Liputan6.com, Jakarta - Kebahagiaan seseorang bermacam-macam ukurannya. Ada salah satu jemaah Gus Iqdam yang bahagia meski sebenarnya ia sedih, lantaran ia terpisah dari rombongannya saat berangkat, bahkan kendaaan berupa truck yang mengangkutnya malam itu sudah entah dimana keberadaannya.
Namanya Bu Doktini, ia turut menghadiri pengajian yang mengundang pengasuh Majelis Ta'lim Sabilu Taubah ini sebagai pembicaranya. Ia datang berjubel dengan truk bersama puluhan orang.
Advertisement
Baca Juga
Sebenarnya bepergian menggunakan dengan truk seperti ini tidak dibenarkan, karena kendaraan ini pengangkut barang, bukan manusia. Apa lacur, ini sudah jadi kebiasaan, sulit ditertibkan.
Saat dialog Bu Doktini ini mengaku ia bersebelas menggunakan truk saat datang ke pengajian Gus Iqdam di Bojonegoro. Dia sengaja berangkat siang pukul 14.00 WIB dari rumahnya, agar bisa dapat tempat paling depan, dan langsung menyaksikan sang idola dari dekat.
"Nitih trek, sak trek tiang sewelas, budhal jam kalih siang, pados nggen supados semerep gus, semerep Njenengan Gus Iqdam," kata Bu Doktini.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Pisah Rombongan, Siap Nginep di Masjid, Pulang Esoknya
Sebelum maghrib, ia dan rombongan sudah sampai lokasi pengajian. Lucunya, Bu Doktini tidak tahu sama sekali keberadaan kendaraan yang ia tumpangi saat berangkat, kemungkinan HP juga tidak bawa, sulit untuk menghubungi rekan seperjuangannya.
Saat ditanya di mana kendaraan yang membawa dirinya. Ia mengaku tidak tahu, jika dirinya saat itu pisah dengan rombongan. Jawaban mengejutkan saat berpisah dengan rombongan, ia siap nginap di masjid dan pulang besok paginya, naik kendaraan umum.
"Duko, kulo pisah kalih konco kulo, nek kulo pisahan kalih rencang badhe nginep teng mesjid, ngenjang nembe wangsul numpak colt," kata Bu Doktini, seperti diunggah TikTok @WONG PUSAT.
Ketinggaan truk, ketinggalan rombongannya, demi pengajian. Pulangnya hendak menginap di masjid, baru pulang setelah pagi menjelang menggunakan kendaraan umum. Gus Iqdam memandang Bu Doktini sebagai seseorang yang ikhlas di jalan Allah. Keikhlasan inilah yang disanjung Gus Iqdam.
Advertisement
Gus Iqdam Mengakui Bu Doktini Suhu
"Bu Doktini iki tulus tenan, jian dekengane pusat tenan, treke mulih ra popo los, penting ngaji, ampun suhu, ngapunten, kulo nyerah kalih sampeyan," ujar Gus Iqdam.
Ternyata Bu Doktini mengaji bukan hanya sekali ini saja. Dia sudah berkali-kali ngaji.
Uniknya, dia juga tak berfikir bagaimana ia berangkat bagaimana ia pulang. Ia rela naik ojek atau kendaraan lainnya.
Bahkan ia sering numpang kendaraan orang lain saat pulang ngaji. Selalu ada saja orang baik di sekitarnya yang memberikan tumpangan.
"Lho iki wong jujur yo olih rokhmate Gusti Allah, enek wae ndilalah. Dalanne enek wae," ujar Gus Iqdam, yang kurang lebih artinya, begini jika seseorang dapat rahmat Allah, mak ada saja jalan keluarnya.
Sebagai pemburu pengajian, ternya pekerjaannya hanya sebagai buruh masak di rumah-rumah orang saat hajatan. Meski demikian, ia layak dijuluki pemburu pengajian, karena ia rela pergi jauh untuk ngaji.
Dalam obrolannya dengan suami Ning Nila, ia mengaku menjadi tulang punggung keluarga, meski usianya menjelang senja. Suaminya masih ada, namun yang lebih banyak mencari uang dirinya.
Suaminya bekerja yang ringan, seperti menyapu, cuci piring dan lainnya. Dalam pengakuannya yang membuat tawa, ia mengaku sangat sayang sama suaminya, sehingga ia ingin memanjakkan suaminya.
Bentuk apresiasi Gus Iqdam, atas keikhlasan Bu Doktini, malam itu ia mendapatkan uang Rp1juta. Sebuah angka yang fantastis bagi Bu Doktini. Dia sampai histeris mendapat uang tersebut.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul