Liputan6.com, Jakarta - Cukup banyak surah Al-Qur’an yang menggambarkan kengerian hari kiamat. Pada hari itu, mulut-mulut dikunci sehingga tidak bisa berbohong.
Advertisement
Baca Juga
Garangan Jangan Salah, Bisa Disemprot Soimah Seperti Jebor, Sebutan Bu Nyai dan Ning oleh Gus Iqdam Maksudnya Ini
Gus Faiz Sebut Gus Iqdam Waliyullah Lewat Isyarat Mimpi, Bagaimana Perspektif Islam tentang Bunga Tidur?
Tatkala Binatang Dikumpulkan di Padang Mahsyar Usai Kiamat, Maka Ini yang Akan Terjadi
Advertisement
Tangan dan kaki menjadi saksi atas amal perbuatannya semasa hidup di dunia. Demikian gambaran kengerian hari kiamat dalam Surah Yasin ayat 65.
Hal ini yang disampaikan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar.
Ia menjelaskan bahwa pada hari kiamat, Allah mentakdirkan tangan dan kaki berbicara, sementara mulut dikunci, mereka menjadi saksi atas perbuatan maksiat yang manusia lakukan.
Simak Video Pilihan Ini:
Mulut Dikunci, Tangan-Kaki Jadi Saksi
Lantas ia menyitir salah satu ayat Al-Qur’an yang menggambarkan dahsyatnya peristiwa ini, yakni Surah Yasin ayat 65.
Dalam ayat ini diterangkan bahwa tangan dan kaki menjadi saksi sehingga manusia tidak bisa berbohong.
“Qur’an menyatakan, Surat Yasin ayat 65, Al-yauma nakhtimu 'ala afwahihim wa tukallimuna aidihim watasyhadu arjuluhum bima kanu yaksibun. (Pada hari kiamat Allah menutup, Allah kunci mulut-mulut mereka, di hari itu mulutnya sudah nggak bisa bicara),” kata Kiai Miftach via NU Online pada Jumat (01/12/2023).
Kiai Miftach menjelaskan bahwa Allah mentakdirkan pada hari kiamat, tangan dan kaki bisa berbicara, bahkan seluruh anggota badan, lalu bercerita dibuat apa saja dan ke mana saja selama hidup.
Advertisement
Dijelaskan Juga dalam Surat An-Nur
Gambaran serupa juga dijelaskan dalam surah An Nur ayat 24 yang menjelaskan bahwa tangan dan kaki manusia akan memberikan kesaksian atas perialkunya di dunia.
“Bahkan juga diperkuat Surat An-Nur ayat 24: Yauma tasyhadu 'alaihim alsinatahum wa aidihim wa arjuluhum bimaa kaanuu ya'maluun," terangnya.
(Di hari mulut-mulut mereka akan bersaksi memberatkan mereka, tangan-tangan mereka juga bersaksi, kaki-kaki mereka juga bersaksi),” terangnya.
Pengasuh Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya ini menambahkan, bukan hanya anggota badan saja yang bersaksi di hadapan Allah. Tetapi, tanah yang diinjak untuk melakukan kemaksiatan juga akan bersaksi.
Tanah Jadi Saksi
“Bahkan tanah yang kita injak, kita tempati melakukan maksiat juga akan bersaksi nanti, tempat mana saja yang kita gunakan melakukan kemaksiatan akan bersaksi. Mulut sudah dikunci, semua ngomong sendiri-sendiri, mata ngomong, hidung ngomong, telinga ngomong, kaki ngomong, tempat yang pernah digunakan ngomong,” terangnya.
Akan tetapi, menurut Kiai Miftach, jika bertaubat maka semua saksi-saksi yang menyaksikan perbuatan-perbuatan maksiat saat hidup di dunia akan dibuat lupa oleh Allah.
“Karena taubat kepada Allah, semua saksi-saksi yang menyaksikan perbuatan-perbuatan di saat hidup di dunia ini dilupakan oleh Allah. Anggota nanti yang akan bersaksi itu tangan, kaki, mata semuanya dilupakan oleh Allah, karena pertaubatan,” jelasnya.
“Sehingga ketika sowan kepada Allah tidak ada satupun yang menyaksikan perbuatan-perbuatan kita, kenapa? Karena Allah cinta kepada mereka yang mau tobat, berapapun dosanya mau tobat, Allah cinta. Cinta Allah tadi semua yang akan membuat saksi yang memberatkan dilupakan oleh Allah,” pungkas Kiai Miftach.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Advertisement