Liputan6.com, Jakarta - Memiliki jurnal makanan harian (food journal) merupakan salah satu langkah awal guna memulai pola makan sehat. Hal itu juga bisa diterapkan selama Ramadan.
"Pertama, paham dulu bagaimana makanan kita sehari-hari. Kalau langsung atur porsi akan lebih sulit, tetapi kita bsia membuat semacam food diary atau food journal," kata dokter spesialis gizi klinik Juwalita Surapsari, seperti dilansir Antara.
Baca Juga
Dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah-Pondok Indah ini menyarankan untuk menulis daftar makanan dan minuman yang dikonsumsi mulai dari bangun tidur sampai malam sebelum tidur. Setelahnya, lihat daftar tersebut dan pilih makanan dan minuman yang kemungkinan mengandung gula garam, lemak, dan kalori tinggi. HIlangkan menu itu dalam diet sehari-hari Anda.
Advertisement
"Misalnya, biasanya minum kopi sachet. Kopi ini umumnya tinggi gula sehingga kita keluarkan dari makanan sehari-hari, atau kebiasaan konsumsi roti isi cokelat, kita bisa ganti dengan pilihan lebih sehat," ucap Juwalita.
Dia pun menyarankan untuk berhenti menyantap makanan olahan seperti sosis, bakso, dan nugget karena biasanya mengandung lebih tinggi kalori dibandingkan makanan segar. Menurut Juwalita, nilai gizi dan kalori daging sapi segar ddan sosis daging sapi berbeda. Jika dibandingkan, 100 gram daging sapi segar mengandung sekitar 250,5 kalori, sementara versi sosisnya 405 kalori.
Â
Mencoba Makan Makanan Sehat
Lalu, Anda juga bisa secara perlahan mencoba menyantap pilihan sehat semisal nasi merah. Juwalita mengatakan, nasi merah lebih sehat dibandingkan nasi putih karena mengandung serat dan beberapa vitamin serta mineral yang lebih tinggimm, meski rasanya mungkin tak selezat nasi putih.
Mengenai pengaturan makan selama Ramadan, pakar gizi klinik Tirta Prawita Sari merekomendasikan buah-buahan seperti kurma untuk menu berbuka puasa, serta memastikan kebutuhan serat terpenuhi. Protein akan membantu memertahankan rasa kenyang, maka mengonsumsi kacang-kacangan dan protein hewani yang cukup saat sahur dan berbuka penting dilakukan.
Menu sahur yang disarankan yakni yang mengadung gizi lengkap dengan protein dan serat yang cukup, tanpa gorengan dan mengandung lemak baik seperti alpukat.
"Tidak perlu terlalu banyak mengonsumsi menu sahur, 30-40 persen dari kebutuhan energi harian sudah cukup. Jangan lupa minum cairan yang cukup ya," ujar Tirta.
Dia juga berpesan untuk tidak memilih metode pengolahan makanan dengan menggorengnya secara lama. Megonsumsi makanan deep fried akan berdampak pada dehidrasi.
Â
Â
Â
Advertisement