Liputan6.com, Mekah - Proses pemulangan jemaah haji Indonesia gelombang pertama pada Senin 28 September 2015 berjalan lancar. Untuk pemulangan jemaah haji gelombang kedua dari Mekah menuju Madinah, sudah berlangsung sejak 3 Oktober lalu.
Pantauan wartawan Liputan6.com Wawan Isab Rubiyanto di Mekah, banyak jemaah haji asal Indonesia melaksanakan tawaf perpisahan (Tawaf Wada).
Pemulangan jemaah haji Indonesia dari Kota Mekah terbagi dalam dua gelombang. Pertama, jemaah diberangkatkan dari Mekah menuju Jeddah untuk pulang ke Tanah Air, dan kedua, jemaah diberangkatkan dari Mekah untuk melaksanakan salat sunah Arbain di Kota Madinah Al-Mukaromah.
"15 Kloter akan diberangkatkan dari Mekah menuju Jeddah untuk kemudian dipulangkan ke Tanah air. Sedangkan 14 Kloter lainnya akan diberangkatkan dari Mekah menuju Madinah untuk menjalani ibadah Arbain," terang Kepala Seksi Pelayanan Pemulangan Daker Mekah, Ismali Aini.
Sementara itu, Kepala Seksi Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Reza Muhammad Marzal mengatakan, sampai pukul 17.00 waktu Arab Saudi, 67.842 jemaah haji Indonesia sudah diberangkatkan dari Mekah.
"Sampai dengan sore tadi, sebanyak 165 Kloter yang didampingi 825 petugas sudah diberangkatkan dari Mekah menuju Jeddah dan Madinah," kata Reza.
Mengenai pemulangan jemaah haji Indonesia dari Madinah usai melaksanakan ibadah Arbain, jemaah akan dipulangkan ke Tanah Air dari Bandara Amir Muhammad Bin Abdulaziz (AMAA) mulai Senin, 12 Oktober mendatang.
Pemeriksaan Koper
Kepala Seksi Kedatangan dan Kepulangan Daker Airport Jeddah – Madinah Edayanti Dasril mengingatkan, agar pemeriksaan koper jemaah sudah clear sejak dari pemondokan. Sebab, selain jarak dari pemondokan di Madinah ke bandara relatif dekat, proses imigrasi di bandara juga diperkirakan hanya berlangsung sekitar satu jam.
"Ketika saya bertanya tentang proses imigrasi, pihak otoritas bandara memberi bayangan bahwa itu tidak jauh berbeda dengan kedatangan, proses imigrasi tidak terlalu lama, kurang lebih satu jam," terang Edayanti.
"Artinya, akan cepat dan ini akan menjadi pertimbangan. Kita akan berdiskusi dengan teman-teman Madinah, bagaimana proses pendorongan dari pemondokan," terang dia.
Menurut Edayanti, pelayanan di bandara Madinah berbeda dengan di Plasa Bandara Jeddah. Kalau di Jeddah, ada spare waktu 6 jam sebelum keberangkatan jemaah haji. Rentang waktu itu digunakan dua jam untuk distribusi katering, sosialisasi tas tentengan, dan sweeping. Tiga sampai empat jam berikutnya, mereka akan didorong menuju gate oleh pihak penerbangan.
"Kalau di sini, makan tidak ada lagi. Pendorongan harus kita pikirkan. Bagaimana ketika di bandara semua sudah clear jadi tidak ada lagi proses sweeping, tidak ada lagi proses sosialisasi," kata Edayanti.
Terkait jadwal penerbangan, Edayanti menjelaskan sampai saat ini tidak ada perubahan slot time pemulangan jemaah dari Madinah. menurut dia, tahun ini penetapan slot time baik di Jeddah maupun Madinah cukup bagus. Indikatornya, dari 378 kloter, hanya 17 kloter yang mengalami perubahan.
"Ini tidak seperti biasanya. Bisa jadi ini karena pembagian pemberangkatan dan pemulangan jemaah, 50 persen di Madinah dan 50 persen di Jeddah, sehingga kepastian slot time lebih gampang kita dapatkan," kata Edayanti. (Sun/Ans)