Tadarus Virtual hingga Vaksinasi COVID-19, Ini Kegiatan Ramadhan 2021 di Masjid AS

Di masjid komunitas Muslim Indonesia di area Washington DC, IMAAM Center, kegiatan salat Tarawih berjamaah baru bisa diikuti maksimal 200 laki-laki dewasa dengan penerapan protokol kesehatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Apr 2021, 20:00 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2021, 20:00 WIB
[Bintang] Ilustrasi Adzan Maghrib
Berikut jadwal buka puasa di bulan Ramadan 2017. (Sumber Foto: Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Washington D.C - Pada Ramadhan kedua di tengah pandemi virus corona, masjid-masjid di Amerika Serikat mulai kembali membuka pintu mereka bagi umat Muslim yang ingin beribadah di masjid.

Berbagai program Ramadhan juga diselenggarakan untuk menyemarakkan momen istimewa setahun sekali itu. Akan tetapi, semuanya digelar dengan berbagai pembatasan, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (17/4/2021),

Di masjid komunitas Muslim Indonesia di area Washington DC, IMAAM Center, kegiatan salat Tarawih berjamaah baru bisa diikuti maksimal 200 laki-laki dewasa dengan penerapan protokol kesehatan, seperti mengenakan masker, menjaga jarak dan pemberian disinfektan di titik-titik publik, karena keterbatasan ruang.

Agenda iftar alias buka puasa bersama pun kembali absen untuk meminimalisir potensi penularan virus corona.

Sementara itu, program Ramadhan seperti kajian Al-Qur’an dan beragam lomba anak-anak pada akhirnya digelar secara virtual sebulan penuh.

Namun, panitia Ramadhan IMAAM optimistis sambutan warga Muslim akan tetap hangat seperti tahun-tahun sebelumnya, termasuk Ramadhan lalu ketika pandemi baru dimulai.

Malik Basri, koordinator program Ramadhan IMAAM Center, mengatakan, "Alhamdulillah respons dan antusiasme dari masyarakat dengan adanya (program) virtual ini, kan justru sangat memudahkan bagi mereka semua. Dan banyak yang hadir dan juga mengikuti kajian-kajian online di acara IMAAM Center," ujarnya.

"Khususnya di kajian subuh yang hingga saat ini masih diteruskan […] hingga masuk ke Ramadhan berikutnya, dan itu partisipasinya bisa sampai 150 hingga 200 orang. Akhirnya (justru) banyak program-program baru timbul dari tahun sebelumnya."

Ramadhan ini, masjid yang berdiri sejak tahun 2014 itu menggelar berbagai program, termasuk sesi membaca kisah nabi dan rasul bagi anak-anak, serta kelas memasak yang semuanya dilakukan secara virtual.

Setali tiga uang, pembatasan aktivitas Ramadhan di masjid juga diberlakukan Muslim Community of the Western Suburbs (MCWS) Detroit, Michigan.

Tahun ini, karena keterbatasan kapasitas masjid untuk mengakomodasi social distancing, pengelola menawarkan dua sesi salat Tarawih di dua gedung yang mereka miliki.

Bedanya dengan IMAAM Center, di sini jamaah perempuan dipersilakan mengikuti Tarawih berjamaah, meski anak-anak di bawah usia 13 tahun tetap tidak diizinkan bergabung.

Haaris Ahmad, presiden MCWS, mengaku pembatasan jamaah itu bukanlah keputusan mudah.

"Rasanya menyakitkan harus menolak jamaah masuk, sungguh membuat hati kita sedih. Itu satu perbedaan besarnya, keluarga tidak bisa hadir lengkap. Biasanya ada pedagang es krim, makanan, dan berbagai kegiatan lain, karena kita ingin anak-anak mencintai pengalaman (Ramadhan) dan mereka memang sungguh menikmati itu, mereka menantikan momen datang ke masjid," tuturnya.

 

Saksikan Video Berikut Ini:

Perkara Vaksin COVID-19

Ilustrasi Ramadan di masjid
Ilustrasi Ramadan di masjid. Photo by Artur Aldyrkhanov on Unsplash

Terlepas dari berbagai pembatasan, demi Ramadhan yang lebih khidmat, pengelola MCWS juga membuka klinik vaksinasi COVID-19 sejak sebelum Ramadhan.

Alasannya, agar umat Muslim bisa fokus beribadah selama bulan suci dan tidak larut dalam perdebatan soal vaksin COVID-19, dari perkara boleh-tidak vaksinasi saat berpuasa hingga soal halal-haram vaksin itu sendiri. Setidaknya, sekitar seribu orang telah divaksinasi di klinik vaksin MCWS.

"Kita tahu lah seperti apa komunitas kita, umumnya, meski mereka tidak khawatir tentang aturan fikih (soal vaksinasi saat berpuasa) dan semacamnya, tujuan kami lebih ke bagaimana kita bisa fokus (ibadah Ramadhan) dan tidak mengkhawatirkan soal ini. Makanya kami menjadwalkan (vaksinasi), kami benar-benar mendorong pembukaan klinik vaksin ini, kami bekerjasama dengan farmasi lokal, Rite-Aid, dan alhamdulillah bisa menggelarnya. Anda harus melihat wajah mereka (yang ikut vaksinasi di sini), mereka sangat senang, berkaca-kaca, karena akhirnya bisa mendapat vaksin," jelas Haaris.

Seperti Haaris, Malik pun berharap Ramadhan di tengah pandemi ini tidak mengurangi kekhusyukan, esensi dan kemeriahan bulan suci.

Ia berharap, "Kita dapat membuat suasana Ramadhan ini berarti dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada, dan Insya Allah dakwah yang ingin kita sampaikan ini juga tersampaikan kepada masyarakat, khususnya di DMV area."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya