Pasien Diabetes seperti Ini Tak Wajib Berpuasa Ramadan

Bagi pasien diabetes dengan tipe tertentu tak perlu memaksakan diri untuk menjalankan puasa Ramadan

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 12 Mei 2019, 17:45 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2019, 17:45 WIB
Ilustrasi diabetes (iStockphoto)
Ilustrasi diabetes (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Pasien diabetes yang punya kadar gula darahnya tinggi tidak diizinkan dokter untuk puasa. Kadar gula darah tinggi, yakni di atas 250 mg/dl. Meski tidak ada gejala komplikasi yang dialami, tetap tidak diperbolehkan

"Gimana mau nurunin. Kan tinggi gula darahnya. Kalau gula terkontrol bagus, ya oke (diizinkan) puasa Kalau enggak terkontrol ya enggak diizinkan puasa," papar dokter spesialis penyakit dalam Sidartawan Soegondo saat ditemui di Jakarta, ditulis Jumat (10/5/2019).

Pasien diabetes yang memiliki gula darah sedang tinggi, dokter akan bingung bagaimana mengatur jadwal turunnya gula darah. Yang paling penting adalah bahaya komplikasi di kemudian hari.

Komplikasi berupa kerusakan saraf dan gagal ginjal. Kerusakan pembuluh darah akibat gula darah tinggi juga mengarah pada kerusakan mata. Lensa mata berubah menjadi keruh, yang berpotensi kebutaan.

"Pertimbangan soal komplikasi di kemudian hari ini harus matang," lanjut Sidarta.

Pasien Koma dan Tidak Sadar

Sidarta menekankan, alasan pasien diabetes yang tidak terkontrol gula darahnya atau gula darahnya tinggi biasanya akan mengalami ketoasidsosis.

Ketoasidosis terjadi jika tubuh tidak memiliki insulin yang cukup untuk memproses glukosa (gula) darah. Maka, tubuh akan membakar lemak sebagai energi. Akibatnya, asam yang disebut keton terbentuk dalam tubuh.

Saking kadar gula darah tinggi, energi dari gula tidak bisa masuk ke dalam sel. Padahal, tubuh perlu energi kan. Energi pun diambil dari lemak. Gula yang tidak bisa masuk ke dalam sel akan memecah lemak.

"Pemecahan lemak ini membuat darah kita bersifat asam. Yang terjadi, tubuh yang mengalami ketosis--tidak memiliki persediaan karbohidrat yang cukup untuk dibakar. Sebagai gantinya tubuh akan membakar cadangan lemak-- berubah jadi ketoasidosis," tambah Sidarta.

Pasien pun akan koma dan tidak sadar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya