Dahlan Iskan: Luar Biasa, Jurnalistik Sudah Diperkosa

Dahlan menuturkan para redaktur di media televisi tersebut sudah seharusnya paham soal jurnalistik.

oleh Rinaldo diperbarui 27 Jun 2014, 18:32 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2014, 18:32 WIB
Dahlan Iskan
Dahlan Iskan (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota tim pemenangan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK), Dahlan Iskan mengaku prihatin terhadap media yang semakin terbawa arus politik dan berani memalsukan serta menyiarkan berita bohong.

"Saya anggap tindakan memalsukan berita itu sangat memalukan. Luar biasa, jurnalistik sudah diperkosa," kata Dahlan saat berbicara pada sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (27/6/2014).

Dahlan menanggapi pemberitaan salah satu stasiun televisi yang menyiarkan survei Gallup, dengan menyebutkan elektabilitas pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa (Prabowo-Hatta) berkisar 52 persen, unggul atas Jokowi yang hanya memperoleh 41 persen.

Pemberitaan tersebut menuai kritikan di media sosial, karena survei Gallup tersebut telah dipalsukan dengan mengedit jajak pendapat yang dilakukan Gallup saat Barack Obama bersaing melawan John McCain dalam Pemilihan Presiden AS pada 2008.

"Saya sempat melihat running text salah satu televisi nasional. Rasanya tidak mungkin juga Gallup ikut melakukan survei Pilpres Indonesia," ujar Dahlan.

Sebagai orang yang sudah lama berkecimpung dalam dunia media, Dahlan menuturkan para redaktur di media televisi tersebut sudah seharusnya paham soal jurnalistik.

"Mana informasi yang layak disiarkan mana yang tidak. Tapi, yang pasti pemberitaan itu sangat memalukan dunia jurnalis, karena menyebarkan berita bohong hanya untuk mempengaruhi publik," tegasnya.

Pemilik jaringan media ini menuturkan, para tokoh jurnalistik yang terdahulu sesungguhnya sudah bekerja keras dan susah payah memperjuangkan agar jurnalis lebih profesional.

"Tapi, lagi-lagi jurnalistik sudah begitu diperkosa sedemikian rupa, sehingga dapat menimbulkan anggapan di masyarakat bahwa media itu dapat dikerjain," tegas Dahlan. (Ant/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya