Dianggap Lecehkan Ulama, Pencipta Lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet Minta Maaf dan Ubah Lirik

Pencipta lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet' akhirnya meminta maaf usai lagu yang diciptakannya memicu kontroversi. Dia dianggap melecehan Joko Tingkir yang merupakan raja sekaligus ulama besar di kerajaan Islam masa lalu

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Agu 2022, 02:30 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2022, 02:30 WIB
Pencipta lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet minta maaf. (Foto: Tangkapan Layar Video)
Pencipta lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet minta maaf. (Foto: Tangkapan Layar Video)

Liputan6.com, Purwokerto - Pencipta lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet' akhirnya meminta maaf usai lagu yang diciptakannya memicu kontroversi. Dia dianggap melecehan Joko Tingkir yang merupakan raja sekaligus ulama besar di kerajaan Islam masa lalu.

Permintaan maaf itu diunggah di akun YouTube Halu Tama 008. Dirangkum dari berbagai sumber, pengunggah sekaligus pemilik akun tersebut, bernama Pratama atau Ferdi Aziz.

Dia disebut sebagai pencipta lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet yang belakangan populer usai dinyanyikan oleh sejumlah penyanyi, termasuk Farel Prayoga.

Dalam video tersebut, Ferdi meminta maaf lantaran menciptakan lagu dengan lirik nama seorang tokoh besar. Dia mengaku tidak mengetahui sejarah maupunlatar belakang Joko Tingkir.

Secara khusus, dia meminta maaf kepada masyarakat Lamongan. Lamongan diketahui merupakan petilasan atau makam Joko Tingkir sehingga masyarakatnya secara historis memiliki kedekatan khusus dengan Joko Tingkir.

"Di video kali ini dan dan kesempatan kali ini, izinkan saya untuk meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Lamongan, dan para pihak yang tidak berkenan, karena saya menggunakan lirik menggunakan nama Joko Tingkir," katanya, dikutip dari video, Sabtu (20/8/2022).

Dia juga menyatakan tidak sedikitpun berniat melecehkan Joko Tingkir. Pasalnya, dia tidak mengetahui latar belakang Joko Tingkir yang merupakan nama besar ulama yang riwayatnya masih terekam hingga saat ini.

"Karena kekurangtahuan saya, ketidakpahaman saya, di balik nama Joko Tingkir ini adalah sosok ulama besar, yang sangat dihormati di Jawa. Saya minta maaf. Tidak ada maksud sedikitpun untuk melecehkan nama beliau," ujarnya.

Ferdi juga mengaku telah mengubah lirik lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet agar tidak membawa nama besar tersebut. Saya sudah mengubah liriknya, tidak menggunakan nama Joko Tingkir lagi. Karena ketidaktahuan saya mengenai Joko Tingkir," tandasnya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Batal Dinyanyikan di Istana Negara

Farel Prayoga  menyanyi di Istana Negara (Istimewa)
Farel Prayoga menyanyi di Istana Negara (Istimewa)

Lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet' beberapa waktu terakhir ini memang beranjak populer. Bahkan, lagu ini sempat akan dinyanyikan oleh penyanyi cilik, Farel Prayoga usai upacara peringatan kemerdekaan RI di Istana Negara, Rabu (17/8/2022).

Namun mendadak lagu itu batal dinyanyikan di detik-detik terakhir. Beberapa kalangan menduga, pembatalan itu terkait dengan protes sejumlah pihak karena menyeret nama Joko Tingkir.

Menurut pemrotes, lagu itu tak mencerminkan budaya menghargai jasa tokoh besar terdahulu. Pasalnya, Joko Tingkir adalah ulama sekaligus raja.

Dari Joko Tingkir, sejumlah tokoh dan ulama besar lahir. Dua di antaranya adalah Kh Hasyim Asy'ari, pendiri NU dan Gus Dur atau Kh Abdurahman Wahid, ulama yang juga presiden Indonesia.

Pencipta lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet dinilai tidak tahu sejarah. Karena itu, dengan sembarangan dia membuat lagu parikan dengan tokoh ini.

Lalu siapakah sebenarnya Joko Tingkir tersebut?

KH Hasyim Asy'ari dan Gus Dur adalah Cucunya

KH Hasyim Asy’ari
KH Hasyim Asy’ari (sumber: wikipedia)

Mengutip NU Online, merujuk catatan Kiai Ishomuddin Hadziq atau Gus Ishom, muhaqiq kumpulan karya Hadratussyekh KH Muhammad Hasyim Asy’ari, Joko Tingkir adalah kakek ke-3 dari KH Muhammad Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama.

Itu berarti Gus Dur atau KH Abdurrahman Wahid adalah generasi ke-6. Nasab Joko Tingkir bertemu dengan Maulana Ishaq ayah Sunan Giri, salah satu Walisongo yang telah berjasa besar dalam mendakwahkan Islam di Nusantara.

التعريف بالمؤلف. اسمه ونسبه: هو محمد هاشم، بن أشعري، بن عبد الواحد، بن عبد الحليم الملقب بفاعيران بناوا، ابن عبد الرحمن الملقب بجاكا تيعكير سلطان هادي ويجایا، بن عبد الله، بن عبد العزيز، بن عبد الفتاح، بن مولانا إسحق والد رادين عين اليقين المشهور بسوتن كبري، التبوإيرنجي الجنباني

Artinya, “Mengenal Penulis kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim. Nama dan nasabnya: beliau adalah (1) Muhammad Hasyim bin (2) Asy’ari, bin (3) Abdul Wahid, bin (4) Abdul Halim yang bergelar Pangeran Benowo, bin (5) Abdurrahman yang berjulukan Joko Tingkir dan bergelar Sultan Hadiwijoyo, bin (6) Abdullah, bin (7) Abdul Aziz, bin (9) Abdul Fatah, bin (10) Maulana Ishaq ayahnya Raden Ainul Yaqin yang terkenal dengan gelar Sunan Giri, Tebuireng Jombang. (Ishomuddin Hadziq, Tahqiq Adabul ‘Alim wal Muta’allim, [Jombang, Maktabatut Turatsil Islami: 1415], halaman 3).

Catatan ini secara gamblang menginformasikan bahwa Joko Tingkir yang juga punya panggilan Mas Karebet ini bukan sembarangan. Jalur nasab ke atas sampai kepada Maulana Ishaq ayah Sunan Giri, sedangkan jalur nasab ke bawah sampai pada Hadratussyekh KH Muhammad Hasyim Asy'ari, KH Abdul Wahid Hasyim dan Gus Dur.

Mereka adalah tokoh-tokoh besar yang sangat dihormati oleh bangsa ini. Joko Tingkir juga adalah raja sekaligus pendiri kerajaan Pajang yang memerintah pada rentang tahun 1568 - 1582 dengan gelar Sultan Hadi Wijaya atau Adi Wijaya.

Jasanya sangat besar dalam mendakwahkan Islam di bumi Nusantara. Pun demikian anak cucunya terus berkiprah sampai sekarang.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya