Bagaimana Hukumnya Berpuasa tapi Melanggar Rambu Lalu Lintas?

Di kota besar seperti Jakarta, tiap hari, jam, menit, detik hidup manusia tak bisa lepas dari kemacetan.

oleh Karmin Winarta diperbarui 05 Jun 2017, 11:20 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2017, 11:20 WIB
Muhammad Nur Hayid
Muhammad Nur Hayid

Liputan6.com, Jakarta - Di kota besar seperti Jakarta, tiap hari, jam, menit, detik hidup manusia tak bisa lepas dari kemacetan. Dari sekian banyak pengendara, ada yang tidak sabaran. Karena terburu-buru, atau karena alasan lain, beberapa pengendara sering melanggar lalu lintas.

Bukan hanya pengendara motor, tapi juga pengendara mobil. Termasuk saat bulan puasa, ketika orang muslim mempunyai kewajiban berpuasa. Yang artinya selain menahan haus dan lapar juga menahan amarah dan segala macam yang menyinggung egonya.

Nah, bagaimana hukumnya bagi muslim yang berpuasa, tapi melanggar lalu lintas, Kiai Muhammad Nur Hayid memberikan pendapatnya.

Menurut dia, orang yang berpuasa tapi melanggar peraturan lalu lintas, sesungguhnya ia tak betul-betul meresapi ibadah puasanya. Sebab dalam ibadah puasa kita dilatih disiplin taat asas dan taat aturan.

"Kalau ibadah puasa memang kaitannya dengan Allah, dengan syariah. Malah kita dilarang melanggar aturan Allah SWT, hingga ada beberapa perkara yang membatalkan puasa, juga membatalkan pahalanya ibadah puasa."

"Orang yang berpuasa tapi tidak disiplin dalam syariahnya, maka ibadah puasanya akan ditolak. Misalnya dalam berwudu ia tak hati-hati, lalu ada air masuk ke hidung, telinga, maka batallah puasaya.

Ia melanjutkan, ada orang yang mampu menjaga puasanya secara lahiriah berpuasa, tapi tidak bisa menjaga mata, hati dan lisannya, maka mereka termasuk golongan orang yang sesungguhnya orang yang berpuasa dari waktu Subuh sampai terbenamnya matahari, tapi pahalanya kosong.

Pada hakikatnya puasa adalah menahan diri dari hal yang merusak diri kita dan orang lain. Misalnya apa yang membatalkan ibadah puasa? Suka ghibah, membicarakan keburukan orang lain, suka memprovokasi, caci maki, mengadu domba, dia melakukan sumpah dengan kepalsuan dan yang terakhir tidak mampu menahan syahwatnya ketika bertemu dengan perempuan cantik atau ganteng. 

Diibaratkan dengan itu semua orang yang berpuasa, tapi tetap melanggar peraturan lalu lintas sejatinya tidak pernah merasakan harkat dari puasanya, karena efek dari berpuasa itu tidak hanya dalam konteks ilahiah, konteks spiritualitas, tapi efek dari berpuasa itu secara lahiriah, secara jasmaniah akan membawa kesehatan kepada kita baik lahir maupun batin.

Yang kedua, secara kultur akan membuat kita lebih disiplin, taat asas. Maka orang yang berpuasa tapi tidak taat asas, maka dia tidak bisa merasakan indahnya berpuasa, tidak bisa merasakan tujuan dan manfaat berpuasa.

Jadi, memang berpuasa dan sah secara hukum syari, tapi manfaat berpuasa tidak mereka dapatkan.

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya