Liputan6.com, Jakarta - Kurangnya perlalatan kesehatan untuk di sekitar Jamarat seperti kursi roda dan tandu akan menjadi bahan evaluasi haji bagi pemerintah Indonesia.
Hal ini langsung dikatakan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin usai lontar jumrah pada Kamis 23 Agustus 2018.
Baca Juga
Lukman mengakui walaupun relatif lancar, fase krusial pada saat lempar jamarat hari pertama menyisakan persoalan kurangnya kursi roda ini.
Advertisement
"Tahun ini yang lansia itu memang cukup banyak. Tentu ini menjadi bahan evaluasi kita mengenai bagaimana kursi roda ini bisa lebih mencukupi di tahun yang akan datang," ujar Lukman, seperti dilansir laman www.haji.kemenag.go.id, Jumat (24/8/2018).
Menurutnya, saat bekerja di lapangan, Tim Mobile Crisis Rescue (MCR) sempat kewalahan karena banyaknya permintaan jemaah yang kelelahan dan meminta dibawa dengan kursi roda.
Tentu saja skala prioritas kursi roda diperuntukkan bagi jemaah haji yang kondisinya kritis.
"Jadi kita memiliki kekurangan kursi roda dan tandu karena di sepanjang jalan itu tidak boleh ada pos kesehatan yang stasioner, yang menetap, dan harus mobile," ucap Lukman.
Â
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:Â
Banyak Jemaah Haji Beresiko Tinggi
Lukman mengatakan, kursi roda memang sangat diperlukan karena banyaknya jemaah haji yang masuk kategori berisiko tinggi.
"Kursi roda memang diperlukan karena jumlah jemaah haji kita yang lansia yang membutuhkan kursi roda itu cukup banyak ini menjadi bahan evaluasi kita tahun depan agar kita sikapi lebih baik lagi," kata Lukman.
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menempatkan Tim MCR di titik-titik krusial yang ada di jamarat. Tim MCR ini dibekali peralatan kursi roda, tandu, dan pertolongan darurat.
Advertisement