Suka Duka Kepala Stasiun Gambir 22 Tahun Tak Mudik Lebaran

Pria kelahiran Wonosobo, Jawa Tengah, itu telah mengabdi di PT Kereta Api Indonesia (KAI) sejak 1993.‎

oleh Taufiqurrohman diperbarui 17 Jul 2015, 07:59 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2015, 07:59 WIB
Suka Duka Kepala Stasiun Gambir 22 Tahun Tak Mudik Lebaran
(Foto: Taufikurrohman)

Liputan6.com, Jakarta - Lebaran telah tiba, Kamis malam semua umat Islam pun mengumandangkan takbir sebagai tanda kemenangan setelah sebulan penuh menjalani puasa Ramadan. Umat muslim yang bekerja di perantauan, sebagian besar sudah mudik ke kampung halaman mereka, untuk berkumpul dengan kerabatanya.

Namun, momen penting ini tak bisa dinikmati semua umat Islam. Terlebih bagi mereka yang harus menjalankan tugas melayani masyarakat saat Lebaran. Di antaranya adalah Kepala Stasiun Gambir Edy Kuswoyo.

Pria kelahiran Wonosobo, Jawa Tengah, itu telah mengabdi di PT Kereta Api Indonesia (KAI) sejak 1993.‎ Hingga saat ini, di usia pengabdiannya yang ke-22 tahun, Edy mengaku tidak pernah menikmati tradisi mudik Lebaran, seperti kebanyakan masyarakat lainnya.

Sedikit cerita dari bapak 2 anak ini, hampir setiap Lebaran selalu dinanti-nantikan kehadirannya oleh sang ibu, yang telah melahirkan dia. Hampir setiap menjelang Lebaran, sang bunda menanyakan kapan akan pulang mudik.

"Ibu saya mungkin karena sangat rindu sudah 22 tahun anaknya tak pernah pulang saat Lebaran, selalu menanyakan saya kapan pulang. Tapi saya kembali mengingatkan beliau, kalau tugas dan pekerjaan saya membuat saya tidak bisa mudik Lebaran seperti yang lain, dan beliau baru ingat," tutur Edy saat berbincang dengan Liputan6.com di Stasiun Gambir,‎ Jakarta, Kamis 16 Juli 2015.

Meski pun istri dan dan anak-anaknya memahami risiko pekerjaan sebagai pelayan masyarakat, namun perasaan Edy ingin mudik Lebaran berkumpul bersama keluarga besarnya saat momen Idulfitri ‎tetap ada di benaknya.

"Anak-anak sama istri sih ngerti, walau pun kadang bertanya kapan mudik Lebaran ke Wonosobo. Ya, ini sudah tugas dan pengabdian saya yang harus melayani masyarakat pengguna kereta api, acara Lebaran dengan keluarga tidak bisa hadir," ucap Edy.

Bahkan Edy mengaku, saat pertama kali dirinya bekerja di PT KAI sempat merasakan sedih saat Lebaran tak bisa pulang mudik. Saat itu, dia belum menikah dan masih berstatus bujangan.

"1993 Baru masuk (PT KAI) itu saya dengar suara takbiran malam Lebaran sempat menangis, tahun berikutnya sama. Tapi di tahun ketiga saya sudah jadi terbiasa," kenang dia.

Sebagai pegawai PT KAI, Edy pun mengucapkan Selamat Hari Raya Idulfitri 1436 Hijriah dan memohon maaf atas segala kesalahannya, jika ada pelayanan pihaknya yang dirasakan belum memuaskan masyarakat.

"Selamat Lebaran, mohon maaf lahir batin dan semoga semua perjalanan mudik selamat sampai tujuan," pungkas Edy. (Rmn/Mar)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya