Viral Salam ala Yahudi Ponpes Al Zaitun, Aliran Sesat?

Usai disorot karena makmum perempuan dan lelaki dicampur, al zaitun disorot karena ada khatib perempuan. Terkini, Ponpes Al Zaitun kembali menjadi perhatian publik usai beredar nyanyian salam ala Yahudi

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Mei 2023, 10:30 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2023, 10:30 WIB
ponpes Al- Zaitun, Indramayu, Jabar
Petani berjalan melintas dengan latar belakang ponpes Al- Zaitun, Indramayu, Jabar. Sejumlah Forum Islam dan ormas Islam menduga ponpes Al - Zaitun memiliki kaitan dengan NII. (Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Ponpes Al Zaitun kembali menuai perhatian publik. Usai disorot karena makmum perempuan dan lelaki dicampur, al zaitun disorot karena ada khatib perempuan.

Terkini, Al Zaitun kembali menjadi perhatian publik usai beredar nyanyian salam ala Yahudi di media sosial.

Ketua MUI Bidang Fatwa, KH Asrorun Niam Sholeh, menyampaikan jika MUI merespons kasus ini dengan membentuk tim gabungan antara Komisi Fatwa dan Komisi Pengkajian.

Tim gabungan tersebut akan mendalami Al Zaitun dan laporan aliran lain. Respons tersebut juga muncul karena adanya masukan dari Wapres RI KH Maruf Amin.

“MUI membentuk tim gabungan antara Komisi Fatwa dan Komisi Pengkajian untuk mendalami kasus ini dan beberapa kasus kegamaan lainnya, tim ini juga sebagai tindak lanjut penelitian MUI 2002 lalu, ” ungkap Kiai Niam, dikutip dari mui.or.id, Jumat (12/05/2025).

Selain menetapkan fatwa ekonomi syariah dan halal, MUI juga menetapkan fatwa keagamaan. Selain itu MUI juga kerap mengeluarkan fatwa mengenai aliran sesat.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

Penyimpangan Al Zaitun

20161107-CMS-Stok MUI-YR4
Gedung MUI. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Dalam menetapkan aliran sesat ini, MUI melalui proses panjang. Sebelum tiba di Komisi Fatwa, MUI mendalaminya melalui penelitian oleh Komisi Penelitian, Pengkajian, dan Pengembangan.

Tentang Al Zaitun misalnya, MUI sudah pernah melakukan kajian mendalam pada 2002. Saat itu, salah satu anggota tim, KH Aminuddin Yakub, menyampaikan bahwa Al Zaitun memiliki beberapa aspek yang dinilai menyimpang.

Salah satu yang masih mengganjal dalam kajian 2002 tersebut adalah kurikulum di Al Zaitun. Dia menyebut ada kurikulum yang disembunyikan dan tidak disampaikan secara terbuka.

Bahkan, kata dia, ada informasi perbedaan kurikulum antara santri yang masuk melalui jalur terbuka (penerimaan santri baru) dengan santri direkrut secara tertutup seperti anggota keluarga.

Salah satu tujuan pendalaman Al Zaitun ini, imbuh Kiai Niam, untuk meredam potensi kegaduhan menjelang tahun politik. Terlebih, dua polemik Al Zaitun terbaru ini muncul kurang dari setahun sebelum pemilihan umum di 14 Februari 2024.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya