Ibu Hamil Baiknya Hindari Takjil Tinggi Kalori Saat Buka Puasa

Ibu hamil yang tengah menjalankan puasa sebaiknya menghindari takjil tinggi kalori dan lemak

oleh Fitri Syarifah diperbarui 12 Jun 2017, 20:00 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2017, 20:00 WIB
Makan mangga
Ibu hamil sebaiknya menghindari takjil yang tinggi kalori dan lemak.

Liputan6.com, Jakarta Salah satu kebiasaan yang kerap dirindukan ketika puasa Ramadan adalah berburu takjil. Ya, banyak makanan yang hanya bisa ditemukan di bulan puasa, seperti misalnya kolak.

Selain lebih banyak meluangkan waktu untuk beribadah, Bulan Ramadan di Indonesia identik dengan hidangan takjil beraneka ragam. Takjil yang bermacam jenisnya itu kerap tersaji menjelang waktu berbuka puasa.

Hanya saja, ibu hamil yang tengah menjalankan puasa sebaiknya menghindari takjil tinggi kalori dan lemak seperti kolak atau cendol. Alasannya, takjil semacam itu sulit dicerna oleh tubuh. 

"Selama perut kosong, makanan yang tinggi kalori dan lemak sulit dicerna. Padahal kita butuh makanan yang cepat menaikkan gula darah," kata Dokter Spesialis Gizi Klinis dari Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro, Diana F Suganda MKes pada wartawan beberapa waktu lalu.

Menurut Diana, takjil yang paling baik dikonsumsi ibu hamil dan menyusui yang berpuasa adalah kurma. "Kurma mengandung bahan alami yang mengandung 25 sampai 30 kalori per butir. Namun bukan berarti makan kurma ini berlebihan, bukan satu stoples ya," imbuhnya.

Selain itu, Diana juga menyarankan ibu hamil untuk berbuka puasa dengan bubur kacang hijau yang tinggi protein untuk menjaga pertumbuhan janin.

"Saat buka puasa, lebih baik ibu hamil mengonsumsi bubur kacang hijau. Namun jangan tambahkan santan atau susu kental. Anda bisa menggantinya dengan susu UHT atau susu rendah lemak," pungkasnya. 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya