Liputan6.com, Jakarta - Alkisah, Nyai Nafiqah nenek Gus Dur atau istri KH Hasyim Asy'ari menggendong bayi ke rumah Syaikhona Kholil Bangkalan. Bayi itu adalah Wahid Hasyim, ayah Gus Dur.
Baca Juga
Advertisement
Mbah Kholil Bangkalan tak kunjung memperisalkan ibu-anak itu cepat masuk. Dia bahkan membiarkan keduanya basah kehujanan.
Siapa sangka, ini adalah ramalan Mbah Kholil bahwa KH Wahid Hasyim, akan wafat dalam suasana hujan deras.
Kisah ramalan Syaikhona kholil ini menjadi salah satu dari tiga artikel yang paling menyita perhatian pembaca kanal Islami Liputan6.com, Minggu (10/9/2023).
Dua artikel lain yakni kisah Gus Dur sering digoda hantu Istana Negara dan jawaban Gus Dur ketika ditanya bocah bule tentang ada dan tidaknya hantu.
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Cerita Syaikhona Kholil Bangkalan Meramal Ayah Gus Dur KH Wahid Hasyim
Saking bahagianya atas kelahiran anak ke limanya, Nyai Nafiqah ingin sekali membawa bayi laki-laki itu ke Kabupaten Bangkalan, agar didoakan oleh Syaikhona Kholil bin Abdul Latif.
Nyai Nafiqah adalah istri KH Hasyim Asy'ari. Bayi laki-laki itu diberi Wahid Hasyim. Kelak ia jadi seorang ulama yang kemudian ditunjuk Presiden Soekarno menjadi Menteri Agama Pertama Republik Indonesia.
Berangkatlah Nyai Nafiqah ke Bangkalan sembari menggendong Wahid Hasyim yang masih balita. Ketika sampai di Pesantren Kademangan, hujan turun dengan derasnya. Lengkap dengan kilat dan petirnya.
Dalam kondisi basah kuyup, Nyai Nafiqah menuju kediaman Syaikhona Kholil Bangkalan dan mengucapkan salam. Tapi tak ada yang keluar. Nyai Nafiqah kembali mengucapkan salam beberapa kali, Kiai Kholil tak juga keluar menemuinya.
Setelah agak lama menunggu, Kiai Kholil akhirnya muncul, Tapi sekedar melongokan kepalanya di daun pintu. Dan menanyakan siapakah gerangan tamunya itu.
"Saya Nafiqah, istri Kiai Hasyim Asy'ari," jawab Nyai Nafiqah seperti dikutip dari buku 'Biografi Kiai Kholil Bangkalan: Surat Kepada Anjing Hitam'.
Setelah mengetahui identitas si tamu, alih-alih mempersilakan masuk, Kiai Kholil justru marah dan memerintahkan Nyai Nafiqah agar berdiri di halaman, di bawah guyuran hujan. Nyai Nafiqah hanya menurut meski tak tahu maksud di balik sambutan aneh Kiai Kholil tersebut.
Advertisement
2. Kisah Gus Dur Sering Digoda Hantu Istana
Setelah dilantik sebagai Presiden ke-4 Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur terobsesi tinggal di rumah keluarga di Taman Amir Hamzah, Matraman, Jakarta Timur. Karena masalah keamanan akhirnya Gus Dur tinggal di Istana Merdeka.
Ada kisah menarik ketika Gus Dur beserta keluarga pindah ke Istana. Mereka diberhentikan di pintu masuk dan diberitahu harus bernegosiasi dengan hantu Istana.
Istana diyakini ada hantunya, terutama kamar di ujung ruang utama yang dibuka setahun sekali. Ruangan tersebut sebagai tempat penyimpanan bendera pusaka.
Keangkeran Istana ini dibenarkan oleh putri Gus Dur, Yenny Wahid. Bahkan, ayahnya beberapa kali digoda oleh makhluk halus Istana.
"Istana memang seram. Ada beberapa ruangan yang tidak nyaman," kata Yenny seperti dikisahkan dalam buku 'Mata Batin Gus Dur' karya Imam Anshori Saleh, dikutip dari merdeka.com, Sabtu (9/9/2023).
"Bapak sering, lagi duduk di kursi, eh, tiba-tiba kursinya goyang sendiri. Lalu Bapak mendehem, 'Wis aku ngerti kowe ono, ojo ganggu aku ya (Sudah, saya tahu kamu ada, jangan ganggu saya, ya). Kamu di duniamu, saya di dunia saya sekarang," kata Yenny menirukan ucapan Gus Dur.
3. Humor Gus Dur Jawab Pertanyaan Anak 14 Tahun tentang Hantu
Selain dikenal sebagai Presiden ke-4 Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) diyakini sebagai wali. Ia adalah ulama Nahdlatul Ulama (NU) yang sangat dihormati terutama oleh kalangan Nahdliyin.
Gus Dur menjalin silaturahmi ke berbagai kalangan. Pejabat, kiai, santri, muslim dan nonmuslim, rakyat biasa, bahkan dengan orang yang tak beragama sekali pun.
Cucu Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari ini juga sering bertemu dengan orang dari berbagai latar belakang profesi, budaya, dan suku baik di dalam maupun luar negeri. Tak pandang umur, orang tua dan anak-anak pun dapat berkomunikasi dengannya.
Suatu hari, Gus Dur kedatangan salah satu temannya beserta putrinya. Adalah Greg Barton, profesor di Monash University, Australia yang bertujuan menengok Gus Dur di rumah sakit.
Di hadapan Gus Dur, anak Greg Barton bernama Hana yang berusia 14 tahun bertanya soal hantu. Dengan penuh humor, Gus Dur menjawab dan menceritakan pengalamannya.
“Gus Dur apakah hantu itu ada?” tanya Hana, dikutip dari laman NU Online, Sabtu (9/9/2023).
Advertisement