Liputan6.com, Jakarta - Sebagai muslim tentunya kita memahami bahwasanya Al-Qur’an menjelaskan tentang hubungan tuhan dan hamba yang mengatur bagaimana cara dalam beribadah.
Namun ternyata Al-Qur’an lebih hebat dari apa yang mungkin belum kita sadari, sebab di dalamnya banyak terkandung ilmu pengetahuan yang bahkan banyak dijadikan sebagai sumber penelitian bagi para ilmuwan.
Kita sering mendengar berita seorang mualaf yang masuk islam karena meneliti Al-Qur’an, bahkan ada di antaranya yang berniat mempelajarinya untuk menghancurkan Islam akan tetapi malah jatuh cinta pada Al-Qur’an.
Advertisement
Baca Juga
Kitab suci yang merupakan salah satu mukjizat Rasulullah SAW ini, dijanjikan tidak akan pernah berubah isinya karena Allah langsung yang menjaga keasliannya. Kitab suci yang akan senantiasa membimbing dan menutun kita agar selalu berada dalam perlindungan hingga tiba saat kita kembali ke dalam pelukan-Nya.
Dikutip dari buku berjudul “Dahsyatnya 7 Sunnah” karya Fadlan Al-Ikhwan menyebutkan bahwa Al-Qur’an adalah gudang ilmu pengetahuan. Segala ilmu pengetahuan di alam semesta ini bersumber dari Al-Qur’an, baik fisika, kimia, biologi, astronomi dan ilmu-ilmu lainnya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Fenomena Sains yang Dijelaskan dalam Al-Qur’an
Bila kita ingin mengetahui bagaimana proses terbentuknya janin (biologi), Al-Qur’an telah menjelaskan dalam QS. Az-Zumar ayat 6: “Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan.”
Tiga kegelapan yang dimaksud adalah kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim dan kegelapan dalam selaput yang menutupi anak dalam rahim. Dalam ayat lain juga menggambarkannya dengan lebih lengkap.
Bila kita ingin tahu proses terbentuknya hujan (fisika), Al-Qur’an juga menjelaskan dalam surah An-Nur ayat 43 :
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُزْجِيْ سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهٗ ثُمَّ يَجْعَلُهٗ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلٰلِهٖۚ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاۤءِ مِنْ جِبَالٍ فِيْهَا مِنْۢ بَرَدٍ فَيُصِيْبُ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَصْرِفُهٗ عَنْ مَّنْ يَّشَاۤءُۗ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهٖ يَذْهَبُ بِالْاَبْصَارِ ۗ
Artinya: “Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu Dia menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya dan Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran es) itu kepada siapa yang Dia kehendaki dan dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan”.
Bila ingin mengetahui bagaimana teori Bigbang, Al-Qur’an juga menjelaskan dalam surah Al-Anbiya’ ayat 30:
اَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَاۗ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاۤءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّۗ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ
Artinya: “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman?”
Sungguh Al-Qur’an memang firman Allah SWT, bukan perkataan manusia. Bila Al-Qur’an merupakan perkataan manusia, mungkinkah bisa menjangkau pengetahuan yang baru bisa terungkap sekitar 14 abad kemudian?
Maka sebagai seorang muslim amatlah rugi bila kita hanya berbangga dengan memiliki Al-Qur’an. Sekadar berbangga lantaran memiliki suara yang merdu saat membacanya, namun tidak berupaya menggali isi yang terkandung di dalamnya. Lebih mengenaskan lagi saat Al-Qur’an hanya dijadikan barang keramat, dipajang untuk mengusir setan.
Membaca dan mentadaburi Al-Qur’an artinya membaca buku dunia tentang alam semesta, awal dan berakhirnya. Al-Qur’an adalah jawaban dari segala permasalahan dunia. Baik hukum-hukum ilahiyah maupun insaniyah.
Advertisement