indonesia? Ini Kata UAS dan Syafiq Riza Basalamah
Tidak Terima Diklakson Pemotor, Pengemudi Aphard di Cilincing Banting Korban hingga Memar