Liputan6.com, Jakarta - Tradisi tahlilan atau dzikir bersama-sama lazim digelar di Indonesia, terutama di kalangan Nahdliyin. Tahlilan disebut pula dengan selamatan.
Makanya, terkadang ada yang merasa janggal dengan sebutan selamatan orang meninggal. Padahal, sebenarnya yang dilakukan adalah berdoa untuk orang meninggal dan agar keluarga yang ditinggalkan senantiasa sehat sentosa.
Advertisement
Baca Juga
Ada sebagian yang menganggak tahlilan bid'ah. Alasannya, tahlilan tidak dilakukan oleh Nabi SAW atau sahabatnya.
Karena itu, ada yang antipati dengan segala hal berbau tahlilan. Sebab, ada pula yang menganggap bahwa tahlilan merupakan ajaran agama lain.
Tulisan soal penjelasan Buya Yahya soal tahlilan yang dianggap bid'ah dan ajaran agama lain menjadi artikel yang paling banyak mendapat perhatian pembaca kanal Islami Liputan6.com.
Ada pula artikel mengenai Gus Iqdam yang mendorong truk yang tak kalah disorot pembaca. Sementara, artikel ketiga adalah 2 makhluk yang tak binasa di hari kiamat.
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Benarkah Tahlilan Bid’ah dan Tiru Agama Lain? Ini Kata Buya Yahya soal Selamatan Orang Meninggal
Selamatan orang meninggal atau tahlilan sudah menjadi kegiatan yang biasa dilakukan muslim Indonesia. Meskipun tidak semua melakukannya, tapi tahlilan sudah lumrah dan dapat dijumpai di desa-desa terutama di kalangan Nahdliyin.
Tahlilan kerap menjadi perdebatan bagi sebagian pihak. Kelompok kontra memiliki argumen tahlilan tidak pernah dijalankan oleh Rasulullah SAW alias bid'ah. Sebaliknya, tahlilan bukan amalan yang dilarang.
Salah satu peserta kajian Al Bahjah pernah bertanya kepada KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya soal hukum tahlilan. Apa hukum tahlilan untuk orang yang meninggal dan bagaimana jika tidak dapat dilakukan?
Buya Yahya mengatakan, saat ada orang yang meninggal baik itu keluarga, kerabat, anak, atau bahkan orangtua, maka dianjurkan berbakti dengan cara mendoakan sebanyak-banyaknya.
“Kemudian yang kedua jika kita punya rezeki dan sebagainya kita potong rezeki kita, kita sedekahkan untuk orangtua,” tutur Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Kamis (17/8/2023).
Advertisement
2. Apa Jadinya Jika Gus Iqdam Dorong Truk Mogok di Sragen?
Pendakwah muda Muhammad Iqdam Kholid atau akrab disapa Gus Iqdam terus menjadi sorotan, terlebih hal-hal unik yang terjadi di sekitarnya.
Baru-baru ini dia turut mendorong sebuah truk mogok. Konon dia diminta langsung oleh sopir truk yang sedang kesulitan menghidupkan kendaraannya.
Dalam tayangan akun TikTok Gus Iqdam Lovers tampak Gus Iqdam bersama beberapa santri serta dua Polisi dari Satuan Lalu lintas turut mendorong truk berwarna kuning, dan bermuatan berterpal biru.
Tampak dalam video singkat, Gus Iqdam yang saat itu bersarung batik, berkaus biru dan mengenakan peci hitam, langsung memposisikan diri mendorong kendaraan yang macet tersebut. Konon kendaraan macet ini berada di rest area Sragen Jawa Tengah.
3. Terungkap, Ada 2 Makhluk yang Tak Binasa di Hari Kiamat
Dalam khazanah Islam, ada dua macam kiamat. Pertama adalah kiamat sugra dan yang kedua kiamat kubra.
Kiamat sugra disebut pula kiamat kecil. Yakni, matinya makhluk-mahluk, termasuk manusia, satu per satu atau sejumlah orang, misalnya karena peristiwa bencana.
Sementara, kiamat kubra adalah kiamat besar. Yakni hancurnya alam semesta dan matinya seluruh makhluk, terkecuali yang dikehendaki-Nya.
Umat Islam wajib percaya terhadap hari akhir atau kiamat. Percaya terjadinya hari kiamat juga merupakan rukun iman.
Allah telah berfirman dalam Kalam-Nya bahwa kiamat adalah peristiwa yang pasti akan terjadi. Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hajj ayat 7 yang artinya:
"Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur."
Advertisement