Segarnya Kolang-kaling Tasikmalaya, Teman Buka Puasa yang Penuh Khasiat

Sempat terpuruk karena pandemi, petani kolang-kaling mulai bangkit kembali seiring datangnya bulan Ramadan.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 14 Apr 2021, 17:45 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2021, 17:45 WIB
Dengan teksturnya yang kenyal, buah kolang-kaling kerap menajdi primadona saat momen ramadan tiba.
Dengan teksturnya yang kenyal, buah kolang-kaling kerap menajdi primadona saat momen ramadan tiba. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Tasikmalaya Marhaban ya Ramadhan, bulan suci umat Islam mulai menyapa masyarakat Indonesia. Ragam makanan khas Ramadhan pun mulai bermunculan, tak terkecuali buah kolang-kaling dari Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Kehadiran Ramadhan tahun ini memberikan keceriaan tersendiri bagi masyarakat petani kolang-kaling dari kota santri tersebut.

Petani sekaligus pengepul kolangkaling Tasikmalaya, Candra (50) mengatakan, kebutuhan kolang-kaling terus meningkat menjelang datangnya puasa. "Hari saya mau kirim sekitar 1 ton ke Jawa Tengah," ujarnya, beberapa waktu lalu.

Warga Kampung Kandangsari, Desa Tanjungsari, Kecamatan Salawu, Tasik itu menyatakan, kebutuhan kolang-kaling saat Ramadhan hingga lebaran memang tinggi. Rata-rata sebelum datangnya Covid-19, tak kurang dari 100 ton kolang-kaling asal Salawu, Kabupaten Tasikmalaya berhasil dikirim ke kota besar untuk memenuhi permintaan.

"Selain Jabodetabek, produk kami juga masuk ke Jogja, Jateng dan Jatim terutama Surabaya," kata Candra

Bahkan khusus untuk pengiriman via pengepul kabupaten Cianjur, kolang-kaling Salawu, Tasikmalaya kerap dikirim untuk ekspor ke luar negeri. Kondisi barang yang terbilang memiliki biji besar dengan warna bersih cerah, kenyal, berisi, dinilai memiliki standar untuk pengiriman ekspor. Untuk ekpor biasanya diminta dalam keadaan bulat tidak gepeng.

"Biasanya kalau ekspor minta dalam keadaan bulat tidak gepeng (tipis)," ujar dia.

Tidak hanya wilayah Tasik, kebutuhan kolang-kaling yang terbilang tinggi ini  kerap disuplai juga  dari daerah Garut dan sekitarnya. Biasanya  dari Banyarwangi, Bungbulang Garut .

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut ini:


Khasiat Kolang-Kaling

Pandemi Covid-19, sempat membuat bisnis kolang-kaling tersendat. Pandemi ikut menggerus permintaan kolang-kaling dari pasar dalam negeri. Bahkan dalam satu tahun terakhir, permintaan kota besar terutama wilayah Jabodetabek sempat berhenti, seiring kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang dilakukan pemerintah tiap daerah.

"Beruntung kami masih punya pasar lokal di wilayah Tasikmalaya, jadi ada pengiriman meskipun sedikit," ujar Chandra.

Selain itu, musim basah atau hujan yang terbilang lama tahun ini, turut mempengaruhi permintaan barang dari beberapa kota besar.

"Sebagian besar kolang-kaling kami buat es buah atau campuran minuman sirup di kota besar, kalau hujan terus kapan jualannya," katanya.

Namun perlahan pasti, datangnya kebijakan pembatasan bersakala mikro dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 saat ini, memberikan angin segar bagi pasar terutama bagi petani. Jika tahun lalu kolang kalingnya  kemarin turun, Candra berharap tahun ini akan naik lagi.

Seperti diketahui, selain memiliki rasa yang menyegarkan, mengonsumsi kolang-kaling juga membantu memperlancar pencernaan  manusia. Kolang-kaling merupakan salah satu buah khas dalam bulan Ramadhan yang disajikan dalam bentuk kolak dan es buah.

Kandungan karbohidrat yang dimiliki kolang kaling bisa memberikan rasa kenyang bagi orang yang mengonsumsinya, selain itu juga menghentikan nafsu makan dan mengakibatkan konsumsi makanan jadi menurun, sehingga cocok dikonsumsi sebagai makanan diet.

Kolang-kaling juga bermanfaat untuk mengobati nyeri sendi dan mengandung kalsium sama dengan tulang sapi Kandungan mineral seperti protasium, iron, kalsium mampu menyegarkan tubuh dan memperlancar proses metabolisme tubuh.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya