Jokowi di Naskah Soal UN, Pramono PDIP: Depdikbud Lagi Cari Muka

Politisi PDIP Pramono Anung menilai, pembuat soal yang mencantumkan nama Jokowi sedang cari muka di ranah politik.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 17 Apr 2014, 13:56 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2014, 13:56 WIB
Jokowi di Naskah Soal UN, Pramono PDIP: Depdikbud Lagi Cari Muka
Politisi PDIP Pramono Anung menilai, pembuat soal yang mencantumkan nama Jokowi sedang cari muka di ranah politik.

Liputan6.com, Jakarta - Nama Jokowi 2 kali muncul di naskah soal Ujian Nasional (UN, yakni dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Politisi PDIP Pramono Anung menilai, pembuat soal yang mencantumkan nama Jokowi sedang cari muka di ranah politik.

"Itu bisa terjadi kalau ada internal di Departemen Pendidikan lagi cari muka saja. Saya tak lihat pretensi negatif, dia lagi lihat peta politik ke depan dan agak kreatif," ujar Pramono di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (17/4/2014).

Pramono mengatakan, pria bernama lengkap Joko Widodo itu bahkan tak tahu sama sekali kemunculan namanya di naskah soal UN. Selain itu, ia juga memastikan perbuatan tersebut tidak dilakukan lawan politik PDIP.

Atas perisitiwa ini, Wakil Ketua DPR itu berharap perbuatan serupa tidak terulang. "Ini nggak perlu diulangi lagi, karena di ruang ujian seharusnya tak ada motif politik," tegasnya.

Jubir Kemdikbud Ibnu Hamad memastikan tim pembuat naskah soal UN bukan tim sukses Jokowi atau orang yang berkecimpung di dunia politik. "Tim pembuat soal terdiri dari guru dan dosen perguruan tinggi dari Puspendik, lalu ada staf Balitbang."

"Jadi bebas politik, walau sifatnya kecolongan," tegas Ibnu di Gedung Kemdikbud, Jakarta, Rabu 16 April lalu.

Ibnu mengatakan, tak ada kesalahan prosedur atas munculnya nama Jokowi di naskah soal UN Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Sebab, proses verifikasi sudah dilakukan. Hanya saja tim verifikator tidak melihat perkembangana politik nasional.

"Soal sudah disusun Juli dan Oktober, sehingga proses prosedur sudah benar begitu. Tidak terduga Jokowi sebagai capres dan muncul di soal semata-mata tujuan akdemik," jelas Ibnu.

Tak hanya nama Jokowi saja yang muncul di naskah soal UN, menurut Ibnu, ada juga nama penyanyi legendaris Iwan Fals. Seharusnya kemunculan nama capres PDIP itu. Namun, karena hal ini dinilai masalah, maka pihak Kemdikbud akan turun tangan.

Berikut kutipan soal ujian yang memuat nama Jokowi di Bahasa Inggris:

"A car is still an expensive vehicle for most Indonesians. But the goverment's program of cheap car certainly will worsen the traffic congestion in the capital city of Jakarta.

On the other hand, it can help Indonesian people who want to have a new car with a cheap price. This policy is also increase the growth in economy and people's reduce traffic congestion. The public complaint is certainly expressed by the governor of DKI Jakarta, Joko Widodo and NBSP.

Jokowi also plans to restrict the used private vehicle. He ensures this plan will not be successful when cheap cars are coming on the streets of the capital.

Board member of Indonesian Consumers Foundation (YLKI), Tulus Abadi, also protested the policies of cheap cars that are listed in G.R 41/2013 of Regulatory Budget Environment Friendly car (LOGC).

Pertanyaan yang muncul adalah, "What is the writer's position in the controversy of cheap car policy?" dan "..... Jokowi also plans to restrict the used private vehicles....".

Berikut kutipan asli yang ada dalam salah satu soal UN bahasa Indonesia  di ‎SMA Muhammadiyah I Sukoharjo, Jawa Tengah.

"Ir. H. Joko Widodo lahir di Surakarta, 21 Juni 1961, merupakan alumnus UGM. Sejak 15 Oktober, Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI. Tokoh yang jujur dan selalu bekerja keras ini dikenal dengan gaya blusukannya ke pelosok ibu kota. Berbagai penghargaan telah beliau raih, antara lain ia termasuk salah satu tokoh terbaik dalam pengabdiannya kepada rakyat. Sebagai tokoh seni dan budaya, beliau dinilai paling bersih dari korupsi. Namun demikian, usahanya di bidang Upah Minimun Provinsi (UMP) mengalami kendala oleh tindakan buruh yang memanggil kembali perwakilannya saat sidang berlangsung. Buah dari pertemuan tersebut dewan pengupahan menetapkan UMP sebesar Rp 2,2 juta".

Dua pertanyaan yang harus dijawab peserta UN, adalah, pada nomor 15, tertulis, "Keteladanan Jokowi pada kutipan wacana tersebut adalah?" dan "Masalah yang dihadapi tokoh Joko Widodo berdasarkan paragraph tersebut adalah?"

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya