Liputan6.com, Abu Dhabi - Ketika umat Islam di seluruh dunia menandai bulan suci Ramadan dengan berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam, penduduk dan bangsawan di Uni Emirat Arab (UEA) juga telah membuat pengaturan besar untuk mengamatinya.
Warga dan pemerintah setempat mendirikan tenda berbuka puasa dan sahur di seluruh negeri, yang menawarkan makanan dan minuman untuk mereka yang berpuasa.
Baca Juga
Kegiatan sukarela tersebut akan tetap berlangsung selama Ramadan, ketika kaum muda dan tua turun ke jalan untuk melayani iftar bagi mereka yang sedang bepergian atau masih dalam perjalanan saat waktu buka puasa tiba.
Advertisement
Perusahaan swasta dan publik meluncurkan inisiatif mereka sendiri, seperti Ramadan Aman dari otoritas kota Ajman. Demikian seperti dikutip dari Khaleej Time, Minggu (19/5/2019).
Baru-baru ini, sebuah video Ramadan Aman mendapat banyak perhatian ketika anggota muda keluarga kerajaan Ajman mendaftar sebagai sukarelawan untuk melayani iftar bagi para pengendara mobil yang puasa, termasuk Yang Mulia Sheikh Humaid bin Rashid Al Nuaimi, Anggota Dewan Tertinggi dan Penguasa Ajman.
Dalam klip itu, ia terlihat berbuka puasa bersama mereka, sembari memuji mereka karena mau menjadi sukarelawan selama Bulan Suci:
Dalam contoh lain, seorang anggota kerajaan Dubai, Sheikh Ahmed bin Mohammed bin Rashid Al Maktoum, putra dari Yang Mulia Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum (Wakil Presiden dan Perdana Menteri UEA dan Penguasa Dubai), juga terlihat mengumpulkan kotak berbuka puasa dari relawan di jalan..
Ia tampaknya membuat kemacetan ketika ia berinteraksi dengan seorang sukarelawan.
Uniknya Buka Puasa Ramadan di Burj Khalifa, Punya 3 Perbedaan Waktu
Tahukah Anda bahwa ada tiga perbedaan waktu buka puasa di Burj Khalifa? Fakta unik ini disebabkan oleh: semakin tinggi posisi Anda berada di gedung pencakar langit ikonik Dubai tersebut, maka matahari kian muncul lebih lama.
Hal itu dijelaskan oleh ahli astrofisika terkenal, Neil deGrasse Tyson, yang mengunggah pemaparannya di Twitter pada Minggu, 5 Mei 2019.
During Ramadan, daytime fasting for Muslims ends at sunset. But for Dubai’s Burj Khalifa, the tallest building in the world, the Sun sets four minutes later at the top than at the bottom. High-floor dwellers see beyond the ground-level horizon, farther along Earth’s curvature. pic.twitter.com/nQFjtNObJE
— Neil deGrasse Tyson (@neiltyson) May 4, 2019
Selama puasa Ramadan, buka puasa bagi Muslim dilakukan ketika matahari terbenam. Tapi di Burj Khalifa Dubai, bangunan tertinggi di dunia, matahari terbenam empat menit kemudian di (ruangan) atas daripada di (ruangan) bawah. Penghuni di lantai tinggi melihat (matahari) melampaui cakrawala permukaan tanah, lebih jauh di sepanjang kelengkungan Bumi.
The Islamic Affairs and Charitable Activities Department dari Pemerintah Dubai telah meminta semua residen di Burj Khalifa, dan menara-menara pencakar langit lainnya, untuk memperhatikan perbedaan waktu buka puasa tergantung pada lantai tempat mereka tinggal.
Ini telah menjadi fakta populer dalam beberapa tahun terakhir bahwa penduduk di gedung-gedung tinggi negara itu harus berpuasa sedikit lebih lama daripada yang lain --tambahan waktu 6 menit sebelum waktu buka puasa biasanya.
Departemen itu mengeluarkan sebuah surat edaran yang menyatakan, orang-orang yang berada di antara lantai 60 dan 120 di Burj Khalifa, akan berpuasa selama 4 menit lebih lama daripada yang lain di Dubai.
Advertisement
Jadwal Salat Subuh Lebih Awal
Perbedaan waktu puasa dan buka puasa yang didasarkan pada ketinggian seperti itu membuat jadwal salat subuh dilaksanakan 2 menit lebih awal dari jadwal pada umumnya di Dubai, dan menunda salat magrib dan isya selama 2 menit dari jadwal standar.
Selain itu, departemen menambahkan bahwa orang yang tinggal di lantai 121 dan di atasnya, harus berpuasa 6 menit lebih lama, karena salat subuh baru boleh dikerjakan 3 menit lebih awal, sedangkan salat magrib dan isya 3 menit lebih lambat daripada waktu normal.
Burj Khalifa sendiri memiliki 163 lantai dan tinggi hingga 828 meter di atas permukaan tanah.