Liputan6.com, Jakarta - Bagi sebagian orang definisi kaya adalah berlebihnya harta dan benda. Bahkan beberapa waktu ini banyak orang kaya baru (OKB) di media sosial yang suka sekali pamer kekayaan dan hartanya alias flexing
Cara bermacam-macam, dengan mobil mewah bagi-bagi uang dan sebagainya, atau mereview bagian-bagian tertentu rumahnya yang super mewah. Ada pula yang hobi pamer perhiasan.
Apakah seperti itu kaya menurut Gus Iqdam? Ternyata bagi Gus Iqdam konsep kaya bukanlah seperti itu.
Advertisement
Gus Iqdam dalam salah satu unggahan video yang diunggah oleh akun TikTok @Gus Kib menyebutkan, mengenai konsep kaya oleh Gus Iqdam, konsepnya begitu singkat, pada dan jelas.
"Yang namanya kaya bukanlah dengan memiliki banyak harta," kata Gus Iqdam, suami Ning Nila ini.
"Akan tetapi, kaya adalah hati yang selalu merasa cukup," kata Gus Iqdam.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Bagaimana Menjadikan Diri, Sosok yang Merasa Cukup?
Dalam video singat tersebut ia pun mendoakan jemaah yang hadir dalam pengajian agar diberi hati yang selalu cukup.
"Mugo-mugo awake dhewe kabeh dikei cukup karo Gusti Allah, Aamiin Alohuma, amiin," ujarnya.
"Sing tenang, sabar, sing rileks insya Allah uripe panjenengan barokah," tandas Gus Iqdam.
Untuk diketahui, hati yang cukup (qanaah) dalam Islam mencerminkan suatu keadaan dimana seseorang merasa puas dan bersyukur dengan apa yang telah diberikan Allah, tanpa terus-menerus mengejar keinginan dan kekayaan dunia yang tidak terbatas.
Hati yang cukup dalam Islam adalah sikap batin yang menciptakan keseimbangan dan kedamaian, di mana individu merasa puas dengan nikmat dan takdir Allah, tanpa merasa terbebani oleh keinginan tanpa henti.
Dalam Al-Qur'an, konsep qana'ah banyak disebutkan, dan surat Al-Baqarah (2:261) memberikan gambaran tentang sikap yang diharapkan terhadap harta benda dan kekayaan. Ayat tersebut menekankan bahwa amal kecil yang dilakukan dengan ikhlas lebih baik daripada amal besar yang diiringi oleh sikap riya atau keinginan berlebihan. Sikap qana'ah mengajarkan umat Islam untuk menjalani kehidupan dengan penuh syukur dan keikhlasan.
Advertisement
Hati yang Selalu Merasa Cukup dalam Islam
Hati yang cukup dalam Islam juga mencakup aspek pengendalian diri dan keberanian untuk menolak godaan keserakahan. Nabi Muhammad SAW mengajarkan umatnya agar tidak terlalu mengikuti keinginan duniawi yang tidak terbatas.
Dalam hadis, beliau menyatakan bahwa "Harta yang baik adalah harta yang dimiliki oleh orang yang qana'ah" (HR. Bukhari dan Muslim). Ini menunjukkan bahwa hati yang cukup akan membimbing individu untuk menghargai dan memanfaatkan harta benda secara bijaksana.
Hati yang cukup juga mencakup pemahaman tentang kekayaan sejati, yaitu kekayaan spiritual dan kebahagiaan batin. Islam menekankan bahwa kekayaan materi hanyalah sarana untuk mencapai kesejahteraan dan memberikan manfaat kepada sesama.
Sikap qana'ah mengajarkan untuk tidak terlalu terpaku pada harta benda, melainkan lebih memprioritaskan kekayaan yang bersifat abadi di akhirat.
Secara keseluruhan, hati yang cukup sesuai dengan ajaran Islam adalah hati yang merasa puas dan bersyukur dengan takdir Allah, menerima nikmat-Nya dengan hati yang ikhlas.
Konsep ini mengajarkan umat Islam untuk menjalani kehidupan dengan penuh rasa syukur, mengendalikan keinginan duniawi, dan memahami makna kekayaan sejati yang bersumber dari ketakwaan dan kebaikan hati.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul