Liputan6.com, Jakarta Menjelang Idul Fitri, saling memaafkan adalah moment yang paling ditunggu-tunggu. Lantas, apa makna memaafkan itu?
Menurut cendekiawan muslim sekaligus pendiri Pusat Studi Alquran, Quraish Shihab, maaf berarti menghapus bekas luka di hati.
Namun, di sisi lain terdapat istilah "Saya maafkan, tapi saya tidak lupakan." Hal ini menurut Quraish Shihab bukanlah hal yang benar, karena memberi maaf berarti tak ada lagi bekasnya dan tak lagi diingat-ingat.
Advertisement
Apabila ingin membalas, hendaklah harus setimpal. Ini merupakan tingkat yang paling rendah yang diperbolehkan agama.
"Namun, ini bukanlah hal yang terpuji karena ada tingkat yang lebih baik dari ini. Yaitu menangguhkan pembalasan untuk memberi kesempatan kepada yang bersalah meminta maaf dan memperbaiki diri," ungkap Quraish Shihab.
Di atas tingkatan ini adalah memaafkan yang biasa digambarkan dengan berjabat tangan.
"Sedangkan tingkat yang paling tinggi adalah dengan berbuat baik kepada siapa yang pernah berbuat kesalahan kepada kita," ucap Quraish.
Dia menjelaskan, jika seseorang bisa melakukan di tingkat ini, Alquran menjanjikan bahwa siapa yang tadinya menjadi lawan, dengan sendirinya akan menjadi sahabat.
"Karena itu Alquran mengingatkan, tolaklah keburukan, kekeliuran orang lain dengan cara yang terbaik, yaitu memaafkan atau berbuat baik kepadanya," kata Quraish Shihab.