Liputan6.com, Bogor - Gerhana Bulan Total (GBT) akan terjadi pada 8 November 2022. Gerhana ini dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia dengan waktu yang berbeda-beda.
Kembali terjadinya fenomena gerhana bulan mengingatkan pada mitos-mitos yang berkembang di masyarakat. Dalam jurnal Empirisma yang dikutip dari berbagai sumber, sedikitnya ada empat mitos gerhana yang berkembang di masyarakat.
Pertama, memukul-mukul pohon untuk membangunkan matahari atau bulan agar tidak dimakan gerhana. Tindakan ini memang tidak masuk akal menurut ilmu pengetahuan.
Advertisement
Baca Juga
Kedua, sebagian masyarakat pedesaan di pulau Jawa menganggap kejadian gerhana dengan ada buto yang memakan bulan. Agar tidak terjadi, masyarakat menabuh lumping atau lesung untuk mengusir buto.
Ketiga, saat gerhana terjadi para ibu hamil harus bersembunyi di kolong tempat tidur. Hal ini dilakukan agar anak yang dilahirkannya tidak cacat. Kemudian ibu hamil memakai sarung dan neneknya mengusap perut ibu hamil sambil berdoa agar janinnya selamat dari bala.
Mitos keempat, adanya gerhana akan terjadi gaduh politik besar dalam skala nasional. Kemudian akan ada guncangan ekonomi, perang antarelite, dan penguasa tidak memikirkan rakyat kecil.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Pandangan Buya Yahya
Salah satu dari empat mitos tersebut ditanyakan oleh seorang jemaah Al Bahjah kepada ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya. Jemaah yang tidak menyebutkan namanya itu bertanya kepada Buya Yahya.
“Menurut mitos yang saya dengar dari mertua saya, ibu hamil harus di bawah ranjang dan menggunakan bedak tabur dan saya juga sudah melihat beberapa di internet mengenai mitos tersebut ternyata mitos itu salah, jadi bagaimana Buya? Mohon penerangannya,” tanyanya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Senin (7/11/2022).
Menjawab pertanyaan tersebut, dengan tegas Buya Yahya mengatakan bahwa tidak boleh mempercayai mitos-mitos tentang gerhana yang berkembang di masyarakat, termasuk mitos ibu hamil bersembunyi di bawah ranjang.
Menurut Buya Yahya, seharusnya orang yang beriman melaksanakan salat kusuf ketika gerhana matahari dan salat khusuf saat gerhana bulan, dibanding mempercayai mitos.
“Anda ahli iman ngapain? Salat kusuf atau khusuf. Salat gerhana, bukan masuk kolong-kolong yang kecil, perutnya yang gede. Bukan memukul-mukul pohon biar berbuah,” tegas Buya Yahya.
Advertisement